Bab 10.

19.2K 950 22
                                    

Saat sampai di arena balapan, sudah banyak orang yang menunggunya.

Brum~

Afin menghentikan motornya di depan mereka, lalu berjabat tangan untuk menyambut kedatangan afin.

"Bro, musuh gue siapa?." Tanya afin membuat mereka semua tersenyum. mereka kira, afin sudah tau siapa lawannya.

"Lawan lama lu, bro." Jawab rendi.

Deg!

Uhh. terputar lagi masa masa dimana ia balapan bersama orang ini hingga mengakibatkan kecelakaan. Afin tau, ini pasti dia .

Lalu keluar seseorang dari belakang kerumunan banyak orang itu.

"Hai apin, udah lama kita ga ketemu!." Orang tersebut dengan sok akrabnya berucap seperti itu. sebenernya jika bukan di arena balapan mereka bukan musuh tapi bukan juga temen. kek gimana sih? ya gitulah pokonya.

"Halo juga Agra." Balas Afin kepada orang yang bernama agra itu. Agra adalah Anak dari Bawahan ayahnya Afin. iya, ayahnya afin itu adalah Bos di perusahaan besar.

Agra adalah anak teman dari ibu kevin. Teman Keyla lebih tepatnya adalah ibu Agra. Orang tua agra bernama 'Citra putri Ramadhani' Dan 'Ahmad Agung Ginanjar saputra.' Mereka adalah teman dekat keluarga kevin.

Setelah kecelakaan yang di alami afin hubungan mereka perlahan menjauh. sampai akhirnya sekarang jarang sekali menghubungi satu sama lain. Oke, back to topik.

"Siap?." Tanya agra yang pastinya di angguki oleh afin

mereka memakai helm nya masing-masing guna menghindari luka apapun itu.

"1 2 3" Teriak seorang perempuan memakai baju kurang bahan itu. lalu di mulailah balapan yang di tunggu tunggu ini.

Mereka balapan di sebuah arena khusus yang di pesan oleh agra. Oh ya, mereka juga sudah membuat taruhan, yang kalah harus memberi uang kepada pemenang senilai 10jt.

Sekarang ini, Agra mendului afin. sedangkan afin tertinggal di belakang. Tetapi afin belum ada niat untuk menyelip Agra.

Agra melihat afin yang tengah fokus dari spion.

Akhirnya Setelah hampir mencapai finish, kurang lebih 50 meter lagi. Afin segera mendahului agra. pastinya agra kesal, tapi dia tidak ingin berbuat curang.

Sampai akhirnya, teriakan seseorang mampu membuat mereka berhenti.

"BANGSAT! AFIN BANGSAT! LO NGAPAIN ANJING!."

Deg!.

Iya,Afin tau, afin hafal itu suara siapa. ohh tidak!.

Ckitt!

Afin memberhentikan motornya bersamaan dengan Agra di belakang nya. Lalu Datanglah kevin yang mendekat ke arah afin yang masih memakai helmnya.

"Bangsat! turun lo!." Afin akhirnya melepas helmnya lalu turun dari motornya. Dan ia menatap kevin, tanpa ada rasa takut sama sekali. Sedangkan agra menjauh dari situ untuk ke tempat teman temannya. Dia takut terseret ke masalah ini.

"Lo ngapain ha?!." Kevin membentak afin dengan sedikit menunduk untuk melihat Afin yang lebih pendek darinya.

"Gue tanya bangsat! lo ngapain?! siapa yang ngijinin lo kayak gini!?." Kevin sekarang adalah, marah, khawatir, dan takut menjadi satu. Trauma nya ini masih belum hilang.

"APA LO?! NGAPAIN BENTAK BENTAK GUE ANJING?!." Afin pun sama dengannya dengan kevin, ikut membentak nya dengan mata yang memerah. Kevin menatap afin tajam

"Siapa yang ngijinin lo balapan ha?!." Afin terkekeh mendengar itu.

"Gue harus ijin sama lo gitu? ha? Lo siapa gue Anjing?!." Deg! jantung Kevin, ternyata selama ini Afin tidak menganggap nya Sahabat?.

"Gue sahabat lo bangsat, sahabat lo." mulut kevin sedikit bergetar saat melafalkan ucapan ini.

"Sahabat itu ga pernah ngekang, Ga pernah ikut campur urusan pihak lain yang lo anggap sahabat itu! sahabat ya sahabat, sahabat biasa. Paham gak sih lo!?."

"AFIN!." Kevin berteriak keras di depan wajah Afin. Afin menutup matanya, ia sedang menahan tangisnya.

"Apa sih mau lo? Orang tua lo udah ngewanti wanti lo supaya hal semacam ini ga terjadi lagi. Lo ga kapok sama masalah dulu? Bukan cuma orang tua lo Fin yang khawatir. Lo tau? GUE JUGA KHAWATIR BANGSAT, LO PAHAM GAK SIH ANJING?!." Akhirnya air mata kevin terlebih dahulu turun. Tapi setelahnya afin pun ikut menangis.

"T-tapi, gue juga mm-mau bebas, lakuin apa yang gue mau.." Afin mulutnya bergetar, dia sudah tidak berani menatap kevin seperti tadi.

"Haha, apakah itu juga yang bisa ngebuat lo celaka? ha? sekalipun itu buat lo celaka? IYA?!." Lagi, Kevin membentak nya lagi.

"Maaf hiks.. kevin ma-." Belum selesai mengucapkan ucapannya, kevin lebih dulu menciumnya. Kali ini berisi lumatan kasar, penuh emosi di dalam ciuman itu.

Mereka berciuman dengan kasar juga air mata mereka terus menerus turun.

Lama lama ciuman itu menjadi lebih tenang, penuh kasih sayang, juga ke khawatiran.

plup!

Kevin melepaskan Ciumannya lalu menatap afin, masih dengan mata yang berlinang air.

"Gue khawatir sama lo pin, lo ga tau seberapa berharganya lo di hidup gue... Maaf kalo gue tadi bentak lo, maaf." Mulut Kevin berkali kali melafalkan kata maaf sambil memegang tangan afin yang dingin karna angin malam.

"Kev.. maafin gue, gue.. gue-" Afin tidak melanjutkan ucapannya karna sebuah pelukan hangat dari kevin. Afin segera membalas pelukan hangat dari kevin, tidak kalah erat.

Kevin menyalurkan semua ke khawatiran nya terhadap afin melewati pelukan.

"Apin, gue khawatir sama lo ... maafin gue yang udah bentak lo.. Gue cuma gamau hampir kehilangan lo kayak dulu cuma karna kejadian seperti ini. Maaf, maaf karna--."

"Kev udah. Gue yang harusnya minta maaf, g-gue janji ga bakal ka-kaya gini lagi. Gue bodoh pin, udah mau Nerima tawaran balapan ini. Gue bodoh! gue ga mikirin-."

"Stt!." lagi lagi ucapan itu terpotong. Kevin melepaskan pelukannya dan meletakkan tangannya di bibir kenyal afin.

"Udah udah, tenang." Kevin mengelus pelan rambut afin sambil tersenyum tulus. senyum yang jarang di perlihatkan ke orang lain.

"Maafin gue yang bodoh ini, epin." Afin menunduk, Dia merasa bersalah juga pada akhirnya.

"Udah gausah minta maaf, gue juga salah karna terlalu ngekang lo, sedangkan gue bukan siapa si-."

"Stop! Lo itu sahabat gue, sahabat terbaik gue, yang selalu nyelametin hidup gue. Kev ..." Akhirnya mereka berpelukan kembali. Penuh kasih sayang di kedua pihak.

Afin juga kevin merasa bersalah satu sama lain. Kevin yang merasa bersalah tidak bisa menjaga afin dengan baik juga selalu mengekang afin. Sedangkan afin merasa bersalah karna tidak memikirkan orang di sekitarnya yang khawatir dengannya.

































Inpo bawang

Ketos Mesum [BxB] || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang