UNREAL LOVE : Terkunci.

751 74 5
                                        

Saat melihat kunci gudang tersebut patah, Mata Zeran membelalak.

"Kok malah patah sih!" Gumam nya seraya melihat terus kunci.

Gracia yang mendengar hal tersebut langsung menghampiri kearah Zeran.

"Ck, mana sini liat."

Gracia langsung mengambil kunci tersebut secara paksa.

"Kok bisa patah sih, engga hati-hati sih lo!" Gracia berdecak malas.

"Lah kok lo malah salahin gue sih, kalo gue tau itu kunci bakal patah gabakal gue paksa masukkin kunci ini."

Gracia berdecak malas, ia bingung harus melakukan hal apalagi, disekitar gudang tak ada alat untuk membantu membuka pintu gudang tersebut.

Tak Hanya Gracia yang berfikir , Zeran pun berfikir keras. Apapun caranya ia tak mau bersama dengan seorang wanita dalam 1 ruangan berduaan saja.

Namun tak lama Gracia tersenyum-senyum sendiri, padahal tadi dirinya yang malah marah-marah.

"Eh tapi gue seneng lah, kalo gue kekunci disini semaleman. Gue bakal terus sama cowo sok cool ini." Batin Gracia seraya tersenyum.

"Hey, Gracia, lo kenapa?"

Zeran berusaha melambaikan tangan pada Gracia yang sedang melamun seraya tersenyum-senyum .

Saat sadar dengan lambaian tangan Zeran, wajah Gracia kemudian mulai berubah ekspresi.

Zeran yang melihat itu sedikit merinding dan takut  , ia takut bahwa Gracia malah kesurupan hantu gudang sekolah.

"Lo kenapa liatin gue?" Tanya Gracia.

"Lo ga kesurupan hantu gudang ini kan?"

"Gila ya mulut lo, berisik tau gak? Kalo mereka denger gimana?"

"Bodoamat."

Zeran kemudian menemukan sebongkah kayu yang sudah usang dan dilapisi debu-debu.

Ia lalu mengambil nya, dan berusaha mendobrak-dobrak pintu agar terbuka, walau harus terusak.

"Eh tapi gue bersyukur tau bisa kekunci disini sama lo."

Zeran yang mendengar hal itu langsung mengerutkan dahinya.

"Maksud lo."

"Jadi maksud gue adalah gue bersyukur disini sama orang yang gue suka, dan itu lo." Gracia tersenyum.

"Dan gue malah merasa sial disini bareng lo."

Gracia lalu langsung mengkrucutkan bibirnya.

"Gausah digituin, jijik gue liatnya."

Setelah mendapatkan balasan itu dari Zeran, Gracia langsung berbicara dengan 1001 nada, dan semakin kencang. Pokonya saat ini Gracia adalah orang tercerewet disana.

Gracia bisa berhenti saat Zeran bersuara dan seperti sedikit menyentak.

"Bisa Diem Gak Sih lo!" Sentak Zeran.

Namun beberapa menit kemudian Gracia mulai berbicara kembali.

"Gabisa lah, gue kan ada mulut." ucapnya seraya tertawa.

"Shut!"

Gracia yang melihat wajah Zeran sudah memerah langsung memberhentikan pembicaraan nya.

Gracia dan Zeran hilang di pelajaran kelima dan terakhir, walau tak ada guru teman-teman mereka tetap khawatir.

Hari ini seperti nya sudah menjelang sore hari, dengan di guyur air hujan semakin pemandangan langit yang Zeran liat dari jendela bergorden biru tersebut.

"Uhuk-uhuk."

Gracia tiba-tiba batuk, entalah mengapa ia batuk mungkin karena menghirup udara berlebihan dari ruangan berdebu tebal ini.

"Lo kenapa? Ko batuk-batuk?"

"Gatau gue, mungkin karena debu disini tebel banget makanya gue batuk."

Zeran yang mendengar pernyataan tersebut langsung mengangguk mantap.

Tak lama terdengar suara gaduh, dan riuh dari luar gudang tersebut, mereka adalah murid-murid yang menekat untuk pulang walau hujan masih mengguyur.

"Eh kayanya udah pulang deh."

Gracia langsung mengecek ke jendela, dan benar ada beberapa murid laki-laki yang bahkan salah satunya ia kenal.

"Yuta, Yut." Teriak Gracia.

Zeran yang mengetahui hal tersebut langsung ikut berteriak walau sejujurnya ia tak tahu siapa Yuta.

"Yuta, Tolong Yut." Teriak Zeran.

Yuta yang tak kunjung menoleh membuat Gracia putus asa, dan ia memilih untuk duduk sejenak di meja yang berada di gudang tersebut.

Sementara Zeran yang masih bersemangat untuk memanggil Yuta, walau ia tak pernah mengenalnya.

Gracia saat memperhatikan kesekeliling gudang, menyusuri setiap sudut gudang menyadari sesuatu.

"Ran udah ran, lo jangan teriak lagi bakalan percuma juga."

"Apaan sih lo, emang lo gamau keluar dari sini? Oh ya gue inget kan lo seneng disini bareng gue."

"Emang percuma kok, karena gue inget dulu disini pernah di pasang peredam suara karena pernah di jadiin studio music." Jelas Gracia.

Zeran yang mendengar hal tersebut langsung terdiam tak berteriak memanggil nama Yuta.

-
Zeran lalu memilih untuk duduk bersandar pada meja-meja yang telah usang disana.

Gracia yang mengetahui Zeran memilih duduk bersandar ikut duduk di samping nya.

Dengan sengaja Gracia duduk lebih mendekat dari Zeran.

"Apaan sih lo, geser sana."

Gracia menggeleng. "Aaa gamau, cuma mau sama kamu."

Gracia lalu menggandeng lengan Zeran, membuat Zeran sedikit risih dan jijik.

"Gue jijik tau gak?"

Gracia malah terus mendekat kan dirinya pada lengan Zeran, lebih merapat.

Zeran lalu mendorong Gracia pelan sebagai cara agar Gracia sedikit berjarak dari dirinya.

"Ih kok dorong-dorong sih."

"Lo mau nanti satpam masuk, dan tau kita disini, di tuduh ngelakuin hal yang engga-engga?"

Gracia menggeleng mantap. "Yaudah diem."








...





Sampai jumpa ya!

Unreal Love : Terkunci.

Hari  Kamis
24-11-2022
Jam 6.22

Makasih ya untuk kamu yang masih setia >33

See u next chapter!

UNREAL LOVE [SLOW UPDATE 🐌] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang