Winny berjalan menyusuri koridor kelasnya seorang diri, ketika sampai di area papan pengumuman, fokusnya teralihkan pada sebuah pamflet yang terpasang di sana.
'Lomba Biosma Antar Sekolah' lalu Winny ingat tentang pesan Ibu Suci beberapa minggu yang lalu yang menginformasikan bahwa dirinya salah satu kandidat calon peserta yang akan mewakili sekolahnya. Dia harus bersaing dengan salah satu murid lain untuk menjadi penentu pesertanya."Kok bu Suci ga ngabarin aku lagi ya? Ujiannya harusnya kan besok? Apa aku ke ruangannya aja deh" Monolog Winny pada dirinya sendiri.
Winny pun melangkahkan kakinya menuju ke ruang guru tepatnya ruangan Ibu Suci guru Biologinya. Kebetulan saat itu Ibu Suci sedang berada di ruangannya.
Toktoktok! Suara pintu diketuk yang menghentikan aktivitas Bu Suci, lalu atensinya mengarah ke arah pintu dimana Winny berada.
"Permisi bu, boleh saya masuk?"
"Oh kamu? Ada perlu apa kamu kemari?"
"Maaf bu, saya mau bertanya perihal Biosma itu, kenapa saya belum dikasih tau mengenai mekanisme pelaksanaan ujian penentuan itu ya bu?" Tanya Winny sembari duduk di depan sang guru yang terlihat sangat sibuk.
"Loh bukannya kamu ga minat dengan lomba ini?"
Winny yang tidak mengerti maksud Ibu Gurunya inipun hanya mengernyitkan dahinya bingung. "Maksud Ibu?"
"Ga usah pura-pura ga paham. Kamu 3x mangkir di pertemuan bimbingan kita, bahkan kamu bilang ke nak Nathan kalau kamu males buat ikut bimbingan ini karena kecapekan. Jadi saya pikir kamu ga ada niat ikut lomba ini lagi."
"Hah? Nathan bu? Kok bisa nyangkut Nathan ya?" Winny semakin tidak mengerti arah pembicaraan mereka.
"Loh Nathan kan yang jadi saingan kamu nanti di ujian kandidat itu. Setiap pertemuan, ibu selalu informasikan ke dia buat info kamu juga yang kebetulan kalian sekelas. Karena ponsel saya hilang, kebetulan saat itu Nathan sering chat saya menanyakan materi materi biosma jadi saya wakilkan ke dia untuk informasi ke kamu."
"Nathan bu saingan saya? Tapi dia ga ada informasi ke saya." Jelas Winny semakin bingung dengan kenyataan ini.
"Kamu gausah bohong Winny, selama ini ibu selalu percaya dan respect sama kamu, tapi kamu justru kecewain saya. Kamu kan tahu saya beberapa minggu terakhir ini juga ga ada ngajar dikelas kalian karena ada tesis yang harus ibu kejar, ibu selalu minta tolong Bu Renata untuk digantikan. Setiap bimbingan Bu Renata selalu bilang kamu absen terus, bahkan Bu Renata diperlihatkan chat kamu dan Nathan tentang informasi lomba tapi sama sekali tidak kamu balas."
"Bu tapi saya beneran ga diinformasi sama Nathan."
"Cukup Win, ibu sudah memutuskan ujian kandidat itu dibatalkan dan saya menunjuk yang akan mewakili kelas X nanti adalah nak Nathan. Karena dia beneran niat mengikuti itu ketimbang kamu."
"Bu tapi ini ga adil, saya bahkan ga dapat informasi apapun soal bimbingan."
"Nak Winny saya tau kamu siswi yang cerdas di sekolah ini, namun bukan berarti kamu bisa menyepelekan orang lain seperti ini bahkan ngefitnah orang. Ibu benar-benar kecewa sama kamu. Jangan karena pinter kamu jadi jumawa. Itu pesan saya. Jika tidak ada yang mau dibicarakan, silahkan keluar. Saya masih sibuk." Usir Ibu Suci halus kepada Winny. Winny pun pamit meninggalkan ruang gurunya tersebut.
Winny berjalan lesu hendak menuju kelasnya, hingga sebuah tepukan di bahunya menyadarkannya ada sosok Gigi disebelahnya.
"Lesu banget Win"
"Haha engga kok Gi cuma laper aja sama ngantuk." Jawab Winny bohong dan memasang wajah memelas. "Btw dari mana? Bel udah bunyi daritadi lho"
"Itu Win ke toilet bentar sih tadi. Lo sendiri drimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ME, LOVE AND FAMILY
Teen Fiction"Tempat berlindung terbaik itu adalah rumah lantas bagaimana dengan rumah yang hanya membuat luka?"