INI AKHIRNYA.

816 62 4
                                    

Irene terpaksa membuka matanya saat merasa tenggorokannya sangat kering.

“Kryss..” Panggilnya dengan suara serak tetapi tidak mendapat jawaban sama sekali. Matanya beralih ke jam digital di meja kecil sisi ranjangnya yang masih menunjukkan pukul 03.00 AM.

Irene akhirnya turun dari ranjang dan mengambil baju tidurnya yang berserakan di lantai setelah permainan panas mereka sepulang menonton film tadi.

Dia mengambil pakaian dalam miliknya yang juga berserakan di lantai lalu memasukkannya ke keranjang pakaian kotor sebelum keluar dari kamarnya untuk turun ke dapur.

“Kryss..”

Krystal mengalihkan pandangannya ke arah Irene yang menuruni tangga dengan gaun tidur berwarna cream dengan sedikit terkejut dan segera membereskan berkas yang ada di meja ruang tamu.

“Nggak tidur? Masih jam 3 pagi lho ini.”

“Habis ini tidur.”  Krystal terlihat menunjukkan senyum kaku di wajahnya.

“Itu apa?” Irene mengalihkan pandangannya ke arah map berkas yang terlihat di genggam oleh Krystal dan disembunyikan di belakang tubuhnya.

“Bukan apa-apa, ini berkas pasien untuk operasi minggu depan, aku masih harus mempelajari kasusnya soalnya habis cuti panjang.”

Irene hanya mengiyakan ucapan Krystal yang terlihat sedikit kelabakan di depan Irene. Entah kenapa ada rasa tidak percaya dengan penjelasan Krystal tentang berkas yang di bawanya, padahal Irene bukan tipe orang yang gampang curiga kepada orang-orang kepercayaannya termasuk kekasihnya.

“Tidur yuk.”

Ajak Irene lembut setelah dia mengambil segelas air putih dan mengulurkan tangannya untuk menggandeng Krystal naik ke kamar.

“Sunbae ke kamar dulu, aku mau kembalikan ini ke ruang kerjaku.” Ucapnya sambil mengangkat berkas yang ada di tangannya yang hanya dijawab dengan anggukan dan senyuman oleh Irene.

— — — — — — — — — —

Irene POV

Sinar matahari menyelinap masuk melalui sela-sela gorden berwarna dark grey di kamar Krystal. Aku sedikit beringsut saat merasakan lengan Krystal memelukku dari belakang.

Pelan aku coba memindahkan tangannya yang memelukku sebelum akhirnya aku berhasil turun dari ranjang tanpa membuat orang di sebelahku terbangun.

Aku yang hendak menuruni tangga mendadak terhenti saat pandanganku tidak sengaja tertuju ke ruang kerja Krystal. Ada rasa penasaran dengan berkas yang di baca Krystal tadi pagi.

Aku coba mengabaikan rasa penasaranku dan berjalan menuju ke dapur, tetapi saat di tengah-tengah tangga ternyata rasa ingin tahuku jauh lebih besar yang membuatku kembali naik dan masuk ke ruang kerja Krystal.

Aku segera membuka beberapa laci di meja Krystal sampai akhirnya menemukan berkas dengan map berwarna biru tua.

Aku membukanya dan isinya bukan tentang kasus pasien, tetapi pasport, visa, asuransi perjalanan, dan beberapa berkas tentang kerjasama.

“Apa ini?” Gumamku dalam hati saat membaca semua berkas itu satu per satu.

“Apa dia coba membohongiku?”

Ada rasa marah berkecamuk di dalam dadaku saat melihat semua berkas yang ternyata tidak sesuai dengan yang dia katakan. Aku segera mengembalikan semua berkas ke tempatnya dan bergegas turun ke dapur sebelum Krystal bangun.

“Good morning Sunbae” Sapanya parau saat menuruni anak tangga menuju ke dapur dimana aku sedang menyiapkan sarapan untuk kami.

“Morning” Jawabku singkat.

My Life PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang