Stalking

13.2K 1.4K 191
                                    

Mobil yang di tumpangi Jaemin akhirnya tiba pada sebuah penginapan tak jauh dari pantai. Pria itu turun mengenakan kaos putih di balut celana panjang hitam mengenakan topi sementara Taeil menyusul untuk mengeluarkan kopernya.

Ia di bawa masuk menuju kamar penginapan miliknya.

Setibanya di sana, dia putuskan menyusun barang-barangnya lebih dulu. Dia juga belum tahu mau melakukan apa karena dia lebih memilih tiba sehari lebih awal dari Jeno. Dia juga sengaja tak memberi tahu pria itu agar terkesan seperti tak sengaja.

Jaemin berdiri di teras kamarnya, menatap deburan ombak yang jauh di pandangan matanya. Rambut birunya terus bergerak akibat embusan angin pantai yang sampai ke kamarnya.

Dia butuh tempat seperti ini yang membuatnya tenang. Bisa sekadar untuk melupakan penatnya.

Tak banyak yang Jaemin lakukan, dia hanya berdiam di kamar dan menikmati makanan yang di antar petugas hingga hari berakhir dan esok tiba.

Pria itu mengenakan kimono mandi dan bando kelinci yang lucu, bersiap untuk mengenakan produk perawatan wajah sebelum beraktivitas.

Baru saja mengoles serum pada wajah cantiknya, dia dapati ponselnya berdering di atas meja. Ada sebuah panggilan masuk dari Taeil membuat Jaemin mengulum senyum.

“Tuan, Jeno baru saja tiba bersama keluarganya. Dia menempati tiga kamar sebelum Tuan” Tutur Taeil membuat wajah itu langsung di hiasi rona kegembiraan.

“Baik. Terima kasih” Balas Jaemin.

Mendengar laporan asistennya, membuat Jaemin bersemangat. Dia dengan cepat merapikan diri, memakai riasan dan memilih pakaian yang santai.

Pilihannya pagi ini jatuh pada kemeja oversize putih dengan celana pendek sepaha berwarna biru dan sneakers putih, ia juga mengenakan topi berwarna hitam menambah kesan cantik dan juga keren. Tak lupa dia membawa kacamata hitam dan kamera untuk mengambil gambar.

Jaemin berdiri di depan kaca sebelum keluar, sengaja ia buka kancing paling atas kemejanya agar menunjukkan tulang selangka yang menggiurkan. Lalu kemejanya ia masukkan ke dalam celana. Tak lupa parfum agar menambah kesan elegan yang melekat di dirinya.

Sekarang, Jaemin siap dengan sandiwara berikutnya.

Pria itu mengunci pintu kamarnya dan berjalan keluar dari area penginapan untuk menuju restoran.

Jeno baru saja keluar bersama putrinya, tengah menunggu suaminya bersiap untuk mencari makan lebih dulu. Betapa terkejutnya dia saat melihat Jaemin jalan sendirian, sibuk memeriksa kamera yang ia pegang.

Ia tak tahu bahwa Jaemin juga berada di Jeju.

“Daddy, bukankah itu paman yang memberiku boneka Barbie?” Tanya Sophia seraya menunjuk Jaemin.

Seungmin yang baru saja keluar, tengah mengunci kamar penginapan mereka menoleh dan melihat Jaemin berjalan ke arah mereka. Alisnya bertaut bingung, mengapa semua terasa seperti kebetulan? Dan di antara begitu banyak orang yang dia kenal, mengapa harus Jaemin?

“Jason...” Sapa Jeno

Jaemin tersentak saat mendengar sebuah suara memanggilnya. Dia dapati Jeno berdiri mengenakan kemeja putih, celana hitam selutut dan matanya di balut kacamata hitam, berdiri di depan kamar penginapan bersama Putri kecil dan suaminya.

“Jeno” Pekik Jaemin

“Kau di sini juga?” Tanya Jeno berbasa-basi.

“Ah, iya. Aku tiba kemarin. Sebenarnya aku berencana berlibur ke Sydney tapi aku tidak bisa cuti terlalu lama. Jadi memilih tempat yang dekat” Celoteh Jaemin asal.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang