Begin

8.9K 1.2K 253
                                    

Darah Jeno berdesir hebat mendengar pertanyaan sang suami, tubuhnya menegang dengan beragam pikiran memenuhi pikirannya.

Dari mana suaminya tahu tentang ia dan Jaemin? Sejauh mana ia tahu? Apakah ia sudah ketahuan?

“Dari mana kau tahu?” Tanya Jeno.

“Beomgyu mengirimi aku foto kedekatan kalian” Jawab Seungmin membuat Jeno menghela nafas.

Dia memalingkan wajahnya seraya mengusapnya frustrasi lalu kembali menatap sang suami.

“Kami rekan bisnis, kami sedang dalam proyek bersama. Wajar jika kami dekat, kami juga hanya membahas pekerjaan, tidak lebih. Kenapa?” Tanya Jeno setelah mengomeli sang suami.

“Tidak, kau tahu bahwa dia belum menikah kan?”

“Lalu, apa masalahnya? Pikirmu aku segila itu? Pikirmu aku menyukai dia?”

“Tidak, aku tidak mengatakan seperti itu. Kalian juga terlihat dekat di beberapa kesempatan, jadi aku sedikit...”

“Cemburu?” Sahut Jeno, dia lihat suaminya hanya bisa menggigit bibir bawahnya membuat nafas Jeno tersangkut di tenggorokannya.

“Astaga, kau cemburu pada rekan kerjaku hanya karena dia belum menikah?” Tanya Jeno.

“Ku kira kau sudah tidak lagi kekanakan seperti ini. Kau lupa aku memutus kerja samaku dengan perusahaan Jepang karena kecemburuanmu? Kau mau aku mengulangi ini lagi?” Omel Jeno

“Amore perusahaan besar di Korea kau tahu, aku ingin menjaga hubungan baik ini agar kerja sama kami berjalan panjang. Berhenti cemburu tidak jelas!” Omel Jeno membuat Seungmin mengangguk lirih.

Dia tak berani mengangkat kepalanya, sudah ia bayangkan wajah marah dan rahang mengeras suaminya. Telinganya bahkan sudah menangkap bagaimana suaminya berdecak.

“Memuakkan” Umpat Jeno lalu berjalan masuk ke kamar mandi untuk mengganti baju.

Setelah keluar dari kamar mandi, Jeno menyambar ponselnya dan duduk di atas ranjang, sementara Seungmin masih diam seraya menonton televisi. Tak ada pembicaraan di antara keduanya.


🐇🐇🐇


Jaemin masuk ke dalam restoran yang biasa di pesan untuk acara perkumpulan, dia lihat beberapa temannya sudah tiba, termasuk Haechan dan Renjun. Dia pun memutuskan duduk di sebelah Haechan.

“Yang lain belum datang?” Tanya Jaemin meletakkan slingbagnya.

“Belum” Jawab Renjun tanpa menoleh, dia tengah sibuk berkaca lewat ponsel seraya merapikan rambutnya, setelahnya dia letakkan benda pipih itu.

Mereka mulai berbincang santai dan suasana mulai ricuh. Iris hitam Jaemin menoleh ke sekitar dan tak mendapati Seungmin membuatnya bertanya-tanya. Tak biasanya, dia tak hadir pada acara pertemuan.

Namun baru saja di pikirkan, pria itu datang dengan tergesa membuat Jaemin mengulum senyum miring yang tipis.

“Maaf semuanya, aku terlambat sepertinya” Ucapnya menyapa, dia dudukkan tubuhnya di depan Haechan, menatap satu persatu teman perkumpulannya.

“Tidak biasanya kau terlambat” Sahut Yangyang.

“Aku tadi mampir ke rumah Ibuku dulu, menitipkan Sophia pada Bibi” Sahut Seungmin dengan wajah kesalnya.

“Uhm? Kau tidak tinggal di rumah Ibumu lagi?” Tanya Haechan bingung.

Baik Haechan dan Renjun kemudian melirik ke arah Jaemin di tengah-tengah mereka. Namun Jaemin tampak tak acuh, dia hanya sibuk menyantap kentang goreng yang sudah tersaji di atas meja.

THE TRAPS [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang