Last Step

10.4K 1K 111
                                    

Jaemin dan Jeno masih menikmati manisnya masa-masa pengantin baru tanpa mau di ganggu oleh siapa pun, meski Jeno sedikit kecewa saat Jaemin menolak berbulan madu dengan alasan pekerjaan.

Ya memang, pekerjaan Jaemin tak bisa di tangani karena pernikahan mereka di rancang mendadak tanpa persiapan matang. Jeno berusaha menerima risiko itu, dia pun tahu karena dia juga seorang pengusaha, apalagi perusahaan yang di pegang oleh Jaemin, termasuk perusahaan besar.

Sejujurnya, Jaemin hanya malas untuk berbulan madu. Dia tak ingin terlalu berperan penting selepas menikah agar Jeno tak terkejut saat permintaan cerainya tiba.

Namun begitu, Jaemin menjanjikan untuk berbulan madu setelah semua jadwalnya di tangani. Meski belum tahu kapan. Mereka hanya menghabiskan hari ke luar kota beberapa hari sebelum kembali dan mulai di sibukkan dengan pekerjaan mereka.

Jaemin yang tengah asik menonton televisi di temani camilan menoleh saat mendengar derap langkah kaki, suaminya baru saja pulang dan dia langsung berdiri menyambut suaminya.

“Kau sudah pulang, Sayang?” Tanya Jeno yang di angguki oleh Jaemin.

“Aku harus sudah di rumah untuk menyambut suamiku” Ucap Jaemin dengan senyum membuat Jeno senang mendengarnya.

Biasanya, dia pulang ke rumah mertuanya dengan wajah lesu, kemudian melihat penampilan Seungmin yang lusuh dan polos, semakin membuatnya sebal.

Sekarang, dia di sambut dengan senyum manis sang suami, sudah berpenampilan cantik, memakai riasan dan parfum membuat Jeno pulang dengan senyum merekah dan hati berbunga-bunga.

“Ah iya Sayang. Besok Sophia ingin di sini karena sudah lama dia tidak bersamaku” Ucap Jeno membuat Jaemin tersentak.

“Uhm tapi besok hari Sabtu, aku ingin mengajakmu ke Busan dan bermain di pantai” Ucap Jaemin.

“Kita tunda dulu ya? Aku juga harus memberikan kasih sayangku pada Sophia” Bujuk Jeno membuat Jaemin memasang wajah sebal.

“Kita masih pengantin baru, Jeno” Ucap Jaemin menekan.

“Sayang...”

“Aku pergi sendiri!” Sahutnya seraya menepis tangan Jeno yang memegang pundaknya.

Jaemin melangkah begitu saja meninggalkan Jeno dengan perasaan sebal yang dibuat-buat membuat Jeno berakhir mengejar Jaemin.

“Sayang, tunggu!” Panggil Jeno menarik Jaemin hingga berbalik.

“Aku minta maaf, baiklah. Besok kita ke Busan” Bujuk Jeno pada akhirnya, namun Jaemin tetap mempertahankan wajah marahnya hingga Jeno meyakinkan dirinya.

“Sayang...” Panggil Jeno putus asa.

“Lupakan!”

“Sayang... Sungguh, aku minta maaf. Kita akan ke Busan besok. Kau sudah menyiapkan semua keperluan kita?” Tanya Jeno namun sang suami tak merespon apa-apa membuat Jeno tersenyum lalu merengkuh pinggang Jaemin.

“Ayo kita siapkan keperluan untuk ke Busan besok” Lanjutnya mengajak Jaemin untuk naik ke lantai dua.

“Aku sudah tidak ingin!”

Jaemin melepaskan tangan sang suami yang memeluk pinggangnya dan melangkah untuk naik ke kamar, mengabaikan Jeno yang hanya bisa menghela nafas pasrah melihat suaminya merajuk. Tak bisa berbuat banyak, Jeno putuskan menyusul.

Hingga malam pun, Jaemin masih betah mendiaminya. Pria itu tidur seraya memunggungi Jeno membuat Jeno mendekat dan memeluk suaminya. Jaemin tak ingin ambil pusing, dia benar-benar terlelap tanpa peduli Jeno yang kebingungan karena Jaemin yang masih marah.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang