BAB 34: HARAPAN

296 30 1
                                    

Nathan merasa bingung harus melakukan apa saat melihat kedua orang tuanya kini tengah berdiri di depannya dengan mimik wajah sulit dijelaskan.

"Ma.. Pa? Kok kalian udah di Jakarta? Kapan pulang kalian dari Seoul?"

"Kenapa Mahesa? Kamu merasa terganggu dengan kehadiran kami? Untung saja tadi sebelum pulang ke rumah, Mama telpon dulu Mang Ujang apakah kamu dirumah atau di rumah Jeff, eh ternyata malah di sini sama anak gadis lagi berduaan."

"Ma ini ga seperti yang kalian kira."

"Sudah kalian berdua diam dulu. Mahesa kamu ikut kami ke dalam, dan kamu gadis muda, tolong tunggu disini sebentar." Setelah mengatakan itu Papa Agung pun berjalan masuk ke dalam Apartementnya diikuti Nathan dan Yuna.

"Mahesa apa kamu tau siapa gadis yang kamu bawa itu?" Tanya Agung dengan wajah serius setelah ketiganya berada di dapur apartment mereka.

"Tau. Dia temen sekelas Mahesa Pa."

"Dia itu 'gadis malam' sayang."

"Maksud Mama?"

"Semalem waktu Papa sama Mama ada acara sama rekan bisnis Papa, ga sengaja ketemu dia keluar dari Cafe mana badannya bau alkohol semua lagi. Bajunya juga kayak cewek ga bener."

"Mama sama Papa ketemu Winny semalem? Bukannya kalian baru pulang hari ini?"

"Papa ada pertemuan dadakan semalem dan itu di resto dekat Cafe tempat kita ketemu gadis itu."

"Jadi jelaskan pada kami Mahesa dia itu siapa? Kalian yakin hanya berteman? Kenapa tadi terlihat sangat mesra?"

"Astaga Pa Ma kami beneran hanya berteman, Winny temen sekelas Mahesa."

"Baiklah anggap kami percaya, kalau begitu mulai sekarang jangan ajak dia kesini lagi atau bergaul sama kamu, Mama ga suka anak Mama nanti terpengaruh hal jelek dari dia."

"Mama please Winny itu baik, dia lebih baik dari gadis manapun yang Mahesa kenal, termasuk Manda."

"Mahesa masih marah sama Mama karena perjodohan itu? Astaga anak ini bener-bener!"

"Sudahlah Mahesa benar yang dikatakan Mama kamu, lebih baik kamu membatasi bergaul dengan Winny Winny itu. Kamu pasti dengerin Papa kan? Sekarang kamu suruh dia pulang, ini sudah malam, kalau dia beneran gadis baik seperti yang kamu bilang, seharusnya jam segini dia berada di rumahnya, bukan malah dirumah teman laki-lakinya."

Mahesa pun pasrah dan mau tidak mau dia kembali ke ruang tamu dan melihat Winny yang sudah duduk diam dengan peralatan tulisnya sudah rapi masuk ke dalam tas.

"Nath, sudah malam, aku permisi dulu ya? Boleh ga aku ijin orang tuamu sekalian?"

"Ah maaf Win, Papa sama Mama kayaknya kecapekan deh ga perlu ijin segala. Yaudah gue anter..."

"MAHESA ADA TELEPON DARI JEFF.."
Teriakan Mama Yuna dari dalam yang Nathan yakini hanya akal-akalan Mamanya saja.

"Oh gausah Nath, aku pulang sendiri aja. Yaudah aku pamit ya. Selamat malam." Setelah berpamitan, Winny pun pergi meninggalkan apartement Nathan dengan perasaan yang sulit dijabarkan.

Winny teringat sesaat setelah Nathan dan keluarganya masuk ke dalam tadi, Winny memang berinisiatif untuk mengakhiri sesi belajarnya, lalu dia merapikan peralatan dan buku tulisnya. Saat semua sudah selesai, Winny mencoba untuk masuk ke dalam dengan niatan hendak berpamitan, namun dia justru mendengar namanya disebut didalam pembicaraan keluarga Aditama tersebut.

Winny mendengar semuanya dan dia pun mengurungkan niatnya untuk berpamitan segera, lebih memilih menunggu dengan tenang di ruang tamu kembali.

'sepertinya kesan pertamaku dimata orang tua Nathan sudah buruk' seperti itulah suara hati Winny sekarang.

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang