Krystal berlari memasuki IGD sebuah rumah sakit di kawasa dekat dengan gudang tempat Irene di culik.
“Ketua!”
“Dimana Irene?” Krystal terlihat tidak perduli ketika anak buah Daddynya memanggilnya dengan sebutan Ketua, yang ada di otaknya sekarang hanya Irene dan Irene.
“Baru saja masuk ke ruang rawat inap Ketua.”
Krystal segera melepas jaket hitam, topi dan maskernya lalu memberikannya kepada salah satu lelaki dengan setelan jas hitam rapi tersebut.
“Dokter maaf, pasien atas nama Irene bagaimana kondisinya?” Krystal menghampiri seorang dokter yang sedang ada di meja ruangan IGD.
“Maaf anda siapa?”
Dokter tersebut terlihat kikuk karena melihat Krystal di kawal oleh 3 orang dengan setelan jas hitam rapi.
“Saya walinya, saya seorang dokter di Hope Hospital”
Jelasnya sopan sambil menunjukkan kartu bukti bahwa dia pegawai di Hope Hospital.
“Kami sudah melakukan CT Scan dan juga USG karena badannya memar semua, kami sudah melakukan cek darah lengkap juga melakukan visum. Pasien kebetulan sudah sadar saat tadi kami membawanya ke ruang rawat inap dan kesadarannya baik. Luka yang ada di lehernya juga sudah kami bersihkan.”
Krystal menghembuskan nafas lega lalu segera berterimakasih kepada dokter tersebut dan segera pergi untuk menyusul Irene.
Krystal langsung di masuk ke ruangan rawat inap Irene, matahari sudah muncul saat itu karena jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.
Irene terlihat tersenyum saat melihat Krystal masuk di mana masih ada perawat yang terlihat memberinya suntikan obat.
“Saya permisi dulu.”
Pamit perawat tersebut kepada Irene lalu berjalan ke arah pintu dan berpamitan kepada Krystal yang ada di pintu masuk.
“Kemarilah.”
Panggil Irene lemah yang tentu saja membuat Krystal segera berjalan ke arah kekasihnya itu lalu menarik satu kursi dan duduk di samping ranjang Irene.
Irene yang sudah berganti pakaian bahkan sepertinya sudah dibersihkan tubuhnya dan juga rambutnya yang sudah di sisir terlihat lebih baik daripada saat Krystal menemukannya pagi tadi.
“Kau butuh sesuatu?”
Tanya Krystal lembut sambil menatap kekasihnya dengan tatapan sedih dan penuh penyesalan.
“I need you.”
Ucap Irene lirih sambil tersenyum berusaha untuk menggoda kekasihnya yang terlihat sangat khawatir dengan.
“Seonbaenim, jangan menggodaku di saat seperti ini.”
Ucap Krystal dengan tatapan memperingatkan Irene yang justru di jawab dengan tawa pelan dari Irene.
“Maaf ya jadi merepotkanmu.”
“Kenapa kau harus minta maaf? Ini bukan salahmu! Kevin menyukaiku dan aku tidak bisa bersamanya, jadi ini salahku karena membawa dia ke dalam kehidupan ku, harusnya aku yang minta maaf karena menjadikanmu korban.”
Krystal berusaha menjelaskan sambil menggenggam erat tangan kanan Irene dan sesekali mengecup punggung tangan kekasihnya tersebut.
“Aku tahu kau akan datang.”
“Tentu aku akan datang, orang gila mana yang tidak akan datang ketika kekasihnya di culik?”
Ekspresi wajah Krystal saat menjelaskan membuat Irene terkekeh pelan sambil sesekali memegangi sisi kiri perutnya karena masih terasa nyeri untuk tertawa berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner
FanfictionKrystal, seorang dokter bedah sekaligus profesor muda, kembali bertemu secara tidak sengaja dengan cinta pertamanya sekaligus seniornya saat dia masih di bangku SMA, apakah kisah cintanya akan berhasil kali ini.