☘️10📚

272 32 1
                                    

<Author POV>

"Sebenarnya kalian ngapain sih? Situasi genting begini kenapa tidak bilang padaku langsung"

Menusuri daerah yang hijau bagai negeri dongeng.

Rombongan Alhaitham akhirnya berangkat saat dini hari setelah adu mekanik.

"Sore de...kore wa [y/n] no koto"

"Apa tidak terlalu banyak orang yang ikut?"

"Lima orang banyak katamu, Cyno? Bilang saja kau malas"

Dua bison sudah berjalan sejak dini hari hingga matahari terik di atas kepala.

"Kalau bukan karena burung pesan pembawa ini, aku tidak akan kemari"

Menelusuri karpet hijau yang membentang luas.

Dataran yang tidak rata.

Dan beberapa titik yang berbahaya di sana.

"Maaf karena Araci tidak pandai mengendarai burung huhuhu"

"Kenapa hal ini harus disembunyikan?", Ujar Dehya.

"Karena Nara [y/nl tidak mau melibatkan teman nara lainnya"

"Huh, kudaranai", kesal Cyno.

"Itulah dia yang kukenal", Tighnari.

Tujuan utama mereka adalah tempat tinggal Araci.

Dengan membawa hal yang perlu.

Batu sihir yang dibawa Kaveh sangat membantu untuk penunjuk arah.

Dengan meletakan kuku di atasnya.

"Arahnya ke tempat itu"

"Tapi sebenarnya Nara [y/n] tidak pernah kembali lagi ke rumah nara!"

Semua manik melebar mendengar hal tersebut.

"Tapi ini mengarah tempatmu tinggal", sanggah Kaveh. "[Y/n]chan itu ahli dalam membuat hal ini dan tidak pernah salah"

"Itu aneh! Huhuhu, terakhir yang dilakukannya membuat barier ilusi di desa kami", mahluk kecil itu tampak menyesal. "Setelah menyelamat para nara, dia...dia huhuhu"

Pegangan Alhaitham makin mengerat pada tali.

"Araci pengecut hanya bisa lari huhuhu"

"Kita ke sana lebih dulu", ujar Alhaitham. "Ikuti saja arah batu itu, kita akan tahu jawabannya setelah ke sana"

"Kalau...tidak ada?", Kaveh sangat takut menanyakan hal tersebut.

"Jika tidak...Araci, tolong antar kami ke terakhir kalian bertemu"

Mahkuk kecil itu mengangguk dengan antusias.

Mereka melanjutkan jalan lagi.

☘️📚☘️

<Alhaitham POV>

Yang lain tidak bisa masuk kecuali aku.

Sepertinya bariernya dibuat untuk siapapun yang pernah menginjakkan kaki di sini.

Barier yang menyembunyikan keberadaan tempat ini hanya [y/n] yang bisa.

Yang lain berkemah agak jauh dari sini.

Mahluk kecil ini langsung mengerumuniku.

Sepertinya memang gawat.

Mereka menangis dan mengatakan hal tidak jelas karena bersahutan.

Sepertinya mereka bingung harus apa atas hilangnya [y/n].

PaperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang