Unreal Love : Penjara.

456 53 4
                                        

"Sabar Gre, ini semua sudah menjadi takdir buat ibu lo yah jadi ikhlasin." ucap Zeran menenangkan.

"Ini bukan takdir ran, mamah harusnya masih idup cuma karena papah bunuh mamah, dasar pembunuh!!" Teriak Gracia pada Gion.

"Eh sabar Gre ikhlasin, ini bokap lo juga." Lerai Zeran.

"Beberapa jam lalu emang dia bokap gua ran, tapi sekarang dia bukan siapa-siapa! Dimata gua dia cuma seorang pembunuh!!" Teriak Gracia.

"Sabar-sabar hei." Lerai Zeran.

"Pak jamal, panggil polisi, biar orang ini masuk penjara, jangan cuma di biarin tanpa di berikan ganjaran sama sekali!" ucap Gracia.

"Jangan masukkin papah ke penjara, papah mohon." ucap Gion memohon.

Gracia diam ia benar-benar tidak menanggapi, ia seperti sudah menganggap bahwa Gion tidak ada disana.

"Telepon pak!" Titah Gracia.

Jamal kemudian menelpon polisi, dan beberapa saat kemudian polisi datang untuk membawa sang pelaku atau Gion untuk masuk penjara.

"Saudara Gion, ikut kami ke kantor polisi." 2 orang polisi kemudian mulai menahan Gion.

"Pak jangan masukkin saya ke penjara, ini cuma, cuma salah paham-" ucap Gion terpotong.

"Salah paham gimana?! Gaada salah pahaman disini, disini jelas papah yang salah, bukan siapa-siapa, jadi jangan pernah nyalahin orang lain!" ucap Gracia.

"Udah bawa aja pak, kasih hukuman paling berat, yang penting mendapatkan ganjaran yang benar-benar adil. Dia yang salah, dia juga yang marah sama orang." ucap Gracia.

"Gre sabar-sabar, tenang, dia bakal mendapatkan ganjaran yang bener-bener adil kok, tenang..." ucap Zeran.

"Baik, ikut kami, semua alasan anda, biar nanti anda jelaskan di sana! Ikut kami!" ucap seorang polisi dan segera menarik paksa Gion.

"Terimakasih, dan kami turut berdukacita atas meninggalnya saudari Cia. Kami permisi dulu." ucap polisi seraya pergi meninggalkan Gracia, Zeran, Sumini, dan Jamal.

"Bi, ayok kita kuburin mamah, biar mamah bisa cepet-cepet istirahat di rumah keabadian." pinta Gracia.

"Kita panggil dulu tetangga-tetangga disini ya, udah jangan nangis." ucap Sumini.

"Gre, gua coba hubungin temen-temen yah." ucap Zeran diangguki Gracia.

Waktu hari ini sudah menunjukan pukul lima pagi hari, dan sudah banyak orang-orang berdatangan dan mendoakan Cia.

"Ge kamu yang sabar, tabah, dan ikhlasin tante Cia, tante Cia pasti udah bahagia di surga sana di samping Tuhan." ucap Shani seraya menitihkan air mata memeluk Gracia.

"Ci mamah Ci.." Lirih Gracia dalam pelukkan Shani.

"Sudah Ge, ikhlasin Ge, Ikhlasin, semua sudah terjadi, tidak ada yang tau tentang kapan orang itu pergi meninggalkan dunia dan menempati rumah keabadian yang sudah Tuhan sediakan untuk tante Cia." ucap Shani menenangkan.

"Mamah di bunuh papah ci, gimana aku bisa ikhlas, gimana aku bisa tabah." ucap Gracia.

"Lo kuat Gre, kuat!" ucap Melati memberi semangat.

Mereka merencanakan penguburan Cia akan dilaksanakan pukul tujuh pagi, karena beberapa hari ini sering terjadi hujan di siang dan sore.

Dan hari ini sudah pukul tujuh, Gracia dan warga beserta teman-teman Gracia ikut untuk membantu pemakaman Gracia.

Disana Rasa Gracia benar-benar bercampur menjadi satu, di sisi lain ia memikirkan tentang Gion, disisi lain ia belum ikhlas dengan kematian ini.

"Mah... Gracia masih pengen terus bareng-bareng sama mamah, kenapa mamah malah pergi duluan, mamah janji untuk terus bareng-bareng sama aku, kenapa mamah ninggalin mah. Gimana sekolah aku, aku udah mau lulus mah gimana sama ujian aku tanpa mamah, mah..." ucap Gracia menangis.

UNREAL LOVE [SLOW UPDATE 🐌] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang