Invitation

9.8K 1.1K 113
                                    

Donghae melangkahkan kakinya menuju taman belakang rumah, dia hampir sang putra yang tengah memeriksa pekerjaan di temani secangkir kopi. Pria itu terkejut saat sang Ayah sudah duduk di ayunan yang sama, di depannya. Lantas dia tutup laptopnya kemudian meletakkannya di samping.

“Ayah” Sapa Jeno, dia lihat Ayahnya hanya tersenyum tipis.

“Sudah malam, kenapa Ayah tidak tidur? Angin malam tidak baik, Ayah” Tambahnya.

“Ada yang ingin Ayah bicarakan denganmu” Tutur Donghae.

“Ayah mendengar kau berbicara di telepon dengan seseorang beberapa hari ini. Yang ayah tangkap dan Ayah yakini, bukan suamimu...” Ujarnya membuat Jeno menjilati bibir bawahnya.

“Karena Ayah mendengar gaya bicara kalian, seperti orang di mabuk asmara” Tambah Donghae. Dia lihat putranya itu menunduk.

“Aku bertemu dengan seseorang hampir satu tahun belakangan ini, Ayah. Kami memiliki banyak kesamaan dan aku merasa cocok dengannya” Jeno mulai bercerita, dan sang Ayah mendengarkan dengan saksama.

“Kami bertemu karena sedang dalam satu proyek bersama. Beberapa kali bertemu dan merasa cocok, kami memutuskan menjalin hubungan. Aku merasa bahagia menjalaninya...”

“Dia juga tahu tentang aku dan suamiku, dan dia juga berbanding terbalik dengan Seungmin. Semuanya. Aku berpikir, dulu aku jatuh cinta dengan Seungmin karena dia cantik, senyumnya yang teduh dan sikapnya yang lemah lembut seperti Ibu. Tapi pria ini, dia bukan hanya cantik, senyumnya damai dan teduh, dia bisa lemah lembut namun dia bisa menjadi tegas, dia bisa memosisikan dirinya di mana situasinya berada ” Lanjutnya membuat Donghae mengulum senyum miring.

“Dia mendekati komplit dalam segala aspek Ayah” Ujar Jeno lirih.

“Kau tahu bahwa tidak ada manusia yang sempurna kan? Seungmin memiliki kekurangan, bukan tak mungkin pria ini juga memilikinya, kau hanya belum melihatnya. Lalu, jika nanti kau melihat kekurangannya, kau mau meninggalkan dia juga?” Tanya Donghae yang sukses membuat Jeno terdiam.

“Menyelingkuhi pasanganmu hanya karena dia memiliki kekurangan, tidak akan membuatmu merasa puas, Jeno” Tambah Donghae.

“Aku tahu, Ayah. Tapi ini bukan masalah kekurangannya” Sahut Jeno.

“Ayah tahu bahwa bagaimana keluarganya. Mereka cukup membuatku terkejut di tahun pertama pernikahan kami...”

“Aku kira, tiga tahun berkencan dengannya, cukup membuatku memahami keluarganya. Tapi tidak seperti itu, ayah” Jelas Jeno.

“Bahkan semua rencana yang ku susun dan kami bicarakan sebelum menikah, hanya angan-anganku saja. Sampai hari ini pun, jika di ingat lagi, aku sangat kecewa padanya” Lirih Jeno di akhir kalimatnya membuat Donghae mengangguk.

“Pikirkanlah lagi. Ayah tidak mendukung tindakanmu, berselingkuh ataupun bercerai. Tapi kau sudah dewasa dan kau kepala keluarga. Namun, pilihanmu nanti, adalah tanggung jawab mu. Ayah hanya bisa menasihati” Tutur Donghae yang di angguki oleh Jeno.

“Istirahatlah. Suamimu belum tidur sepertinya, tadi masih menonton tv” Ujar Donghae seraya beranjak dari ayunan.

Jeno hanya melihat pergerakan sang Ayah yang akhirnya masuk ke dalam rumah. Dia teguk kopinya seraya menatap hamparan rumput hijau di bawah ayunan dan berpikir.

“Kita lihat saja, Ibunya pasti akan datang dalam beberapa hari” Dengus Jeno dengan senyum miring.

Dia membawa laptop serta kopinya untuk masuk. Benar kata sang Ayah jika suaminya masih menonton tv di ruang tengah. Tapi dia putuskan untuk acuh dan naik ke kamar mereka.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang