Berdiri didepan salah satu gedung pencakar langit terbaik di Seoul dan hanya menatapnya saja itulah yang dilakukan Lee Jieun sejak 10 menit yang lalu. Wanita cantik itu tampak gamang antara masuk dan bertemu seseorang didalam sana atau pulang. Setelah menarik napas panjang wanita itu memantapkan hatinya melangkah kedalam bertemu dengan resepsionis yang melihatnya laksana sensor dengan tatapan tak yakin.
Jieun tidak mempermasalahkannya karena sadar sepertinya dia salah kostum. Ini gedung kantor dan outfitnya terlalu santai, apalagi dirinya hendak bertemu bigbos. Sang resepsionis kemudian memberi nametag pengunjung dan mempersilakan Jieun menuju lantai dua belas.
Sesampai disana Jieun bertemu wanita cantik semampai yang menyambutnya ramah, sekretaris Jeon Jungkook. Sebelum bertolak ke pulau, Jieun ingin bertemu pria tampan itu mengucapkan terima kasih, karena tanpa pertolongannya bisa dipastikan Chani si ABK itu berakhir cacat sekarang. Jungkook mungkin melakukan ini sebagai bentuk tanggung jawab pemilik boat, tapi Jieun sangat mengapressiasinya.
"Jieun ??"
Merasa terpanggil JIeun yang sedang duduk dikursi tamu menengadah dan mendapatkan seorang pria paruh baya menatapnya speclees.
"Paman tampan ??", panggil Jieun tanpa sadar membuat sekretaris Jungkook sedikit kaget karena panggilan tak biasa Jieun pada ayah bosnya.
"Kenapa kamu bisa disini sayang ? Hendak bertemu Jungkook ??", pertanyaan tuan Jeon hanya dibalas Jieun dengan wajah kikuk. Semua penghuni Korea jika mengetahui kisah klasik Jungkook - Jieun mungkin berpikir matahari terbit dari barat, Jieun tidak akan pernah mendatangi Jungkook. Kecuali pria itu mencari gara-gara dengan salah satu temannya atau sesuatu membuatnya berang. Tuan Jeon tentu saja berharap putranya meninggalkan kebiasaan lamanya hanya sekedar menarik perhatian Jieun.
"Ayo masuk...", ajak tuan Jeon dan memimpin jalan ke ruang kerja anaknya diikuti Jieun dengan ekspresi sungkan.
"Sekertaris Moon apa kamu tahu siapa wanita cantik ini ??", tanya tuan Lee yang dijawab sekretaris Jungkook dengan gelengan kepala, karena memang belum pernah bertemu dengan Jieun sebelumnya. Tapi melihat bagaimana ayah bosnya memperlakukan wanita cantik itu, dan bagaimana wanita itu memanggil ayah bosnya hubungan mereka pasti sangat dekat, bahkan Sana kekasih Jungkook tidak pernah diperlakukan demikian.
"Dia adalah anak bungsu tuan Lee Jin Wook", jawab tuan Jung yang membuat sang sekretaris tidak dapat menutupi keterkejutanya dan menunduk hormat sekaligus meminta maaf takut-takut jika ada sikapnya menyinggung Jieun.
"Tidak apa jika kamu tidak mengenalku sekretaris Moon karena aku anak terhilang keluarga Lee", kelakar Jieun dan menghentikan sikap Moon Ga-young yang dianggapnya terlalu berlebihan, sungguh Jieun ingin diperlakukan biasa saja.
"Jangan tertipu dengan penampilannya yang tampak bak anak sekolahan, dia adalah dokter hebat lulusan USA. Anak gadisku memang yang terbaik", ucap tuan Jeon bangga.
Moon Ga-young dibuat terpana dengan penjelasan tuan Jeon, diawal pertemuan mereka memang sekretaris itu sempar berasumsi Jieun adalah gadis belia, sehingga sempat terlintas pikiran negatif bahwa bosnya seorang pedofil. Harus wanita itu akui bahwa Jieun terlihat berbeda dengan para wanita yang menggilai Jungkook, Jieun tampak sangat sederhana untuk ukuran anak orang berpengaruh di negri ginseng, apa adanya dan tidak dibuat-buat.
Jieun menghabiskan waktu hampir empat puluh lima menit berbincang hangat dengan tuan Jeon. Dimata Jieun pria itu masih sama, sosok hangat, penuh cinta dan tetap tampan walau usianya yang tak lagi muda. Perbincangan dengan tuan Jeon sangat lah menyenangkan, namun harus berakhir begitu pintu terbuka dan seorang pria tampan dengan aura kuat memasuki ruangan itu, Jeon Jungkook.
Tuan Jeon kemudian berpamitan pada Jieun, memeluknya hangat, menghampiri Jungkook dan menepuk pundaknya singkat sambil berbisik. "Perlakukan Jieun dengan baik Jung, appa menyayanginya".
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (Slow Update)
Fiksi PenggemarKetika masih ingusan kupikir aku mengalami masalah pada kinerja jantungku, tapi seiring waktu aku tahu alasannya, dan mutlak si biang kerok kutandai sebagi milikku. Milikmu ??? Bermimpi saja dirimu, aku adalah milik diriku, kamu bukan siapa-siapa. ...