hai?
alangkah baiknya vote dulu sebelum membaca, trims dearjihoon memijat pelipisnya kepalanya terasa nyut nyutan.
ia kepikiran dengan anaknya, doyoung sudah dua hari susah makan.
jika di perintah untuk makan doyoung pasti selalu menjawab dengan lesu "dobby mau bunda"
sebenarnya jihoon merasa bersalah karena mengingkari janjinya akan mengantarkan doyoung bertemu hyunsuk.
dua hari itu pun jihoon tidak mendatangi cafe miliknya sama sekali, ia merasa bagaimana ketika bertemu hyunsuk.
jihoon melirik jam dinding di ruangan kerjanya 21.48, sudah cukup larut.
drrt.. drtt..
baru saja hendak memejamkan matanya suara dering ponsel membuatnya terganggu.
jihoon mengambil ponselnya tertulis nama 'bibi' disana.
'tumben sekali, ada apa?'
ia segera mengangkat telpon tersebut.
"n-nak jihoon, dek doyoung demam tinggi! badannya mengigil dan terus memanggil bunda nak" ujar bibi lee disana dengan panik.
"baik saya segera pulang"
jihoon langsung mengemasi barangnya dan langsung pulang menuju rumahnya.
sampai di rumah jihoon dengan terburu buru menaiki tangga menuju kamar doyoung.
"dobby!" jihoon langsung memasuki kamar doyoung.
anak itu sedang di kompres bibi lee "demamnya tidak turun dari tadi nak jihoon"
dengan susah payah doyoung membuka matanya "a-ayah"
jihoon mengelusi surai doyoung dengan khawatir "ya sayang, ayah disini"
"b-bunda ayah, dobby lindu bunda" lirihnya mengeluarkan suara sembari mengigil.
"dobby ingin bunda ayah, dobby ingin bunda... " ucap doyoung lagi.
jihoon mengalihkan pandangannya ke bibi lee "sudah panggil dokter bi?"
bibi lee mengangguk "ya, sebentar lagi datang"
"baik, bibi lee boleh pergi, biar saya yang jaga dobby"
bibi lee beranjak dari ranjang langsung keluar dari kamar doyoung.
jihoon menyetuh dahi anaknya itu, benar benar panas.
"sebentar ya sayang, dokter sebentar lagi datang"
mata doyoung tertutup untuk membuka mata pun doyoung merasa tidak kuat tapi mulutnya masih setia mengucapkan kata 'bunda'.
jihoon bingung setengah mati, melirik jam dinding dikamarnya sudah pukul 10 lebih, hampir setengah 11.
tok.. tok.. tokk...
jihoon menoleh ke pintu, disana berdiri yoshi temannya sekaligus dokter yang akan memeriksa doyoung.
"masuk saja" ucap jihoon di angguki oleh yoshi.
"kenapa?"
"demam tinggi dari tadi gak turun turun"
"biar gue periksa dulu"
jihoon beranjak dari ranjang doyoung sekarang yoshi yang duduk di sebelah doyoung yang masih memejamkan mata.
"kakak periksa dulu ya dobby" yoshi mengelus lembut surai doyoung sebelum benar benar melakukan pemeriksaan.
bunda..
bunda...
bunda....
kata itu masih setia di ucapkan doyoung dari awal sampai akhir pemeriksaan.
"gimana?" tanya jihoon begitu yoshi beranjak dari duduknya.
"dia terlalu banyak berfikir, oh ya apa makannya teratur akhir ini?"
jihoon mengigiti bibirnya lalu menggeleng.
"bisa jadi itu penyebab utamanya, gue udah kasih obat jangan lupa di minum" ujar yoshi di angguki oleh jihoon.
"oh ya, kalau bisa panggilkan bundanya mungkin itu bisa membuat doyoung cepat sembuh"
jihoon mengangguk paham "makasih yosh, jadi berapa?"
"gak usah, gue kan udah biasa sama dobby"
"lu selalu bilang gitu"
"santai aja kali, gue balik ya?"
"makasih ya yosh"
yoshi mengangguk lalu keluar dari kamar doyoung, jihoon tidak mengantarnya karena yoshi sudah terbiasa.
jihoon memandang anak semata wayangnya itu.
mata itu masih terpejam tapi mulutnya tidak berhenti terucap
bunda..
bunda..
bunda..
jihoon mengacak rambutnya frustasi, ia teringat perkataan yoshi tadi 'sebaiknnya panggil bundanya'.
ia merogoh saku celananya mengambil ponselnya, segera menelpon seseorang.
junkyu setengah jiwaku
jaruti bilek: 😐😐😐
abaikan
panggilan tersambung.
"kyu, lu masih di cafe gakk?" tanya jihoon.
"gue udh pulang, lagi di jalan sama haruto" sahut junkyu di sebrang.
"bagi nomornya hyunsuk, urgent cepet"
"buat apaan ha???"
"udah cepet anying"
"okeoke, gue kirim di chat"
setelah junkyu mengirim, jihoon sedikit ragu untuk menelpon hyunsuk mungkin saja anak itu sudah tertidur.
tapi karena tak tega melihat wajah doyoung jihoon segera menelpon karyawannya itu.
sementara itu hyunsuk baru saja sampai rumah ia baru selesai mengganti baju dengan piyama.
"gila gue cape banget" gumam hyunsuk merebahkan tubuhnya di kasur empuk kamarnya.
ia mengambil ponselnya di nakas, baru saja menyalakan tiba tiba telfon masuk.
'nomor tidak di kenal?' batin hyunsuk.
hyunsuk berniat mengabaikan tapi dja takut itu penting, dengan ragu hyunsuk menjawab telpon tersebut.
"h-halo, dengan siapa?"
"hyun, bisa tolong saya? dobby demam dia terus memanggil bundanya"
hyunsuk panik, ia segera melompadt dari kasurnya masih dengan ponsel yang menempel yang di telinga.
"b-bisa, nanti sharelock aja, sudah panggil dokter belum?" tanya hyunsuk sedikit panik.
"sudah, saya sudah sharelock segera kesini" sahut jihoon dari sebrang.
hyunsuk segera melangkah keluar keapartmentnya bahkan ia lupa masih mengenakan piyama.
melirik ponsel menunjukan pukul 10.56 larut sskali.
namun beruntung didepan apartement masih ada taksi yang mangkal.
ia segera memasuki taksi menuju rumah jihoon.
bersambung...
hallo, aku double update karena udah 100 votee, horeee, makasihh yang udah mau baca dan votee🌷🌷🌷
jangan lupa votmentt
lagu buat tidur? dark paradise, lana de ray
sampai jumpa di part selanjutnya👋👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
〃bunda, hoonsuk ✔
Acakft. doyoung "bunda hyun cantik kan, ayah?" ©sokiecho, 2023