ICE CREAM

958 55 1
                                    

"kau sudah pulang?" Tanya Irene begitu melihat Krystal sudah ada di pintu masuk rumahnya.

"Seonbaenim apa yang kau lakukan?" Tanya Krystal santai sambil meletakkan paper bag berisi makanan sehat di meja makan.

"Tidak ada, hanya menonton film seharian" Jawab Irene santai sambil masih meringkuk di sofa yang ada di ruang tamunya sambil menonton televisi.

"Kenapa tidak menonton di kamar?" Lanjut Krystal sambil dia mencuci tangannya karena memang dia terbiasa saat kembali ke rumah akan selalu cuci tangan lalu mandi.

"Aku bosan di kamar, tetapi badanku rasanya seperti tidak mampu di ajak untuk berjalan-jalan keluar." Gerutunya dengan nada kesal yang membuat Krystal terkekeh pelan.

"Seonbaenim tunggulah sebentar, aku ingin mandi dulu."

"Mau kubantu?" Goda Irene sambil menarik turunkan kedua alisnya.

"Hya, berhenti menggodaku, aku sedang tidak bisa menyerangmu sekarang"

Jawaban Krystal sontak membuat mereka berdua tertawa karena mereka tahu tidak mungkin melakukannya sekarang.

- - - - - - - - - -

Krystal keluar dengan piyama tidur dan juga rambutnya yang dia gerai, langkahnya dia ayunkan menuju ke meja makan lalu menuangkan makanan yang tadi dia bawa ke atas piring.

"Seonbaenim mau makan disini atau di situ?" Tanya Krystal sambil menatap Irene yang masih berbaring meringkuk di sofa.

"You look so sexy babe"

"Seonbaenim.." Ucap Krystal dengan tatapan seolah-olah memperingatkan Irene untuk menghentikan semua ulah jahilnya.

"Aku akan kesana" Ucap Irene sambil tersenyum lalu segera beranjak dari sofa dan duduk di kursi meja makan menemani Krystal makan malam.

Di tengah aktivitas makan mereka, tiba-tiba ponsel Krystal berdering, Krystal coba mengabaikan panggilan itu tetapi Irene memintanya untuk segera menerima panggilan itu.

"Hallo" Ucap Krystal sambil berjalan menuju ke arah kolam renang yang berada di samping rumah Irene.

[Halo Kryst, lagi dimana?]

"Kenapa?" Tanya Krystal ketus karena merasa privasinya di usik.

[Nggak papa sih, cuma mau ngajak ketemu]

"Maaf nggak bisa. Lagian kita juga gak punya alasan untuk ketemu. Kalau gak ada yang penting yang mau dibicarakan, aku tutup telfonnya.."

[Tunggu tunggu, jangan di tutup dong, buru-buru mau kemana sih?]

" ..... " Krystal hanya terdiam sambil memutar matany malas mendengar semua ocehan Kevin di telfonnya.

[Direktur Jung kan minta buat kita lebih deket, ya siapa tahu setelah kita lebih deket, kamu bisa lupa sama pacar perempuanmu]

"Dengerin saya, berani kamu macam-macam sama saya, habis kamu!" Ucap Krystal sudah dengan nada marahnya karena Kevin berani menyinggung tentang rahasia besarnya.

[Santai dong, kan aku cuma bilang siapa tahu..]

"sampai kapanpun aku gak akan pernah mau ada hubungan apapun sama kamu, jadi gak usah sok-sokan mau dekat dan lainnya, ngerti?!" Ucap Krystal penuh dengan penekanan lalu segera mematikan sambungan telfonnya dan hanya diam di tepi kolam renang sambil menggenggam erat ponselnya mencoba mengendalikan emosinya.

"Siapa yang telfon?"

Krystal yang setengah terkejut segera mengalihkan pandangannya saat Irene sudah muncul di belakangnya.

"Gak penting." Ucap Krystal sambil mencoba tersenyum di hadapan Irene.

"Seonbaenim kalau sudah makannya, tinggal aja, nanti biar aku yang beresin."

