Jam dinding di kamar hotel menunjukkan pukul delapan pagi, Jeno masih bergelung di balik selimut tebalnya sementara Jaemin tengah sibuk di dapur membuat teh.
Pria itu mulai menggeliat dari tidur nyenyaknya, pergerakannya di atas ranjang menimbulkan kebisingan dari gesekan tubuhnya dengan ranjang. Matanya terbuka secara perlahan dan mengerjap beberapa kali, menatap langit-langit kamar lalu menoleh ke sebelahnya.
Sedikit terkejut saat tak mendapati Jaemin di sebelahnya yang artinya Jaemin sudah bangun lebih dulu. Pria itu pun memutuskan untuk mandi setelahnya ia mencari Jaemin.
Bibirnya mengulum senyum saat melihat Jaemin sudah duduk di meja luar.
Pundak sempit Jaemin terangkat saat merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya, dia menoleh dan melihat Jeno yang tersenyum kemudian memilih duduk di sampingnya.
“Tidak membangunkanku?” Tanya Jeno.
“Ku lihat kau nyenyak sekali” Jawab Jaemin.
Jeno tak lagi bereaksi, seperti biasa, dia akan menyeruput minuman dari gelas Jaemin dan sang lawan tak lagi mengomel seperti biasa. Mungkin sudah jadi kebiasaan bagi Jeno.
“Sudah pesan menu sarapan?” Tanya Jeno.
“Belum, karena kau belum bangun” Jawab Jaemin.
Jeno lantas beranjak untuk masuk ke dalam, meraih gagang telepon di sebelah sofa ruang tengah dan melihat buku menu yang tersedia. Setelah memesan menu untuk sarapan, dia kembali menghampiri Jaemin.
“Hari ini mau ke mana?” Tanya Jeno.
“Aku ingin jalan-jalan di sekitar sini saja” Jawab Jaemin yang kemudian di angguki oleh Jeno.
“Kita seperti sedang berbulan madu kan?” Tanya Jeno dengan senyum menggoda membuat Jaemin menoleh dengan senyum malu.
“Mana aku tahu, aku belum pernah menikah” Sahut Jaemin.
“Kalau di pikir-pikir, bukankah kau terlalu beruntung. Kau berbulan madu dua kali” Ucap Jaemin seraya menyandarkan tubuhnya dan meneguk tehnya yang hampir tandas.
Jeno hanya menghela nafas melihat raut wajah datar Jaemin. Kepalanya kemudian tertunduk dengan perasaan bersalah. Seperti dia masih belum cukup baik untuk menyenangkan Jaemin.
“Tapi tidak ada bedanya, suasana seperti liburan hanya lebih romantis. Jika sudah sering pergi berlibur dengan kekasihmu, pasti bulan madu tidak begitu bermakna” Oceh Jeno mencoba mengalihkan topik agar tak membuat Jaemin berkecil hati.
“Benarkah?” Jaemin bertanya-tanya.
“Haruskah aku segera memikirkan menikah agar aku tahu rasanya berbulan madu seperti apa?” Pria itu menggerutu dengan bola mata melirik ke arah Jeno kemudian membuat ekspresi wajah bingung.
“Bicara apa kau ini? Kau masih kekasihku! Berani sekali memikirkan untuk menikah” Omel Jeno sebal.
“Benar, jika seseorang ingin menikah pasti menikah dengan kekasihnya. Tapi kekasihku sudah punya suami. Berarti aku harus mencari calon suami” Gumam Jaemin.
“Jaemin!”
“Kenapa? Kau bisa menjalin hubungan denganku tapi sudah bersuami. Kalau begitu, boleh aku bersuami meskipun jadi kekasihmu”
“Kau tahu, aku tidak rela tubuh dan hatimu terbagi untuk orang lain. Siapa pun, tidak akan mau, jika orang yang dia cintai, di miliki orang lain juga”
“Kau bicarakan itu padaku?” Gerutu Jaemin dengan decakan di akhir kalimatnya.
“Padahal kau yang sedang membagi hati dan tubuhmu tanpa memikirkan aku cemburu atau tidak” Lanjutnya membuat Jeno mati kutu. Dia hanya berakhir menjilati bibir bawahnya seraya memalingkan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRAPS [NOMIN]✓
Fanfic[COMPLETED] Ketika korban menjadi pelaku. Ini adalah Jaemin dan ambisinya Inspired by Korean drama "The Glory" BXB AREA! M-PREG! NOT CHILD AREA. Update rank #1 jaemin (04/04/2023) #1 boyslove (04/04/2023) #7 bxb (21/04/2023) #3 jenjaem (03/06/2023)