Dating

11.7K 1.2K 242
                                    

Jeno masuk ke dalam rumah dengan santai menjunjing boneka beruang berwarna merah muda, dia lihat Sophia asik bersama Bibi bermain Lego di ruang tengah bersama sang Nenek. Dengan senyum, dia menghampiri putrinya.

“Halo anak Ayah” Sapa Jeno berjongkok, menyamakan tingginya dengan sang putri seraya mengusap rambut putrinya yang senantiasa di kucir dua itu.

Namun Sophia menepis tangan Jeno lalu beranjak dari ruang tamu dengan wajah kesal. Senyum Jeno pudar menyadari kemarahan putrinya. Dia tatap Bibi dan Ibu mertuanya bergantian.

“Kau dari mana saja Menantu Lee?” Tanya Jieun dengan wajah datarnya seolah ikut dalam kemarahan putra dan cucunya.

“Aku ada rapat dengan klien penting, Bu” Sahut Jeno.

“Padahal hari ini hari kelulusan Sophia. Semua teman-temannya berfoto dan merayakan dengan kedua orang tua mereka” Celetuk Jieun membuat Jeno hanya mendehem, mengusir rasa bersalah yang menghantuinya.

“Harusnya kau sudah mengatur jadwal dan mengosongkan untuk hari ini” Jong-suk menimpali seraya duduk memegang secangkir kopi.

“Sudah, Ayah. Tapi mereka mengatur ulang dan tidak bisa di tunda. Aku berusaha untuk hadir tadi dan menyelesaikan rapat sesegera mungkin. Tapi semua tidak sesuai dugaanku” Jelas Jeno.

“Bujuklah suami dan putrimu. Mereka sangat kecewa” Titah Jongsuk lembut yang di angguki oleh Jeno.

Pria itu beranjak dari ruang tengah untuk naik ke lantai dua di mana kamar mereka berada. Saat ia membuka pintu, ada sang suami yang hanya duduk di sofa kamar seraya melihat-lihat majalah dengan wajah dingin.

Situasi ini terasa canggung bagi Jeno. Dia letakkan boneka untuk sang putri di atas ranjang lalu membuka jas kerjanya dan duduk di samping Seungmin.

“Kau dari mana?” Tanya Seungmin dingin, dia menutup majalahnya lalu menatap Jeno tajam.

“Aku ada rapat” Jawab Jeno.

“Rapat? Bukankah kita sudah membicarakan perihal kelulusan Sophia jauh sebelumnya? Ku kira kau sudah mengosongkan jadwalmu untuk Sophia” Omel Seungmin.

“Aku melakukannya tapi semua di luar kendaliku, kau tahu” Sahut Jeno, meski mengomel, dia berusaha selembut mungkin agar tak menimbulkan pertengkaran.

“Kau tidak tahu betapa kecewanya Sophia. Dia terus menangis karena kau tidak ada saat foto kelulusan. Kau keterlaluan”

“Aku keterlaluan katamu?” tanya Jeno.

“Aku bekerja kau tahu! Aku selalu meluangkan waktuku untuk kalian selama ini, liburan setiap akhir pekan, pergi ke luar negeri setiap libur besar, apa lagi? Aku berusaha tapi semua di luar kendaliku”

“Apakah pekerjaanmu lebih penting?”

“Aku tidak mengatakan bahwa itu penting, tapi semua di luar rencanaku. Mereka mengatur ulang jadwal pertemuan. Kau tidak percaya padaku?!”

Dan akhirnya, pertengkaran tidak dapat di hindarkan. Baik Jeno dan Seungmin, saling menyalahkan dan menuntut satu sama lagi, kalimat dengan nada meninggi terlontar dari bibir masing-masing. Bahkan Jieun dan Jong-suk serta Bibi yang berada di ruang tamu mampu mendengar samar- samar pertengkaran mereka.

“Silahkan bicara pada Sophia. Kau harusnya memberi pengertian padanya”

“Kau Papanya kan? Kau juga harusnya berusaha memberi pengertian pada putrimu bahwa aku memiliki pekerjaan juga!” Bentak Jeno.

“Kenapa harus aku yang selalu kau tuntut untuk mengerti kalian. Aku bekerja, aku lelah” Teriak Jeno.

“Apa yang kurang dariku selama ini? Aku memberikan waktuku sebaik mungkin untuk kalian berdua. Aku pun ingin hadir di acara kelulusannya, tapi kau bahkan tidak mengerti aku?” Omel Jeno.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang