BAB 5 : KAREN LIFE'S

410 51 0
                                    

"Karen mau kemana lo?" Gisella merangkul pundak sahabatnya Karen dari belakang

"Aish diem lo Gi gue lagi kesel"

"Kesel kenapa sih bestie? Om sama Tante lo lagi rese?"

"Iya. Kemaren gue pulang-pulang Seliya nangis lagi ngadu ke gue kalo Kevin sepupu gue yang tengil itu bikin ulah lagi sama dia." Karen tentu ingat bagaimana semalam Seliya adik satu-satunya masuk ke kamar dia sambil menangis tersedu-sedu dan dia bercerita jika di sekolah, Kevin sang sepupu makin bersikap seenaknya dengan Seliya.

Flashback di Kediaman Danuatmaja

Di sekolah Kevin suka sekali mengajak teman-temannya untuk membully Seliya. Bahkan gara-gara itu tidak ada yang mau berteman dengan Seliya karena takut mereka jadi sasaran bullyan Kevin dan teman temannya. Setelah mendengar aduan itupun Karen segera menghampiri Om dan Tantenya yang juga orang tua dari Kevin.

"Om, Tante, Karen minta tolong untuk kalian ngasih tau Kevin jangan pernah gangguin Seliya lagi kalo di Sekolah bisa? Karen kasihan sama Seliya sudah setahun sekolah disana tapi selalu digangguin Kevin dan teman-temannya bahkan sampai Seliya ga punya temen disana" Kata Karen kepada Om Indra dan Tante Citra saat mereka sedang ada di ruang tamu. Kevin si biang keroknya sendiri pun awalnya yang akan menyusul ke ruang tamu menemui Papa dan Mamanya mengurungkan niatnya dan memilih mengintip dari atas tangga saat melihat Karen menemui kedua orang tuanya.

'Sialan si Yatim Piatu itu pasti ngadu ke kakanya. Awas aja besok gue bikin makin sengsara lo' monolog Kevin kesal.

"Ya namanya anak-anak mungkin mereka hanya bercanda. Kamu tolonglah bilangin ke adek kamu gausah baper gitu jadi orang.' Jawab Tante Citra sambil menatap sinis ke arah Karen

"Baper gimana? Karen tiap saat diaduin Seliya kalo Kevin suka jahilin dia bareng temen-temennya bahkan beberapa hari lalu Karen liat sendiri Seliya terluka di bagian kaki sama tangannya karena habis didorong dan dikunciin Kevin dan temen temennya di gudang sekolah, belum lagi...—"

"KAREN SEKARANG MAU KAMU APA HAH? KAMU GA TERIMA KEVIN KAYAK GITU KE SELIYA? YAUDAH KALIAN BERDUA KELUAR AJA DARI RUMAH INI!" Bentak Om Indra ke pada Karen. Karenyang dibbentak pun awalnya kaget lalu sedetik kemudian dia menatap tajam kearah Omnya itu.

"Om bukannya yang harusnya pergi dari rumah ini itu kalian bertiga? Ini rumah Karen dan Seliya, Om sama Tante cuma wali sementara kami setelah Papa dan Mama meninggal jadi....-"

Pyaaaar! Suara pecahan gelas didepan Karen membuat suasana menjadi tegang di ruang tamu tersebut. Om Indra lah yang membanting gelas kopinya di depan Karen, lalu dia berdiri dan mencengkram leher keponakannya itu.

"Lalu kamu mau apa sekarang Karenina Restu Dirgantara? Mau ngusir kami keluar dari rumah ini? Hei ini sekarang adalah rumahku, semua perusahaan dari Papa kamu sekarang semua menjadi milikku, yang seharusnya pergi dari rumah ini adalah kalian berdua KECOAK BRENGSEK!" Cengkremana Om Indra yang begitu kuat membuat Karen kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Omnya itu.

"Udah Mas udah, kalo dia mati nanti kita ga bisa segera pindah alihkan aset ini. Inget kan wasiat dari kakakmu itu jika kedua putrinya tiada, semua hartanya akan diberikan ke panti asuhan sekitar. Kita masih membutuhkan mereka berdua, jadi udah Mas lepasin dulu" Lerai Tante Citra sambil berusaha membantu melepaskan cengkraman Om Indra dari leher Karen.

"Cih sialan! Kamu masih beruntung Karen, saya masih membutuhkan kamu dan adik kamu, jika tidak saya pastikan membuat kalian berdua ikut reunian bersama kedua orang tua kalian yang brengsek itu" Om Indra pun melepaskan cengkraman tangannya di leher Karen. Karen yang merasa terbebas dari cengkraman itupun langsung terjatuh ke lantai dan dia terbatuk batuk memegangi lehernya yang memerah.

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang