<Reader POV>
"Mama! Mama! Alaki mau pakai ini!"
"Ha'i, ha'i"
Aku takut terlalu lama melakukan itu di kamar mandi.
Yah, cuma melakukannya 2 ronde rasanya aku pegal.
Memandikan anak-anak sebentar lalu memakaikan pakaian ke mereka.
Pakaian khas Liyue, mereka beli katanya tadi.
"Watachi kawaii?"
"Uhn, kawaii yo, dare no musume da?"
"Alaki wa mama no mucume!"
Gemas! Jantungku tidak kuat! Demi archon!
"Mama! Mama! Alaka dou?"
"Uhn, kakkoi yo, dare no mutsuko?"
"Mama no!"
Gemas! Alhaitham kecil gemas sekali!
"[Y/n], tetsudatte ii?"
"Ii yo, chotto ne"
Uhh, jadi tidak bisa melihat wajahnya sekarang.
Sulit rasanya.
"Pakaian Liyue membingungkan"
"Fufu, kau pernah ke Inazuma? Baju di sana gampang menurutku"
"Berpergian ke tempat lain bagus juga"
"Deshou? Makanya jangan baca dari huku saja, dasar kutu buku"
"Kau saja yang tidak bilang"
Festival lentera di sini dan festival kembang api di Inazuma memiliki arti yang sama.
Aku sempat menikmati festival di Mondstadt meski sebentar saja tapi menyenangkan.
"Junbi ii?"
"Aye!"
"Ayo berangkat!"
"Ou!"
Aku sengaja membawa keduanya berputar agar tidak cepat ke Sumeru.
Sumeru hanya akan membawa air mata bagi kedua anak kecil ini.
Begitu keluar penginapan, banyak orang berkeliaran.
Aku menggendong Araka agar tidak tersesat, Alhaitham juga melakukannya pada Araki.
"Aku tahu tempat bagus"
"Doko?"
"Ikuti saja aku"
☘️📚☘️
<Author POV>
Festival lentera yang diadakan di Liyue membawa suka cita bagi penduduknya.
Setiap orang membawa lentera yang telah dihias yang nantinya akan terbang mengarungi langit.
Mengarungi lautan bertabur bintang.
"Di sini tidak ramai, aku suka ke sini karana pemandangannya bagus"
"Wuah!"
Pemandangan pelabuhan Liyue dari atas sungguh memanjakan mata.
Tidak banyak orang tahu.
Biasanya tempat untuk pasangan yang tahu saja.
Lentera mulai berterbangan di langit.