Ucap Krystal sambil mendekat lalu mengusap lembut pinggang Irene yang masih menunjukkan wajah penasaran.

"Krys, kita jalan-jalan yuk, keliling-keliling aja naik mobil habis itu pulang lagi, mau gak?"

Krystal terlihat mengerutkan dahinya melihat sifat Irene yang sangat-sangat menggemaskan hari ini, terutama saat dia memegang tangan Krystal dengan sangat erat seolah-olah sedang memohon untuk dituruti keinginannya.

"Ya udah ayo.." Ucap Krystal lalu segera menggandeng tangan Irene ke kamar untuk sekedar berganti pakaian.

- - - - - - - - -

Mobil sport hitam milik Irene melaju dengan kecepatan sedang di jalanan kota. Sedangkan di sampingnya, sosok Krystal sedang mengemudikan mobil kesayangannya ini.

"Krysss, es krim enak deh kayanya"

Ucap Irene sambil mengusap lembut lengan Krystal, sedangkan Krystal hanya menunjukkan ekspresi seperti seolah-olah tidak setuju dengan Irene.

"Katanya cuma keliling kota, kenapa jadi ada beli es krim?" Ucap Krystal menggoda kekasihnya yang sepertinya saat sedang menstruasi hormon laparnya memang di atas rata-rata.

"Ayolah, ya??" Ucap Irene dengan nada memohonnya tetapi anehnya ekspresinya tetap datar yang tentu saja membuat Krystal tidak bisa menolak permintaannya.

"Baiklah, tapi seonbaenim tunggu di mobil saja, jangan ikut!"

"Aku ingin ikut." Ucapnya bukan lagi dengan nada memohon, tetapi nada memerintah.

"Baiklah." Ucap Krystal sambil memarkir mobilnya tepat di depan kedai es krim.

"Pakai ini!" Ucap Krystal memberikan topi hitam dan juga syal warna abu-abu gelap, sedangkan Irene hanya menatapnya dengan tatapan bingung walaupun dia tetap menerima kedua benda itu.

"Pakailah, kalau sampai kita terkena paparazi itu akan jadi malapetaka untuk perusahaan." Ucap Krystal sambil ikut memakai masker dan topi lalu menatap Irene yang masih terpaku di sebelahnya.

"Kenapa?" Tanya Krystal lembut saat Irene hanya terdiam sambil tetap memegang syal dan juga topi yang di berikannya. Bukannya menjawab, Irene hanya tersenyum lalu segera memakai topi dan syal untuk menutupi bagian leher sampai ke bagian bibirnya.

"Ayo." Ucap Irene bersemangat lalu segera turun dari mobil untuk menuju kedai es. Krystal yang sudah turun dari sisi mobil segera berjalan di samping dan menggenggam tangannya untuk berjalan seperti selayaknya sepasang kekasih pada umumnya.

"Kau memakai jaket?" Tanya Irene di tengah-tengah langkah mereka.

"Supaya aku bisa menutupi rambut panjangku." Ucapnya singkat lalu segera membukakan pintu kedai es krim tersebut untuk Irene.

"Apa yang kau mau?" Tanya Krystal begitu mereka sampai di depan etalase kaca es krim sambil tetap menggenggam erat tangan Irene.

"Mbak, saya mau yang chocomint ya." Ucap Irene memesan kepada pelayan yang di susul Krystal memesan choco hazelnut

Selesai membayar, mereka keluar dari kedai es krim tersebut dan kembali berjalan ke dalam mobil, sebenarnya mereka sangat ingin berjalan-jalan seperti pasangan lainnya, tetapi identitas mereka benar-benar tidak boleh diketahui orang banyak karena itu bisa menimbulkan kegaduhan saham nantinya.

"Terimakasih ya." Ucap Irene sambil menyerahkan topi dan juga syal milik Krystal yang tentu saja membuat Krystal senang karena Irene baik-baik saja dengan ide gilanya.

"Mari menikmati jalanan kota sambil menyantap es krim." Ucap Krystal sesaat sebelum kembali menginjak pedal gas mobilnya yang membawa mereka kembali menyusuri kota malam itu.

My Life PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang