BAB 3 : WINTER STORY

495 57 11
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang yang artinya anak-anak kelas X dan XI SMA Neo Persada sudah terbebas dari semua mata pelajaran. Tidak terkecuali bagi para penghuni kelas X-1 yang langsung berhamburan keluar dari kelas mereka.

"Win main yok gabut nih gue dirumah, Mami sama Papiku keluar negeri lagi, anaknya malah ditinggalin." Rengek Nindya pada Winny yang berjalan di sebelahnya.

"Nin berhenti. Aku tidak merasa hubungan kita sebagai hubungan pertemanan yang akrab. Kalo kamu jenuh, main aja sama mereka" jawab Winny sambil menunjuk Yesi, Lia, dan Bastian dengan dagunya. "Mereka dari orang-orang yang 'sama' kayak kamu" Lanjutnya lalu berjalan mendahului Nindya berusaha meninggalkan gadis bermata kucing itu.

"Ish gue maunya temenan sama lo Winny sayang, gue mau kita sahabatan titik." Kata Nindya yang langsung berjalan menyamakan langkah dengan gadis itu sambil mengandeng tangan Winny tanpa ijin. "Ayoklah kita menikmati masa SMA yang indah ini. haha" Nindya langsung menarik lengan Winny agar berjalan lebih cepat menuju pintu gerbang.

Saat Nindya mengoceh sepanjang jalan mereka menuju pintu gerbang utama, tanpa melihat keadaan sekitar tiba-tiba ada sebuah bola basket bergerak ke arah mereka. Nindya yang reflek melihat pergerakan bola itupun hanya menundukkan kepalanya, eits ternyata Nindya lupa menarik Winny ikut menunduk, alhasil bola terlempar mengenai kepala gadis mungil itu.

BRAAAAAK!

"HEH ANJING SIAPA YANG NGELEMPAR BOLA INI SEMBARANGAN! ANJING BANGET MAJU SINI!" maki Nindya kearah segerombolan anak laki-laki yang berada di lapangan basket, tiba-tiba salah satu dari mereka berlari kearah kedua gadis itu.

"Sorry sorry are you okay? Ada yang luka ga? Mau gue bawa ke UKS?" terlihat cowok yang berparas blasteran itu panik berlutut di depan Winny sekaligus memperhatikan area kepala gadis mungil itu. Nindya yang terlihat akan membalas memaki cowok itu akhirnya tertahan saat Winny memegang tangan Nindya dan berusaha berdiri dengan susah payah.

"Aku gapapa kak, tolong lain kali lebih berhati-hati, kami permisi" Winny pun menarik tangan Nindya dan berjalan meninggalkan tempat itu.

"Lo yakin gapapa? Perlu ke UKS? Atau Rumah Sakit ga?" Kata Nindya yang khawatir juga dengan kepala Winny, dia takut sahabatnya ini punya luka memar atau apapun yang melukai kepalanya.

"Gapapa Nin, aku gapapa, inget kita masih kelas X jangan cari masalah sama kakak kelas" Omel Winny pada Nindya, Nindya pun memandang Winny dengan tatapan bingun.

"Kenapa? Mereka juga salah lho main basket ga kira-kira"

"udah Nindya aku gapapa, dah aku mau pulang dulu. Aku ke halte dulu ya mau nunggu bus dulu. Aku pergi Nin" Pamit Winny pada Nindya. Nindya pun hendak memprotes lagi tapi melihat Winny sepertinya benar tidak kenapa-napa dia pun mengurungkan niatnya.

****

"Lo tumben banget ceroboh gini Hen, gila anak orang hampir benjol gara-gara lo" Omel cowok tinggi ternyata bernama Luki itu kepada sahabatnya Mahen, sang sahabat pun hanya tersenyum samar menanggapi sahabatnya itu. "Ye ditanyain malah Cuma senyum doang.....eh tunggu JANGAN BILANG LU NAKSIR CEWEK CEBOL ITU? ANJIR MAHEN SEJAK KAPAN SELERA LU BOCIL?" Plakk sebuah tamparan kelas dilayangkan cowok bernama Mahen itu kepada sahabatnya Luki.

"Gausah ngada-ngada lo, gue ga naksir dia"

"Terus kenapa lo malah senyam senyum? Aneh anjir hiii ngeri banget" Kata Luki sambil meninggalkan sabahatnya itu dengan ekpresi seolah-olah ketakutan. Mahen pun makin melebarkan senyumnya. 'Ah I got you girl' batin Mahen sambil melihat kearah gerbang sekolahnya.

****

"Ma. Winny pulang" begitulah monolog Winny saat pertama kali memasuki rumahnya setelah pulang dari sekolah. Winny tahu Mamanya tidak akan menyahut karena sekarang Mamanya pasti sedang berada di Toko bunga mereka. Winny pun berjalan ke kamar mereka untuk berganti baju lalu setelah selesai dia berjalan ke meja makan dan meilihat beberapa masakan di meja makan mereka. Winny seperti biasa makan siang seorang diri dengan sebuah buku matematika di sebelahnya.

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang