"Heh bocil ketemu lagi." Nathan sudah duduk manis diatas motornya. Saat ini dia ada di depan Kafe WiVi, setelah berpamitan dengan gengnya tadi, Nathan memang sengaja melajukan motornya untuk segera ke Kafe WiVi, beruntung dia tidak terlambat, gadis itu belum selesai performance . Diapun hanya menunggu dari luar sampai jam kerja Winny habis. Tepat pukul 23.50 Winny keluar dari Kafe, si gadis mungil itu tidak menyadari kehadiran Nathan sampai suara Nathan mengagetkannya.
"Kamu ngapain kesini?" Winny pun melirik kanan kiri takut ada orang yang mengenali mereka, segera menghampiri Nathan sambil berusaha merapatkan dan menutupi kepalanya dengan hoodie miliknya.
"Jemput lo. Udah malem ga baik anak gadis pulang malem malem. Lah sepeda lo mana?"
"Sepeda? Ah sepedaku tadi rantainya putus jadi naik bus. Eh tadi kamu bilang jemput? Maaf kita ga ada janji apa apa perasaan."
"Nah kebetulan kan bocil, lo ga bawa sepeda jadi bisa gue anterin pulang naik motor gue aja. Yoklah buruan pulang keburu malem." Nathan pun bersiap menaiki motornya, tak lupa dia menarik tangan Winny untuk naik keatas motornya.
"Gak ah aku kan ga setuju pulang bareng kamu." Winny berusaha menarik kembali tangannya yang dipaksa Nathan.
"Udah malem cil, ga ada bus lagi yang bakal lewat, ntar bahaya kalo lo kenapa napa di jalan. Udah sih nurut aja sama gue, ga bakal gue celakai lo."
Benar juga kata Nathan, jam segini pasti tidak ada bus yang lewat, memang rencananya Winny malam ini dia akan jalan kaki atau memesan ojek online untuk pulang, namun siapa sangka dia bertemu Nathan dan pemuda itu menawarinya pulang bersama.
"Oke tapi hari ini aja ya, nanti aku bayar aja ongkos bensin kamu." Mendengar itu Nathan pun mendenguskan wajahnya dongkol.
"Lo pikir gue mirip tukang ojek?" sepanjang perjalanan menuju rumah Winny, merekapun sesekali mengobrol satu sama lain bahkan mereka tertawa bersama malam itu. Winny yang melihat tawa Nathan dari spion motor pemuda itu dibuat kagum dengan wajah tampan Nathan.
'Hm pantes aja banyak yang naksir, ternyata memang ganteng' gumam Winny yang tentu saja tidak didengar Nathan.
"Kamu kok tau aku hari ini ke Kafe?" tanya Winny yang sukses membuat Nathan kelimpungan menjawab.
"Emm anu gue ga sengaja lewat Kafe tadi terus pas liat pengunjung rame, gue yakin sih lo lagi jamnya kerja disana. Hehe" Nathan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, suatu kebiasaan dia kalau sedang berbohong. Beberapa jam yang lalu Nathan sebenarnya meminta jadwal kerja Winny kepada Bang Wilson, awalnya Bang Wilson curiga ke Nathan tapi setelah Nathan cerita kalau mereka itu teman satu kelas dan satu sekolah hanya ingin memastikan Winny pulang dengan selamat, apalagi Winny seorang gadis. Akhirnya dengan pertimbangan itu Bang Wilson mau memberikan jadwal Winny kepada Nathan.
'Winny Winny apa yang kamu harepin dari jawaban Nathan? Berharap dia emang sengaja nungguin kamu? ga mungkinlah!'
Mereka pun sudah sampai di pekarangan rumah Winny, saat Winny hendak turun dari motor, dia melihat lampu rumahnya yang semula padam tiba-tiba menyala.
"Eh Nyokap lo kayaknya bangun deh, diomelin kagak lo Win? Kalo diomelin bilang aja lo kerja kelompok sama gue." Nathan khawatir Winny akan dapat masalah saat tahu dia baru pulang tengah malam begini.
"Enggak kok santai aja. Dah sana kamu pulang aja. Makasih udah anterin aku ke rumah."
"Santai, besok kalo ke Kafe gue bawain helm lah buat lo, kasihan rambut lo berkibar gitu. Yaudah gue pulang dulu. Bye cil." Nathan pun segera melajukan motornya menjauhi rumah Winny, sedangkan Winny saat ini sedang mempersiapkan berbagai alasan yang akan dia gunakan untuk menjawab pertanyaan Mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME, LOVE AND FAMILY
Novela Juvenil"Tempat berlindung terbaik itu adalah rumah lantas bagaimana dengan rumah yang hanya membuat luka?"