****
Saat ini Karen sedang bersiap-siap karena kata Tantenya bahwa mereka akan kedatangan tamu penting, sahabat dari mendiang Papa dan Mamanya dulu.
"Kak Karen, Seliya pake ini bagus ga?"
"Wah bagus banget adeknya Kakak" Karen memakai gaun bernuansa putih susu, sedangkan sang adik sangat gemar warna pink sehingga dia menggunakan gaun berwarna tersebut.
"Kak bisa bantu rapihin rambut Seli?"
"Tentu my little princess sini dekatan sama Kakak biar bisa Kakak rapihin" Seliya pun duduk didepan meja rias kamar Karen. Sambil sesekali bercerita kepada Kakaknya betapa bahagianya dia hari ini karena dia baru saja mendapatkan 2 teman baru, kedua teman barunya ini baru pulang dari pertukaran pelajar di Jerman.
"Tadi Seli ditolongin Leon sama Jian Kak. Mereka nolongin Seli pas Seli mau diguyur air bekas comberan sama Vania dan Chika. Untung Leon sama Jian dateng terus ngebuang air itu sebelum kena Seli."
"Serius temen kamu Vania sama Chika kayak gitu? Tumben bukan Kevin sendiri yang ngebully kamu dek"
Seliya menggangguk pelan. Dia bercerita bagaimana tadi Leon dan Jian marah-marah ke Vania dan Chika saat hendak membully dirinya. Vania dan Chika pun saat tau yang memarahi mereka ternyata Leon dan Jian pun ikut takut juga dan dari sudut mata Seli, dia melihat gerak gerik Kevin mengawasi mereka dari sudut kantin.
****
SMP Harapan Bangsa
"Kalian itu kenapa sih suka banget ngebully orang? Kalo dia mati mau tanggung jawab?" Ucap Leon dengan nada kesal
"Iya. Coba sini kalian aja yang kita guyur pake ini gimana?" kali ini Jian menimpali dengat sorot mata tajam.
"Ka...lian gausah ikut campur. Ini urusan kami ya. Kalian siapa berani macam-macam sama kami hah?" Kata Vania, sebenarnya dia takut juga melihat wajah Leon dan Jian, walau mereka tampan tapi untuk situasi sekarang mereka sangat menyeramkan.
"Wah apa karena kita udah 6 bulan pertukaran pelajar ke Jerman, siswa sini jadi melupakan siapa Maleon Putra Huang dan Jian Nanda Sabekti?" Seru Leon sarkas kepada kedua gadis didepannya ini.
"Tinggal pilih pergi dari sini atau gue laporin kalian ke BK, jangan lupa sebagai murid teladan yang ikut pertukaran pelajar di sekolah ini, gue lebih memiliki effort buat bikin kalian menyesal." Ancam Jian dengan dia menatap tajam kepada kedua gadis itu.
"Van mending kita batalin aja deh, gawat kalo ada masalah sama mereka." Bujuk Chika kepada temannya.
"see? temen lo lebih cerdas ketimbang lo ternyata." Dengan kesal Vania dan Chika pun membuang air yang sudah mereka susah payah kumpulkan buat ngerjain Seliya.
"Hari ini lo aman Sel, liat aja besok. Gue bakal aduin ini ke Kevin. Tamat riwayat lo." Setelah mengatakan itu Vania dan Chika pun pergi meninggalkan tempat itu dan mengarah ke kantin.
"Gak ada another day gadis freak. Bye bye " Jian pun melambaikan tangan kepada mereka berdua, mereka berdua pun menjadi semakin jengkel dengan sikap Jian.
"Lo aman. Lain kali kalo dibully itu ngelawan bukannya pasrah. Udah 6 bulan sejak terakhir gue ngeliat lo dibully si Kevin Kevin itu ga ada perubahannya ya lo." Leon sekarang menghadap kepada gadis yang sejak tadi ketakutan tidak berani memandang mereka. Ya Seliya takut jika air comberan tadi benar benar mengenainya dan membuat bajunya kotor, itu pasti membuat Kakaknya harus susah payah membersihkannya.
"Te...terima kasih. Maamaaf merepotkan kalian." Seliya pun menundukkan kepalanya saat hendak dia balik badan untuk pergi, tangan Leon sudah lebih dulu mencengkram lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME, LOVE AND FAMILY
Teen Fiction"Tempat berlindung terbaik itu adalah rumah lantas bagaimana dengan rumah yang hanya membuat luka?"