Siang ini, Jieun memanfaatkan waktu senggangnya dengan menikmati semilir angin dirooftop rumah sakit. Sudah seminggu wanita cantik itu dalam kondisi hati yang tidak baik, untungnya pekerjaan dapat mengalihkan sedikit atensinya terhadap masalahnya.
Jika ditanya kemana kekasihnya, untuk saat ini Jieun menghindarinya. Wanita itu membutuhkan waktu untuk menata hatinya dan membuat pikirannya jernih sehingga dapat mengambil keputusan. Keputusan untuk hidupnya.
Disela melamunnya tiba-tiba ponsel Jieun berdering, dirogohnya kantong jas dokternya dan menemukan notifikasi dari seseorang yang sangat diluar dugaannya Gong hyo jin, ibu Jungkook.
Siang Jieun, apa ada acara malam ini ?? Datanglah ke rumah pukul 7 malam ini. Paman tampanmu rindu katanya sudah lama tak tak bertemu dengan tuan putri kesayangannya. Kami menunggumu sayang.
Jieun sampai berkedip beberapa kali untuk memastikan penglihatannya. Sejak kapan ibu Jungkook berbicara hangat padanya ? Sayang ??? Apakah matahari terbit dari barat ?
Namun Jieun tetaplah Jieun, orang yang selalu berpikir positif dan disinilah dia sekarang, berdiri dipelataran rumah besar keluarga Jeon. Sesungguhnya wanita cantik ini sedikit ragu apakah dia datang diwaktu yang tepat, karena dihalaman rumah itu berjejer beberapa mobil mewah. Bisa dipastikan bahwa keluarga Jeon memiliki tamu lain selain dirinya.
Saat tiba disana asisten keluarga Jeon mengarahkan Jieun keruang keluarga dimana dirinya diminta menunggu sebentar karena pemilik rumah masih menjamu tamunya. Sejak awal Jieun telah meminta untuk ditaman belakang saja, namun sang asisten keluarga bersikeras atas perintah nyonya rumah meminta wanita cantik itu untuk menunggunya disitu.
Alhasil Jieun harus duduk menunggu sambil mendengar percakapan tuan rumah dan tamunya. Sungguh JIeun merasa tidak nyaman karena dirinya seperti sedang menguping saja. Awalnya wanita cantik itu berusaha abai, namun suara-suara itu mulai mengusiknya karena begitu familiar dipendengarannya. Pada akhirnya Jieun tahu bahwa yang berada dibalik room divider adalah keluarga Kimura, namun yang lebih membuatnya shock adalah isi percakapan mereka.
"Bagaimana kandunganmu Sana ? Apa cucu kami membuatmu susah ??", tanya nyonya Jeon.
Jantung Jieun berdetak tak konsisten. Sana hamil ?? Dan kenapa ibu Jungkook menyebut itu cucunya ?? Bogum tak pernah dianggap wanita itu sebagai bagian keluarga Jeon. Apa mungkin ????
"Tidak imo, dia tidak rewel", jawab Sana sambil mengelus perutnya yang udah sedikit menonjol.
"Astaga sudah berapa kali kukatakan kamu harus memanggilku eomeoni. Kamu adalah ibu dari cucuku dan tak lama lagi menjadi istri dari putraku Jungkook", ujar sang nyonya rumah dan direspon Sana dengan senyum sungkan.
Tampak keluarga Kimura turut berbahagia mendengarnya, itu artinya Sana diterima oleh keluarga ini. Sungguh sangat berbeda dengan Jieun, sekujur tubuhnya bergetar hebat, air matanya jatuh tanpa bisa dibendungnya. Ternyata inilah jawaban atas ketidaknyamannya selama ini. Kebohongan Jungkook Jieun tahu karena siapa, namun tak terpikirkan akan sejauh ini.
Kembali wanita cantik itu teringat akan ucapan Sana ketika dirumah sakit bahkan sempat menamparnya. Ucapan yang yang disangkalnya mati-matian jika Jungkook bukan tipe manusia seperti itu.
"Kamu layaknya mainan yang diidamkan Jungkook sejak lama, namun pada akhirnya dia akan bosan, kalian sangat berbeda dan standarmu terlalu tinggi Jieun. Kamu bisa merebutnya sekarang, namun pada akhirnya Jungkook akan kembali padaku, rumahnya".
Bukan standar Jieun yang terlalu tinggi tapi kalian yang terlalu rendahan.
"Jangan, jangan sekarang", batin Jieun sambil memukul dadanya yang terasa sesak dan berusaha mendiamkan kakinya yang masih tremor. Wanita cantik itu tampak menyedihkan, duduk sendirian berusaha menguatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Slow Update)
FanfictionKetika masih ingusan kupikir aku mengalami masalah pada kinerja jantungku, tapi seiring waktu aku tahu alasannya, dan mutlak si biang kerok kutandai sebagi milikku. Milikmu ??? Bermimpi saja dirimu, aku adalah milik diriku, kamu bukan siapa-siapa. ...