⁴¹• Σαράντα ένα Κεφάλαιο •

100 14 0
                                    

Update!
Happy reading guys
Dont forget to vote and coment

"Apa ini takdir? Gue yakin pertemuan antara kita pasti memiliki alasan bukan hanya sebuah kebetulan belaka," ujar Alyn sembari menyimpan beberapa foto kedalam tas yang sedari tadi telah dibawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa ini takdir? Gue yakin pertemuan antara kita pasti memiliki alasan bukan hanya sebuah kebetulan belaka," ujar Alyn sembari menyimpan beberapa foto kedalam tas yang sedari tadi telah dibawa.

Puas melihat isi berserta kenangan mereka, Kedelapan insan manusia itu memilih untuk meninggalkan kotak dan tidak meletakkan nya ditempat semula.

Namun Fay berhenti sejenak dan berinisiatif untuk mengangkat dan melakukan nya kembali, tapi takdir berkata lain bukannya meletakkan di belakang sekolah malah meletakkan nya di kaki seorang gadis.

Akhhh

Ringisan kesakitan itu berasal dari Zoe karena kaki nya tertimpa kotak yang dibawa Fay, gadis itu cukup merasakan kesakitan.

"Lo ada dendam ya sama Zoe?!" Gara mendorong tubuh Fay cukup keras.

"Punya dendam apa lo sama dia? Zoe ada salah apa sama lo? Ingat ya Fay! Jangan pernah sakitin dia atau ga nyawa lo jadi taruhannya!" Zhaff ikut menyudutkan gadis itu yang sepertinya sudah cukup takut dan sangat merasa bersalah.

Akhhh

"Lo bisa jalan ga sih? Main injak kaki orang aja anj!" Leo kembali mendorong tubuh Fay yang sudah sangat gemetaran itu.

Takut! Ia sungguh takut saat ini juga, bahkan ia enggan untuk menatap mata lawan bicaranya, semua menyalahkan nya dan Aldrich yang sudah tidak peduli lagi dengan nya.

"Udah lah, mending kita balik ke mension daripada bertengkar ga jelas disini!" Zoe menengahi sembari memegang kaki nya yang memar akibat kejatuhkan kotak besi.

"Yaudah, balik ke mension." Gara mengendong tubuh Zoe tanpa meminta persetujuan dari gadis itu sendiri.

Apa yang dilakukan Gara cukup membuat seorang Zhaff menahan geraman akibat rasa cemburu yang merasuki tepat kelubuk hati terdalam.

Akhirnya mereka berjalan menelusuri hutan dengan posisi Zhaff yang berjalan sendirian di bagian paling depan, disusul Zoe yang digendong Gara, Flor yang dipapah berjalan oleh Leo, Aldrich yang setia merangkul Alyn, dan Fay yang berjalan seorang diri dibagian belakang.

Perjalanan yang cukup panjang mereka lalui, beruntung tidak ada halangan apapun dan kini mereka berada tepat didepan mension megah itu.

"Jangan ada yang ngasih tau Dyno masalah ini." Zhaff melangkah masuk disusul oleh yang lainnya.

"Darimana kalian? Tengah malam gue keliling di sekolah lama itu tapi sama sekali gaada kalian," sinis Dyno saat melihat kedatangan teman-teman nya, bukannya marah namun kecewa merasa dirinya dikucilkan oleh mereka semua.

Tidak ada jawaban dari kedelapan insan manusia karena jika dijawab pun pasti Dyno tidak akan mengerti apa yang mereka alami.

Disaat yang bersamaan seorang gadis yang lebih muda dari mereka menghampiri, dengan berucap, "Siapa?"

Seluruh mata melihat kearah gadis itu, kedatangan nya memberikan tanda tanya besar di kepala masing-masing manusia disana.

Namun setelah beberapa lama berpikir, akhirnya Flor tau siapa yang bertanya pada Dyno, "Lo bahan percobaan ketiga kami kan?" tanya Flor dengan hati-hati.

Gadis itu hanya diam seribu kata, dia tidak berani menjawab karena takut jika ia melakukan kesalahan kata atau tingkah.

"Gimana kalian bisa ketemu? Dan kenapa lo lepasin dia?" Tanya Alyn tiba-tiba.

Flashback on

Seorang pemuda tampak nya sedang planga plongo mencari keberadaan temannya entah kemana, setelah diperintahkan untuk mengambil senter malah mereka meninggalkan dirinya sendirian.

Pemuda itu mulai menelusuri sekolah lama itu mencoba mencari keberadaan temannya yang lain namun nihil tidak satu pun ia temukan, akhirnya Dyno memutuskan untuk balik kemension buat sekedar beristirahat.

Sesampainya dimension bukannya malah beristirahat pemuda itu malah berinisiatif pergi kelantai 3 untuk memastikan sesuatu.

Ya ia terus saja mendengar suara seorang wanita yang sedang menangis, Dyno pemuda itu membuka sebuah pintu yang terbuka dan masuk kedalam ruangan tersebut tanpa permisi.

Pemuda itu dikejutkan dengan pemandangan seorang gadis yang sedang mengarahkan pisau kearahnya, ia tau jika gadis itu adalah korban selanjutnya dari penelitian mereka jadi ia tidak boleh mati bunuh diri.

Ia menatap ngeri pisau tajam yang berada tepat disorot matanya, namun hal tersebut tampaknya tidak membuat pemudi itu takut.

"Jika lo mendekat, akan gue pastiin pisau ini bakalan membelah leher lo!" ujar gadis itu gusar, dengan raut takut dan berani yang dibuat buat.

"Gue gak bakal nyakitin lo, jadi turunin pisau itu," balas Dyno dengan tenang.

"gak gue gak pernacaya sama kalian, k-kalian udah bunuh keluarga gue," Tangis gadis itu pecah, namun ia buru buru menghapus air matanya dan mendekat pisau itu kepada Dyno.

Dyno tampak sedikit terkejut dengan ucapan gadis itu, memang benar selama mereka melakukan penelitian mereka sudah mengorbankan dua nyawa sehingga gadis itu kehilangan semua anggota keluarganya.

Ke9 pemuda yang melakukan penelitian tersebut juga bahkan tidak paham dengan konspirasi yang diciptakan oleh pemerintah, yang mereka paling pahami dan pastikan adalah mereka berhasil menciptakan vaksin untuk virus zombie ini.

Kembali kegadis satu ini, entah trik apa yang digunakan oleh Dyno, gadis itu tampak sedikit lebih tenang, namun iya tetap menampakkan ekspresi kebencian nya.

"Nama lo siapa?"Ujar Dyno basa basi namun langsung mendapat tatapan naas dari gadis itu, gadis itu tanpak sangat tidak senang jika ada manusia yang mengusiknya, atau emang dia sudah membenci takdir nya?.

"Oke santai aja, gue gak bakal nyakitin lo, gue cuma mau nanya kenapa lo bisa ada sisini?"tanya Dyno.

"Gue dan kedua saudara gue adalah anak yatim piatu yang almarhum orangtua kami terlilit hutang begitu besar sehingga kami dikurung oleh pemerintahan dan berakhir disini! Berakhir dengan kalian yang membunuh kami!" Teriak gadis itu frustasi.

"Gue paham apa yang lo rasain, tapi kami juga dalam masalah yang sama, kalau saja kami tidak berhasil menciptakan vaksin dalam kade ke 3 kami semua bisa mati," jelas Dyno.

"Apapun itu, kalian tetaplah seorang pembunuh, kalian udah bunuh kakak dan juga adek gue, sampai matipun gue ngak bakal maafin kalian," Sarkas gadis itu dengan nada tinggi, iya mulai mengabil barang barang tajam disekitarnya dan melemparinya kepada Dyno.

Untung saja pemuda itu dengan cekatan keluar dari kamar yang malah seperti penjara itu, entah apa alasan manusia memperlakukan manusia lainnya seperti itu? padahal mereka semua sama sama tercipta dari tanah.

Flashback off

Update guysHahaha baterai habis nihh dahal tinggal dikit lagiNtar aja sambungan nya hehehe gaada canda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update guys
Hahaha baterai habis nihh dahal tinggal dikit lagi
Ntar aja sambungan nya hehehe gaada canda

Senin, 17 April 2023

A.G.A.I.N ? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang