Hopeless

9.6K 1.2K 143
                                    

Alis Seungmin bertaut saat melihat putrinya masuk membawa kantung belanjaan serta boneka beruang berwarna putih dengan senyum merekah. Di sampingnya ada Bibi yang berjalan beriringan dengan gadis kecil itu.

“Sophia...” Panggil Seungmin seraya melangkah menghampiri putrinya.

“Kau dari mana?” tanya Seungmin kemudian.

“Aku pergi ke taman bermain dengan Ayah” Jawab Sophia riang.

“Dan Paman Jason?” Tanya Seungmin marah membuat senyum di wajah gadis kecil itu pudar. Dia tertunduk takut melihat wajah kemarahan sang Papa.

“Papa, tapi Paman Jason tidak seperti yang Papa dan Nenek katakan. Paman Jason sangat baik, kami bernyanyi bersama, bermain bersama, kami makan es krim...”

“Kalau begitu, pergi ikut Ayah dan Paman Jason” Sahut Seungmin membuat Sophia terdiam.

“Mulai sekarang, jika kau ingin pergi dengan Ayah, Papa tidak akan mengijinkan mu jika ada Paman Jason” Omel Seungmin membuat bibir putri kecilnya bergetar.

Bibi hanya menghela nafas lalu menuntun Sophia untuk masuk ke kamarnya. Pria itu berbalik menatap punggung putrinya lalu menghela nafas berat, kedua tangannya mengepal lalu ia seka air mata yang kemudian menetes ke pipinya.

Rasanya sakit sekali ketika mengingat bagaimana hangatnya keluarga mereka dulu, lalu tempat yang menjadi miliknya di rebut oleh orang lain. Membayangkan betapa cerahnya senyum sang suami yang biasa ia lihat mampu menggetarkan hatinya. Kini sudah terpancar untuk orang lain.

Bahkan putrinya mulai merasakan kenyamanan dari keluarga kecil yang di bangun mantan suaminya bersama pendamping barunya. Benar-benar membuat hatinya bak di tusuk ribuan jarum.


🐇🐇🐇


Taeil menundukkan kepalanya saat Jaemin menatapnya lekat, dia tarik nafas dalam lalu mengangkat wajahnya dan balas menatap Jaemin.

“Jadi bagaimana?” Tanya Jaemin.

“Segala laporan yang kita kirim ke Kepolisian sudah di periksa, Tuan” Jawab Taeil membuat Jaemin hanya menghela nafas.

“Pastikan bahwa Jieun atau Jong-suk tidak melakukan apa pun untuk menggagalkan rencana kita” Titah Jaemin.

“Baik Tuan” Sahut Taeil dengan anggukan.

“Keluarlah”

Taeil membungkuk saat Jaemin memerintahnya untuk keluar. Selepas kepergian asisten pribadinya itu, hanya diam dan sepi yang menemani pekerjaan Jaemin sampai dering ponselnya memenuhi ruang kerjanya.

Satu alisnya terangkat naik saat melihat panggilan masuk dari Jeno.

“Halo” Sapa Jaemin.

“Sedang apa?” Tanya si lawan bicara membuat Jaemin berdecih dengan seulas senyum.

“Kau seperti anak muda saja” Dengus Jaemin membuat Jeno terkekeh.

“Aku ingin mengajakmu makan siang sekaligus merayakan sesuatu” Tutur Jeno membuat kedua alis Jaemin terangkat naik, merasa tertarik dengan ucapan kekasihnya.

“Mediasi berjalan lancar, dan putusan perceraian akan keluar dalam dua Minggu” Tutur Jeno membuat Jaemin mengulum senyum merekah.

“Sangat bagus. Baiklah, di mana kita bertemu?”

“Kenapa kau jadi bersemangat?” Goda Jeno membuat Jaemin tertawa kecil.

“Ku jemput saja, tunggu aku”

“Uhm”.

Jaemin meletakkan ponselnya ada meja kerja setelah sambungan teleponnya terputus. Dia selesaikan sedikit pekerjaannya lalu menutup laptopnya dan bersiap untuk turun.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang