"sayang belum tidur?"
Krystal mengalihkan pandangannya ke arah ibunya yang baru saja keluar kamar. Dia sedari tadi masih terlihat mondar mandir di ruang tamu sambil menggenggam ponselnya.
"Belum bisa tidur."
Krystal terlihat berusaha menunjukkan senyumnya padahal ibunya tahu putrinya sedang tidak baik-baik saja sekarang.
"Istirahatlah, eomma temani. Daddymu pasti akan langsung menghubungimu begitu menemukan sesuatu."
Krystal menggeleng sambil memberikan senyuman tipisnya sebagai jawaban dari perintah ibunya.
Jangankan untuk tidur, untuk duduk saja dia rasanya sangat-sangat tidak tenang karena sampai sekarang dia belum mengetahui kondisi kekasihnya. Krystal bahkan tidak peduli dengan media yang terus memberitakan skandalnya begitu juga berita tentang hilangnya Irene.
"Hallo Daddy, bagaimana?"
Krystal terlihat terburu-buru saat mengangkat telfon ayahnya, dia hanya terdiam saat ayahnya menjelaskan semua hal yang di dapatkan ayahnya.
"Sekarang sudah jam setengah 3 pagi, aku bisa sampai di sana jam 4 pagi kalau mengebut. Daddy, aku tidak mau menunggu besok, aku mau berangkat sekarang."
"Sweetie, ini masih pagi buta, Eommamu tidak akan setuju kau berangkat kesana. Biarkan anak buah Daddy yang berangkat, kau di rumah saja."
Krystal mengalihkan pandangannya ke arah eommanya, lalu menekan tombol speaker di ponselnya.
"Eomma, biarkan aku berangkat, aku mohon."
Direktur Jung menghela nafas sambil menatap khawatir ke arah putrinya yang sekarang sedang memohon di hadapannya.
"Apa putri kita akan aman kalau dia ikut? Bagaimana kondisi disana?"
Direktur Jung masih menatap putrinya saat dia bertanya kondisi di lokasi kejadian kepada mantan suaminya.
Direktur Jung sangat yakin mantan suaminya tersebut sudah memerintahkan anak buahnya untuk memantau di lokasi kejadian.
"Aman. Pelaku ada sekitar 7 orang, anak buahku lebih dari cukup untuk mengatasi mereka. Bagaimana? Kalau kau izinkan, aku juga akan mengizinkan Krystal berangkat."
Direktur Jung kembali menatap putrinya dengan tatapan tidak tega, sedangkan Krystal hanya bisa menunjukkan tatapan memohon.
"Eomma izinkan tapi dengan syarat."
Direktur Jung menjeda ucapannya dan itu membuat Krystal menunjukkan ekspresi bersemangat seolah-olah dia setuju dengan apapun syarat yang diberikan ibunya.
"Eomma mau kau pulang dengan selamat tanpa ada luka sedikitpun."
Direktur Jung berkata dengan sangat tegas dan jelas yang langsung diiyakan oleh Krystal.
"Daddy sudah dengar? Aku akan berangkat kesana sekarang."
"Jangan berangkat sendiri. Pak Sam akan menjemputmu, bersiaplah dan jangan terluka! Daddy tidak suka melihat putri kecilku terluka"
"Daddy tahu kan kalau aku tidak pernah mengingkari janjiku?"
"Hati-hati. Sampaikan salam Daddy untuk calon menantuku"
Blushh.. pipi Krystal seketika bersemu merah saat Daddynya memanggil Irene dengan sebutan calon menantu, sedangkan eommanya seperti pura-pura tidak mendengar apa yang sedang mereka berdua bicarakan.
Sekitar 10 menit kemudian, ada 4 mobil sedan hitam berhenti di depan rumah Direktur Jung dan ada Pak Sam disana yang keluar dari mobil untuk menjemput Krystal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner
FanfictionKrystal, seorang dokter bedah sekaligus profesor muda, kembali bertemu secara tidak sengaja dengan cinta pertamanya sekaligus seniornya saat dia masih di bangku SMA, apakah kisah cintanya akan berhasil kali ini.