BAB 14: LEON PARENT (Part 1)

245 25 4
                                    

Di siang hari yang cerah di kediaman keluarga Huang, dari arah pintu masuk datanglah seorang pemuda dengan penampilan kelihatan kusut dan tidak karuan, siapa lagi pemuda itu jika bukan Leon.

"Leon pulang!" Salamnya begitu masuk dari arah pintu masuk

"Eh Mas Leon sudah pulang, Mas mending langsung masuk kamar aja Mas." Perkataaan Bi Ida membuat Leon bertanya-tanya tumben Bi Ida memintanya begitu biasanya sepulang sekolah Leon akan menghampiri Maminya dan salim kepadanya. Seolah tahu apa yang dipikiran Leon akhirnya Bi Ida pun menjelaskan "Itu Mas di halaman belakang ada Ye Ye sama Nai Nai. Mami sama Mas Reza juga ada dibelakang sih Mas takutnya..." Belum selesai Bi Ida menjelaskan Leon segera memahami situasi yang ada.

"Oh oke makasih Bi, kalo gitu Leon ke kamar dulu." Saat akan menaiki tangga, terdengar beberapa langkah kaki yang memasuki ruangan utama di rumah itu.

"Jadi begini sikap dari anak yang sudah susah payah dibesarkan oleh menantuku saat Ye Ye dan Nai Nainya berkunjung ke rumah?" Instrupsi dari Ye Ye seketika menghentikan langkah kaki Leon yang akan menuju ke kamarnya dan segera berbalik arah melihat Ye Ye nya itu.

"Papa sudah ya, Leon pasti capek habis pulang sekolah. Ayo kita ke ruang tengah saja." Bujuk Wanda kepada Papa mertuanya, Wanda pun memberi kode ke Leon untuk menunduk hormat kepada Ye Ye dan Nai Nainya ini.

Leon segera turun kembali dari anak tangga dan segera menuju Ye Ye dan Nai Nainya, tepat ketika berdiri di hadapan mereka, dia pun segera membungkukkan badannya hormat dan hendak mencium tangan mereka namun Winoto (nama kakek mereka) tidak menggubris uluran tangan dari pemuda di depannya ini. Leon pun menghembuskan nafasnya pasrah. "Lihat? Ye Ye bilang minta Leon untuk menghormati dan menghargai Ye Ye dan Nai Nai, tapi kalian sendiri justru tidak pernah 'memandang' Leon ada. Iya Cucu kalian memang hanya Koko Reza, Leon disini hanya menumpang hidup dari keluarga ini. Maaf sebelumnya." Leon pun membungkuk hormat untuk kesekian kalinya kedua kakek dan neneknya itu, niatnya pulang sekolah hendak rebahan sepertinya akan ia urungkan, Leon pun berbalik arah menuju pintu masuk tadi untuk meninggalkan rumah ini.

Reza yang frustasi pun segera mengejar adiknya itu, saat akan di depan pintu utama rumah itu, dia menarik tangan adiknya "Mau kemana lo? Jangan kelayapan udah mau malem ini. Masuk!" Perintah Reza kepada Leon, Leon yang jengah dengan sikap Kokonya ini lantas menepis tangan Kokonya

"Apa sih Ko, gue mau ke rumah Jian, malem ini mau nginep sono aja." Jawaban Leon tentu tidak membuat Reza merasa puas.

"Udah malem Le, jangan nyusahin keluarga lain, udah anggep aja omongan Ye Ye sama Nai Nai angin lalu. Masuk kamar sono, nanti biar Koko yang ngomong sama mereka"

"Ko, pernah ga lo berada di posisi gue? Iya gue sadar gue cuma anak haram di rumah ini, tapi biar bagaimanapun gue juga darah daging anak mereka, tapi yang selalu mereka 'pandang' itu selalu Lo dan Lo. Gue jaga jarak dibilang anak ga punya sopan santun, gue mencoba berbaur tapi ga ada respon kayak tadi. Gue capek Ko.. capek hiks" tanpa terasa air mata jatuh dari pelupuk mata Leon, Reza yang melihat itupun lantas memeluk adik semata wayangnya.

"Lo gausah cengeng, mana Leon yang tukang bikin gue naik darah tiap hari. Udah masuk aja, bentar lagi Papi pulang kok. Mami tadi sebelum Ye Ye sama Nai Nai dateng, udah masakin makanan kesukaan Lo."

Leon merasa beruntung diterima di keluarga Papinya ini. Walau dia menyadari kehadirannya justru membuat luka Maminya namun dia tetap beruntung memiliki Mami seperti Mami Wanda dan kakak seperti Reza.

****
Di siang yang panas itu terlihat ada pemuda betubuh jangkung sedang mencari seorang perempuan yang merupakan kekasih dari sahabatnya.

"Permisi kalian dari jurusan Komunikasi? Apa kalian mengenal Yuna?" Tanya pemuda itu kepada sekelompok gadis yang sedang duduk mengerjakan tugas mereka masing-masing.

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang