BAB 8: KESIALAN NATHAN

322 48 5
                                    

"Ada apa?" saat ini Karen dan Jevano sedang berada di bawah dekat tangga kelas mereka, karena meski kelas mereka sedang jam kosong, tapi bukan berarti kelas lain tidak ada kegiatan mengajar.

"Jev to the point aja please gue mohon lo mau terima perjodohan kita, ah ga perlu sampe nikah gapapa paling ga sampe gue lulus kuliah dan dapet kerja. Kalo lo masih belum nerima perjodohan kita atau lo udah ada cewek nantinya, its okey lo bisa batalin semua saat itu." Jevano mengernyitkan alisnya bingung, tidak habis pikir dengan ucapan gadis didepannya ini.

"Kasih gue alesan buat nerima lo sekarang?"

Karen terlihat bimbang apakah dia akan bercerita ini atau tidak tapi melihat wajah serius Jevano yang memandangnya seolah menuntut jawaban akhirnya dia menyerah "Kalo lo nolak perjodohan ini, nasib gue dan adek gue dalam masalah. Kami bisa aja diusir dari rumah." Karen adalah tipe gadis yang tangguh, dia tidak suka dikasihani orang lain tapi keadaan membuat dia harus mengharapkan belas kasihan dari pemuda dihadapannya ini.

"Gak mungkinlah Om dan Tante lo sejahat itu ngusir kalian. Mereka kelihatan orang baik." Mendengar jawaban Jevano, Karen menunjukkan senyuman mengejek .

"Manusia memang pintar berkamuflase, hanya karena mereka memandangmu dengan senyuman hangat bukan berarti hatinya juga hangat." Karen menatap tajam kearah Jevano, bagi Jevano dia bisa melihat tatapan kesedihan di dalam mata gadis itu.

"Oke gue pikirin 4 hari lagi, kalian bakal gantian ke rumah gue kan? Gue ga suka dipaksa, apapun keputusan gue nanti, gue harap lo ga bakal kecewa." Jevano pergi meninggalkan Karen seorang diri, Jevano kembali menuju kelasnya kembali, sedangkan Karen hanya menatap penuh harap pada punggung pemuda itu yang semakin menjauh.

'Gue harap keputusan gue buat ngemis ke lo benar Jev.'

****

Saat ini Jevano cs sedang berada di arena balapan liar mereka, banyak para pemuda pemudi berkumpul di tempat ini. Bagi seorang Nathan dia lebih memilih berjam jam duduk di Kafe WiVi menikmati suara indah Winny ketimbang berada di tempat ini. Jevano sendiri sejak pertemuan dia dengan Karen tadi siang, pemuda itu menjadi tidak fokus dan bengong seperti saat ini.

"Cih bengong aja lo Jev. Noh ditungguin Samuel katanya lo mau turun sendiri kali ini." Kata Reza menepuk pundak Jevano

"Nath lo yang turun aja ya, gue tiba-tiba ga mood turun." Pinta Jevano kepada Nathan, tentu saja Nathan menolak karena dia ke tempat ini hanya mengikuti sahabatnya tanpa berniat ikut balapan.

"Ini lawannya Samuel Nath, ga mungkin gue kasih ke Reza atau Haikal, dia itu curang, lo yang paling paham kecurangan dia ada dimana. Ntar duitnya gue kasih lo semua kalo menang."

"Anjing lo pikir gue miskin nyari duit dari balapan gini?" Walau menolak, Nathan tidak benar-benar menolak permintaan sahabatnya ini, dia pun sudah siap dengan motor dan helmnya menuju ke arah garis start .

"Kenapa lo yang turun Nath? Gue kan maunya lawan Jevano." Kata Samuel dari balik helmnya.

"Alah ga bisa ngalahin gue, jangan harap bisa ngalahin Jevano." Jawab Nathan meledek kearah Samuel.

"Brengsek gue bikin lo menjilat ludah lo sendiri ya Nath." Samuel pun mulai menyalakan gas motornya, dia bertatap pandang dengan salah satu anak buahnya, sepertinya kali ini dia akan melakukan kecurangan lagi untuk membuat malu Nathan.

1.....2.....3

Nathan melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata begitupula Samuel yang sekarang jaraknya dibelakang dia. Awal perlombaan sepertinya sudah ketebak yang akan menang tentu Nathan, namun di tikungan terakhir tiba-tiba Samuel melajukan motornya sejajar dengan Nathan dan dia menendang motor Nathan dengan kencang, bertepatan saat itu banyak sekali tumpahan oli di jalan yang Nathan lewati sehingga keseimbangan Nathan goyah dan akhirnya dia terjatuh.

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang