Intensity

13.2K 1.4K 212
                                    

Mobil milik Jaemin terparkir di teras rumah Mingyu. Setelah mematikan mesin, dia turun dan langsung masuk.

Meski sudah tinggal di apartemen, dia masih sering mampir setelah pulang bekerja. Kadang makan malam bersama atau sekedar menjenguk Ayah Angkatnya.

“Jaemin” Sapa Mingyu dengan senyum.

“Hyung” Pekik Jaemin dengan senyum manisnya.

Mingyu lantas menghampirinya, tangan besar pria itu mengacak surai birunya membuat Jaemin memejamkan matanya bak anak kucing yang tengah di manja.

“Bagaimana kemarin?” Tanya Mingyu.

“Ayolah. Kebetulan banyak yang ingin ku ceritakan” ajak Jaemin menarik tangan pria itu untuk menuju taman.

Ayah yang baru saja keluar dari ruang kerjanya, sempat melihat bagaimana Jaemin menarik lengan pria itu. Bibirnya mengulum senyum tipis, meskipun Kisah cinta mereka kandas, Jaemin tetap mampu bermanja dan tersenyum hangat pada Mingyu.

Keduanya tiba di taman belakang, duduk pada sebuah ayunan. Mingyu masih menatap Jaemin yang hendak mulai bercerita.

“Bagaimana?” Tanya Mingyu.

“Rumahnya sudah banyak berubah. Mereka mengubah semuanya, aku hampir tak mengenali rumahku” Oceh Jaemin.

“Lalu? Ayahmu?” Tanya Mingyu.

“Seperti dugaanku, dia tidak mengenaliku” Lirih Jaemin dengan senyum kecut.

Lawan bicara pria itu mengulum senyum tipis, melihat wajah sayu Jaemin. Tangannya bergerak menyeka poni yang menusuk netra si cantik yang membuat keindahan wajah Jaemin terhalang.

“Bukankah itu bagus? Kau tidak memiliki ketakutan untuk melanjutkan rencana kita” Tutur Mingyu.

“Ya benar. Aku sangat bersyukur” Sahut Jaemin.

“Lalu, kenapa wajahmu sedih begitu? Kau merindukan dia?”

“Tidak. Sedikit pun” Sahut Jaemin mantab.

“Jaemin...” Panggil Mingyu membuat Jaemin yang tertunduk menatapi rerumputan lantas menoleh.

“Kau ingat tidak saat pertama kali kita bertemu?” Tanya Mingyu.

“Aaa jangan di ingatkan. Aku malu, karena aku seorang pengemis dulu” Omel Jaemin membuat Mingyu terkekeh.

Dia putar kilas balik pertama kali dia menemukan Jaemin.

Siang itu, selepas pulang sekolah. Saat kakinya melangkah keluar dari gerbang, dia melihat seorang bocah malang dengan pakaian lusuh dan wajah kotor tengah mengais tong sampah di depan sekolah.

Mulanya, Mingyu yang baru saja pulang selepas mengikuti kegiatan tambahan, ragu untuk menghampiri Jaemin. Tapi dia tak tega melihat Jaemin mengacak isi tong sampah yang bau dan kotor.

“Hai” Sapa Mingyu.

Jaemin berhenti mengais tong sampah saat merasakan sebuah tangan menepuk pundaknya. Dia berbalik dengan mata bulatnya yang berbinar lucu, dia mendongak menatap pria jangkung berdiri menatapnya dengan senyum intens.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang