“Heh bocah, udah sampai nih, buruan turun!”
Jasmine memaksa Krystal untuk turun dari mobilnya karena dia harus segera kembali ke Rumah Sakit.
“Iya iya..”
Krystal memandang sinis sahabatnya itu sambil membuka seatbeltnya. Dia segera turun dari mobil tanpa berpamitan lalu masuk ke dalam rumahnya tanpa perduli Jasmine yang masih belum memacu mobilnya pergi.
Krystal meletakkan tasnya di meja ruang tamu lalu melemparkan tubuhnya terlentang di sofa.
Isi kepalanya benar-benar sedang berisik sekarang. Ada sisi dia memikirkan ibunya, ada sisi dia memikirkan Irene dan ada sisi dia memikirkan ucapan teman-temannya.
Krystal mengambil ponselnya mencoba untuk menghubungi Irene, tetapi nomernya tidak aktif.
“Tidak biasanya nomernya tidak aktif.”
Krystal berfikir sebentar lalu bangkit dari tidurnya sambil mencoba menghubungi Pak Kang.
[Ya Direktur.]
“Pak Kang, bolehkah saya minta tolong di tanyakan ke d'Art Book apakah aku bisa menemui Direktur Bae besok, aku memiliki sesuatu untuk dibahas terutama tentang proyek kerjasama kita yang gagal kapan hari karena masalah plagiat yang masih di urus oleh d'Art Book”
[Baik direktur, akan coba saya tanyakan.]
“Terimakasih”
Krystal kembali menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa berwarna abu-abu gelap yang ada di ruang tamunya. Matanya kembali beralih ke ponsel saat pak Kang menghubunginya kembali.
[Direktur maaf, tapi menurut d'Art Book, Direktur Bae tidak ke kantor hari ini dan juga tidak bisa di hubungi, bahkan semua meeting hari ini dibatalkan.]
Krystal seketika terdiam, otaknya masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi karena Irene tidak biasanya seperti ini.
“Baiklah, terimakasih pak Kang.”
Tanpa menunggu jawaban pak Kang, Krystal segera mematikan ponselnya lalu kembali mengambil kunci mobil dan memacu mobilnya menuju ke rumah Irene dan ternyata rumah itu kosong, bahkan lampu taman dan lampu depan tidak menyala padahal hari sudah mulai gelap.
Drrrtttt… drrrtttt
Krystal mengernyitkan dahi saat melihat ada panggilan masuk dari nomer yang tidak dia kenal.
“Halo..”
[Halo, ini benar dengan Krystal?]
“Iya saya sendiri, ini dengan siapa?”
[Ini Yo-han, tunangannya Irene]
Krystal terdiam saat mendengar nama seseorang yang menghubunginya yang entah darimana dia berhasil mendapatkan nomer Krystal.
[Kita harus bertemu sekarang, Irene hilang!]
“Hilang bagaimana maksudmu? Katakan yang jelas!”
Nada bicara Krystal seketika meninggi karena panik setelah mendengar ucapan Yo-han tentang hilangnya Irene.
“Kirimi aku alamatnya, kita bertemu 10 menit lagi”
Krystal segera berlari dari dalam rumah Irene menuju ke mobilnya dan memacu mobilnya ke cafe dekat rumah Irene untuk menemui Yo-han.
“Katakan padaku! Apa yang terjadi?”
Tanya Krystal tanpa basa basi begitu dia sampai di meja yang sudah di tempati oleh Yo-han. Yo-han menceritakan semua kronologinya, mulai dari Irene yang tidak bisa di hubungi, GPS ponselnya tidak bisa di lacak, hari ini dia tidak ke kantor bahkan untuk semua rapat hari ini harus di tunda dikarenakan dia tidak datang ke kantor.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Partner
FanfictionKrystal, seorang dokter bedah sekaligus profesor muda, kembali bertemu secara tidak sengaja dengan cinta pertamanya sekaligus seniornya saat dia masih di bangku SMA, apakah kisah cintanya akan berhasil kali ini.