BAB 23: CURHAT KE ABANG

241 37 5
                                    

Setelah berbicara dengan Nathan, Winny masuk kembali ke kelasnya untuk mengambil tas dan bersiap siap untuk pulang. Para siswa di kelas itu masih setia menunggu kehadiran keduanya. Terlebih Yesi, Lia dan Rachel saling melirik satu sama lain, antara menyesal dan merasa bersalah ke Winny. Berbeda halnya dengan Manda yang justru menyunggingkan senyum sinisnya.

"Gimana Win, udah diputusin belom Nathannya?" Suara Manda memecah keheningan di kelas itu

"Man udah jangan tambah bikin runyam" tegur Aska ke Manda.

"Diem lo Ka, ini ga ada urusan sama lo dan kalian semua. Ini urusan gue, Winny dan Nathan."

"Gimana ceritanya ini jadi urusan lo Man?" Kali ini Jevano yang angkat bicara, setelah dari tadi dia hanya terdiam akhirnya dia kesal juga dengan sikap Manda.

"Loh gue sama Nathan kan bentar lagi bakal tunangan Jev. Ortu kita sama-sama setuju, tinggal nunggu bokap nyokap Nathan aja yang balik dari Korea jadi pertunangan gue bakal dilaksanain. Lo semua pasti gue undang kok. Terutama tamu spesial gue Winny" ucap Manda ketika menyebut nama Winny dia lebih menekankan intonasi suaranya.

"Jangan ngimpi tunangan sama Nathan lo. Dasar cewek halu!" Kata Haikal sama kesalnya.

Winny yang mendengar apa yang dikatakan Manda pun hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.

"Hah udah Man, semua urusan aku sama Nathan udah selesai. Selamat deh atas pertunangan kalian. Tapi maaf kayaknya aku ga bisa dateng nanti. Aku pergi dulu" Winny pergi meninggalkan ruang kelas itu bersamaan ketika sampai di depan pintu kelas, berhadapan dengan Nathan yang baru saja kembali. Nathan melirik ke arah Winny namun Winny hanya menundukkan kepalanya berusaha menahan butiran air mata yang akan jatuh setiap melihat pemuda itu.

"Hai sayangkuuu, kamu kemarin udah dikasih tau Mama Yuna kan setelah mereka balik kita bakal tunangan?" Ucap Manda sembari merangkul mesra lengan Nathan. Nathan sendiri berusaha menyingkirkan tangan Manda namun gadis itu justru mengeratkan pelukannya.

"Man, gue lagi ga dalam mood yang bagus. Jadi pergi aja lo."

"Gak. Gak bisa gitu. Kamu bareng aku aja pulangnya pake sopir. Oke? Mama mau ketemu kamu hari ini."

"MANDA GUE BILANG PERGI YA PERGI. LO PAHAM BAHASA INDONESIA GA SIH?" Hardik Nathan keras kepada Manda sembari menarik kasar lengannya dari pelukan Manda.

"Nath lo ga boleh kasar-kasar gitu dong sama cewek" bela Yesi walau dia menyesalkan perbuatan Manda tapi dia juga ga terima atas sikap Nathan kepada Manda ini.

"Yes jangan ikut campur dulu, Nathan kalo lagi kesel emang gitu." Reza menasehati. Dika yang takut saudari kembarnya itu semakin bar-bar pun reflek memeluk lengan Yesi dan memberi isyarat kepadanya untuk tahan emosi. 'udah sabar Yes jangan ikut campur. Oke?' Yesi pun hanya diam tidak menanggapi lagi.

Nathan segera meraih tasnya dan pergi dari kelas itu meninggalkan semua teman-temannya. Bagaimana dengan Manda? Dia sekarang benar-benar terlihat kesal kepada Nathan dan Winny.

****
Winny berjalan menyusuri koridor sekolahan yang mulai sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang mengikuti ekskul saja yang masih bertahan. Saat dia melewati ruang osis, tanpa sengaja dia menabrak seorang pemuda yang tadi siang mengajaknya kenalan.

"Oh sorry, i dont know you in there."
Ucapnya merasa bersalah namun saat gadis yang dia tabrak ternyata Winny dan kondisi gadis itu sedang menangis, Mahen spontan saja memegang pundah Winny. "Win? Its you? Why you crying?"

"Maaf kak engga kok aku ga nangis"

"Wait a minutes" Mahen pun kembali masuk ke ruang osis, setelah berpamitan dengan anggota osis yang lain, dia menghampiri Winny lagi dengan membawa tas dan jaketnya. "Mau nenangin suasana dulu? Kalo ga keberatan gue temenin? Lo kayaknya lagi kalut banget Win"

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang