Bab 23.

17.8K 1K 19
                                    

Sang CEO mulai memasukkan tangannya ke lubang anal milik seorang lelaki yang di kungkung di bawahnya yang sudah telanjang bulat itu.

Kevin sedari tadi menggeram menahan nafsunya yang sudah setinggi langit. Untung penis nya yang tegang tertutup dengan selimut yang menutupi dirinya.

Afin pun juga, Rasanya 'itu' nya ikut berdiri. Juga jangan lupakan lubang nya yang juga berkedut merasa aneh.

Merasa aneh dalam diri mereka masing masing, akhirnya mereka saling menatap kembali.

Pandangan mereka terkunci. Lalu perlahan kevin mendekatkan wajahnya ke wajah afin yang sangat menahan sesuatu itu.

Kevin sudah tidak tahan lagi, sialan. Desahan dari layar yang cukup besar di depannya ini membuat nafsu nya semakin menaik.

'Cup'

Kevin mencium bibir afin dengan kasar, afin memegang tengkuk kevin dengan kedua tangannya lalu mengusapnya dengan sensual. Hal itu semakin menaikkan libido sang kevin.

Afin tidak menolak sama sekali kali ini, malah ikut melumat kembali dengan sangat kasar. Sepertinya mereka berdua memang sudah di selimuti nafsu.

Hanya karna afin yang melihat tubuh atletis sang lelaki CEO itu, entah sejak kapan ia menyukai tubuh lelaki dominan. Sedangkan kevin hanya karna mendengar desahan merdu itu.

"Enghh." Afin mendesah tertahan saat kevin bermain lidah dengan nya.

Kevin melepas ciumannya, menatap wajah memerah milik afin selama 3 detik lalu kembali menciumnya. Mencium pipi afin sebentar dengan jilatan kecil.

Lalu beralih turun ke leher jenjang milik afin. Leher putih mulus itu, ah idaman kevin sejak dulu.

Ia membuat tanda disana, sangat hebat pikirnya.

"Ahhh--janganhh gigithh, eunghh-." Afin memegangi kepala kevin yang fokus menjilati lehernya sambil membuat tanda yang indah. Rasa nya nikmat sekali.

Kevin mendongak sebentar menatap afin sambil berucap, "Leher lo manis rasanya." Lalu kembali menunduk untuk melanjutkan ciumannya.

Ia membuka kaos Afin dari bawah, diangkat sampai atas dada. Lalu ia bisa melihat dada afin dengan sebuah tonjolan warna pink kecoklatan itu.

Tanpa basa basi, ia meraup benda yang menonjol itu sambil terus menjilatinya. Kedua tangan nya tidak diam.

Tangannya yang satu ia gunakan untuk mengelus penis kecil afin yang tengah berdiri sambil sesekali meremasnya.

Afin mendongakkan kepalanya dengan mulut yang terbuka dan banyak mengeluarkan desahan.

Keringat bercucuran deras di wajah afin.

"Shhh--ahhh."

Kevin terus menerus meremas milik afin sampai afin mendesah ke nikmatan.

Jika ibunya di depan kamar, pasti sudah sangat terdengar.

Ciuman kevin semakin turun, beralih menciumi perut mulus milik afin, sampai dimana mencium kejantanan milik afin.

"Cih, kecil." Ujar kevin sambil tersenyum miring menatap afin yang wajahnya sudah sangat memerah. Kevin hanya menciumi penis afin dari luar celana, tetapi rasanya sangat kecil.

"Bacothh! Segede apa emang punya lu?." Muka afin seperti menantang sang kevin yang sudah beberapa kali mengejek miliknya kecil itu.

"Hh, mau liat?." Kevin terkekeh pelan lalu mendorong afin sampai afin terbaring. Badan Afin saja sudah lemas saat ini, padahal belum apa apa.

"E-ee..." Nafas afin tercekat melihat Kevin membuka seluruh bajunya, memperlihatkan badan kekarnya di iringi otot otot idaman para lelaki. Sialnya, Milik afin tidak sebagus itu.

Ketos Mesum [BxB] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang