Divorce

9.6K 1.1K 175
                                    

Jaemin masuk ke dalam rumah saat maid membuka pintu.

“Di mana Jeno?” Tanya Jaemin pada maid yang bertugas membuka pintu.

“Mungkin di kamar Tuan” Jawab wanita itu.

Wajah Jaemin sejak masuk sudah sangat dingin dan tanpa ekspresi membuat maid takut.

Kakinya terus melangkah menapaki anak tangga hingga akhirnya dia tiba di depan pintu kamar, jemarinya memegang knop pintu dan dia diam beberapa saat, membayangkan sosok Jeno di dalam kamar. Dia tarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, barulah ia buka daun pintu bercat putih itu.

“Sayang” Sapa Jeno dengan senyum.

Pria itu tampak santai mengenakan pakaian rumah, dia bergegas pulang saat Jaemin menghubunginya, memintanya untuk pulang karena ada yang ingin dia bicarakan.

“Ada apa?” Tanya Jeno.

Tak ada jawaban dari sang suami, dia ikuti pergerakan Jaemin yang kini duduk pada sofa di depan ranjang membuat alis Jeno bertaut. Dia lemparkan handuk kecil yang ia gunakan untuk mengusap rambut basahnya pada keranjang pakaian kotor lalu mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang.

Jaemin meletakkan amplop yang sejak tadi ia bawa ke atas meja membuat alis Jeno bertaut.

“Apa ini?” Tanya Jeno.

“Bukalah” Titah Jaemin.

Jeno meraih amplop itu dengan ragu dan membukanya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat kepala surat yang berisikan surat gugatan cerai. Matanya yang sipit membulat sempurna dan dia langsung menatap suaminya tak percaya.

Sekujur tubuhnya bergetar dengan darah berdesir luar biasa hebat. Tak ada angin, dan tak ada hujan. Hubungan mereka masih hangat bahkan tadi pagi, Jeno masih mengecupnya sebelum berangkat bekerja.

Namun mengapa siang ini Jaemin tiba-tiba melayangkan gugatan? Apakah dia membuat kesalahan fatal atau apa? Jeno pusing memikirkannya.

“Sayang, ini apa maksudnya? Kau tidak bercanda kan?” Tanya Jeno.

“Tanda tangani berkas itu. Ayo bercerai” Ucap Jaemin dingin.

“Sayang, jika kau bercanda, ini tidak lucu sama sekali. Pernikahan kita baru dua bulan. Ayolah, ada apa? Jika ada yang kurang dariku, ayo bicara baik-baik uhm? Apa yang tidak kau suka dariku setelah kita menikah? Katakan padaku” Tutur Jeno panjang lebar berusaha membujuk Jaemin selembut mungkin.

“Tidak ada, tidak ada yang kurang darimu, Jeno” Sahut Jaemin menundukkan kepalanya membuat Jeno dengan cepat berlutut di depan Jaemin seraya menggenggam jemari suaminya.

“Lalu apa Sayang?” Tanya Jeno.

“Seungmin benar...” Ujar Jaemin

“Dia benar bahwa aku hanya menjadikanmu alat untuk balas dendam. Dia benar, semuanya. Tentang aku adalah anak kandung Lee Jong-suk dan Lee Jieun adalah jalang yang merampas semua yang aku punya” Tutur Jaemin.

Rahang Jeno jatuh mendengar cerita Jaemin, sekujur tubuhnya bak lemas dan dia amat terpukul mendengar kalimat itu keluar langsung dari mulut Jaemin. Sekuat tenaga dia berusaha untuk tak percaya tapi Jaemin mengatakan itu sendiri, dan raut wajahnya yang dingin itu seolah menunjukkan bahwa kalimatnya benar.

“Jaemin...”

“Aku tidak tahu mengapa kau sebodoh itu untuk percaya padaku. Kau bahkan sampai bertekuk lutut dan membuat langkahku mudah untuk menggapai tujuanku. Kau benar-benar percaya padaku?” Tanya Jaemin.

Jeno terduduk lemas di sofa, kepalanya tertunduk mencerna setiap kalimat Jaemin, membuat pikirannya melayang jauh, memutar segala kilas balik tentang masalah rumit yang ia lalui belakangan.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang