<Alhaitham POV>
Apa ini waktu yang tepat untuk mengatakannya?
"Oi, Alhaitham!"
Bruk!
Astaga aku tak sengaja menjatuhkan bukuku. "Ada apa?"
"Hihi, kau selalu begini ya memang
Bahkan ada Archon segala.
"Ehem, doushita?"
Tidak biasanya dia kemari saat libur apalagi dengan Nahida.
"Aku mau pinjam beberapa buku nanti kukembalikan, lalu Araci dan Nahida-san katanya mau bicara denganmu"
"Ah, sokka...donna hon?"
"Aku tahu letaknya kok, tidak perlu ambilkan Alhaitham"
"Setiap buku yang kau cari itu selalu di rak yang tidak bisa kau jangkau"
"Yang ini tidak kok, aku bisa ambil sendiri"
"Ya sudah, hati-hati ya, ada tangga di sana jangan pakai kursi"
"Ha'i~"
Terakhir dia ambil buku pakai kursi, dia hampir tergencet rak buku.
Aku perhatikan dari sini saja.
"Kalian makin akrab ya"
Suki dakara.
Selain pekerjaan, aku menyukainya.
Tapi aku tidak tahu waktu yang tepat untuk mengatakannya.
Kemarin aku mengatakannya tapi dia tidak mengerti maksudku.
Hah, apa dia memang tidak menyukaiku?
"Araci, masih mau di sini?"
"Araci ikut Nara [y/n], aku permisi dulu"
"Aku bantu bawa", dia membawa banyak buku.
"Tidak perlu Alhaitham, aku bisa sendiri. Aku duluan ya"
Aku tidak bisa melihat buku apa saja yang diambilnya.
Kalau libur, dia biasanya kemari hanya sekedar baca buku denganku atau memang hanya ingin cari suasana saja.
"Hihi, kau masih khawatir saja dengannya"
"Dia ceroboh, itu membuatku khawatir setiap saat"
"Semua baik-baik saja kan, Alhaitham?"
Apa maksudnya?
☘️📚☘️
<Author POV>
Kau sibuk di kamarmu dengan Araci.
Membaca semua buku yang kau pinjam dan mencatatnya di sebuah buku.
"Jika memang itu yang dia lakukan..."
"Nara yang jahat"
Tok. Tok.
Pintu kamarmu diketuk seseorang membuatmu buru-buru membereskan semua buku dan catatanmu ke bawah kasur.
Araci pura-pura menjadi boneka.
Pintumu kau buka. "Alhaitham? Doumo~"
"Kau senggang sekarang?"
Kau tampak berpikir.
Hari sudah gelap tanpa kau ketahui.
Tak terasa bagimu yang sedari tadi berkutat dengan buku.
Sampai kau melewatkan makan dan perutmu berbunyi.