Hari ini Gracia pulang agak terlambat dari murid-murid lain, mengapa? karena hari ini Gracia mendapat tugas dari guru matematika untuk mengerjakan soal praktek karena Gracia pernah tidak masuk sekali.
Saat pulang, keadaan sudah menggelap, bukan karena hari ini sudah sore atau malam. Melainkan hari ini baru saja pukul setengah dua siang, hujan baru saja turun pukul satu siang tadi, bahkan hingga saat ini hujan masih turun rintik-rintik.
Gracia sudah diperbolehkan untuk pulang, dengan cepat ia menuju gerbang yang sudah sepi oleh murid-murid, ditambah rintik-rintik hujan.
"Udah disuruh kerjain matematika, sekarang pulang pun jalan kaki! Mumet banget gua!" Gracia mendumel sendirian, ia kesal dengan keadaan saat ini, bagaimana tidak bila ia harus mengerjakan sepuluh soal matematika saat pulang ia harus berjalan kaki hingga menemukan angkutan umum.
Rintik-rintik hujan perlahan mulai menghilang, namun masih menyisakan langit-langit yang masih mendung.
Sudah terasa lama bagi Gracia untuk berjalan, namun ia masih belum bisa menemukan angkutan umum satupun, Gracia merasa menyesal menolak ajakan Bara untuk mengantarkan ia pulang. Namun apa daya, semua sudah terjadi.
Rasa lapar sudah menyerang Gracia, bersyukur ada penjual bakso pinggir jalan yang masih buka, dan sangat sepi.
Gracia segera menghampiri penjual dan memesan bakso sebagai pengganjal rasa lapar.
"Beli bakso, makan disini, disambelin nya sama saya aja pak."
"Baik dek."
Beberapa saat kemudian bakso pesanan Gracia datang, dengan rasa sudah bercampur aduk ia langsung memasukkan sambal, mengaduk, kemudian segera memakannya.
Saat sedang asyik-asyik makan, sekelompok yang sering membully Gracia datang, benar Genk Wisnu.
Genk laki-laki di sekolah yang sering menghina, membully dan berbicara sesuatu hal buruk pada Gracia.
"Hai murah." Wisnu, sang ketua Genk melambaikan tangan pada Gracia.
Gracia yang masih merasa lemas karena lapar hanya, tersenyum remeh dan segera melanjutkan memakan bakso.
Wisnu menunggu Gracia selesai makan bakso, sampai akhirnya selesai dan Gerobak bakso pun ikut untuk pergi.
Saat ini keadaan menyepi, tak ada mobil maupun motor yang melewati disana.
"Mau ngapain kalian disini?" Datar Gracia.
"Ini jalanan umum, mau siapapun lewat kesini gak harus izin sama lo dulu!" Dia Shela, seorang yang menyukai Zeran.
"Masih berani lo sekolah di sekolahan ternama? Di taro dimana muka lo?! Sampe masih berani injakin kaki di sekolahan ini?!" Wisnu mulai bersuara.
"Heh bencong! Masalah gua sama Zeran, urusan gua sama dia, urusan lo sama gua apa?!" Gracia kemudian beranjak dari duduknya, dan segera mendorong Wisnu hingga tersungkur.
"Kurang ajar lo!!" Wisnu segera beranjak dari duduknya dan segera menampar keras pipi Gracia.
Plakkkk
Tamparan pipi kanan Gracia dapat membuat bibir bawah Gracia sedikit berdarah karena ada sobekkan, karena tamparan terlalu keras.
"Aws..." Ringis Gracia.
"Sakit Anjing!!" Gracia kemudian menampar pipi kiri Wisnu dengan sangat benar-benar keras, dan hal sama terjadi pada Wisnu, bibir bawah Wisnu sobek dan berdarah.
"Wah kurang ajar nih bocah, berani-berani nya pukul bos kita!" Shela kemudian menampar pipi kanan Gracia, darah semakin mengucur dari sobekkan tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNREAL LOVE [SLOW UPDATE 🐌] √
RomanceIni kisah tentang seorang laki-laki yang memiliki masa lalu kelam.. Ia di kecewakan, di bohongi dan banyak sekali masalah di masa lalu nya. Sampai ia tak percaya bahwa cinta ada. - Kisah seorang wanita yang terobsesi tentang sebuah cinta, ya..manus...