Bab 17.

14.3K 840 23
                                    

Afin dan Kevin sekarang ini sedang duduk berdua di kasur kamar Kevin sambil mabar Game online. Jika di rumah Kevin mereka memang sering mabar karena Wifi di rumah Kevin itu lancar tidak terkira.

"Bangsat, ini Miya kok beban!." Afin kalok menuju tanda tanda kalah, pasti toxic terus. Kevin juga gitu /senyum tertekan.

"Apaan ini?! Lo juga beban anjing, sama aja. Gausah ngatain orang lain ya!." Kevin berucap sambil terus menekan tombol di hp nya.

"Alah bacot lu!."

"Ini anjing alpha serang , lo kok misah dari gue sihh?!."

"HEH KALIAN! GAUSAH NGOMONG KASAR MULU!." Teriakan ibu Kevin dari luar membuat mereka berdua saling melirik lalu hening sesaat di ruangan itu. Tapi mungkin tidak bertahan lama.

Tiba tiba saja terdengar suara 'Defeat' Dari Hp mereka berdua.

"Kontolll! Rank gue turun lagi AAAAA!." Afin mengacak rambutnya frustasi.

Dia ini masih epic, mau naikin ke legend aja susahnya nauzubillah himindaliq. Huhuu. Bolak balik epic 1 turun ke epic 2.

"Elo sih pin, beban!." Afin menyalahkan kevin yang juga sama sedihnya dengan Afin. Udah mau legend, tapi turun lagi gara gara kalah.

"Heh! Lo juga beban ya, aamon gue itu ga pernah jadi beban!."

"Hihhh gemes deh!." Afin menjambak keras rambut kevin sampai Kevin mengaduh kesakitan.

"Sakit sat!." Kevin menaboki pelan lengan kecil afin sambil berusaha melepaskan tangan afin yang menjambak rambutnya.

Sialan, Afin tidak berhenti juga dan malah tertawa keras melihat kevin yang tersakiti. Kevin tidak bisa tinggal diam jika begini caranya.

Kevin dengan sekuat tenaga meremas tangan afin sampai afin meringis kesakitan sambil mengaduh. Lalu dia melepaskan tangan afin dari rambutnya yang wangi itu.

Dia mengunci kedua tangan afin dengan tangan nya sendiri.

"Ihh lepasin! Sakit tau!." Afin mencebikkan bibirnya sambil terus mengaduh kesakitan. Kevin ini kalo beneran tenaganya ga main main loh, tapi kan tadi niatnya si Afin main main doang.

"Apa lo?! Gabisa bergerak kan?."

Kevin mendorong afin sampai terbaring di kasur empuk miliknya yang sudah sering ia tiduri dari kecil bersama afin. Mereka memang bukan tetangga, tetapi rumah mereka tidak cukup jauh.

Masih dengan mencekal tangan afin, kevin mengarahkan tangan itu ke atas kepala afin. Jika saja ada tali ...

Kevin mengungkung tubuh afin di bawahnya sambil menatap afin dengan tatapan yang tidak biasa. Tatapan yang selalu afin hindari, tatapan yang membuat jantung nya berdetak lebih cepat.

Tatapan apalagi kalo bukan tatapan mesum dari Kevin.

"B-bangsat! Mau ng-ngapain lo?." Afin bertanya sambil berusaha tidak menatap kevin.

"Kenapa gugup? Hm?." Kevin memopang tubuhnya dengan tangan sebelahnya, sedangkan yang satu masih memegang tangan afin. Mungkin tangan afin sudah memerah sekarang ini.

"Gausah sok keren gitu deh lo!." Afin mengatai Kevin sambil terus menghindari tatapan kevin.

"Kenapa ga liat mata gue terus?." Kevin bertanya sambil terus mendekat kan wajahnya.

"Ih apaansih deket deket!." Ahaha, Kevin ini memang sangat suka menggoda afin.

Dengan tidak sengaja, kejantanan mereka berdua saling bergesekan membuat senyum Kevin luntur lalu mereka berdua saling menatap satu sama lain. Tatapan kevin pun menjadi berubah menjadi panik.

"Epin, ngaceng lagi ya lo?. Kenapa sih lo tu sering banget ngaceng!." Afin menghina kevin dengan sedikit tawanya. Padahal aslinya dia sendiri merasakan sesuatu yang berbeda.

Kevin melepaskan cekalan tangan afin lalu menopang tubuhnya dengan kedua lengan kekarnya.

"Kalo gue ngaceng kenapa? Mau tanggung jawab lo?." Kevin kembali menatapnya dengan tatapan nakalnya. Kenapa kevin selalu seperti ini,huh . Bikin afin meleleh saja!.

"E-engga lah!."

Tatapan kevin beralih ke bibir pink afin, lalu tiba tiba senyum miringnya tercetak jelas.

"Lo... Gausah natap bibir gue kaya gitu ya pin..." Afin sudah was was ini, dia takut jika kevin akan melakukan sesuatu kepada--

Cup!

Kevin mengecup bibir Afin lalu menarik tengkuk afin untuk memperdalam ciuman mereka. Sedangkan afin sendiri membulatkan matanya, Kevin ini ga ngasih aba aba dulu!.

Tapi lama kelamaan afin menikmati ciuman itu dari kevin. Bibir Kevin ini tebal, enak di rasakan.

Clup!

Kevin melumat bibir bawah afin dengan sangat brutal. Bibir afin ini kenapa selalu manis ??

"Enghh, ud-udahh ." Afin berusaha berbicara di tengah tengah ciuman mereka. Dia takut jika tiba tiba orang tua Kevin masuk.

Plup.

Kevin melepaskan ciumannya lalu mengusap bibirnya sendiri lalu beralih ke bibir afin yang penuh air liur, entah itu milik siapa.

"Mau lagi dong pin, sepongin sekalian kalo boleh!." Ujar kevin dengan semangat. Lalu afin segera beranjak dari kasur setelah berhasil mendorong badan kekar Kevin. Dia berlari kecil untuk keluar dari kamar. Takut di perkaos.

"Coli lagi, Coli lagi, au ah gelap!."
































Akwh mw teman yanhh asikk donhh kidsss😍😞👋👋

Hehehehe vote dong kakaaa‼️💟

Ketos Mesum [BxB] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang