BAB 4 : WINNY DAN WINTER

471 54 5
                                    

Winny ah atau sekarang Winter, saat ini sedang mempersiapkan diri untuk performance di Kafe WiVi.

"Wih Neng Winter mau siap siap manggung nih" goda Eno di depan Winter. Winter yang digoda pun hanya menyunggingkan senyum simpul.

"Berisik lo No, minggir gue mau setting gitarnya dulu" omel cowok yang bernama Arjuna itu pada Eno, Eno sendiri hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Udah-udah kalian malah ribut anjir. Jun band lo aman kan?" Lerai Wilson pada Arjuna dan Eno. Arjuna pun hanya mengacungkan jempolnya, jawaban dari pertanyaan Wilson tadi. "Dan lo No kalo ga ada kepentingan mending lo sama Jeffry aja sono, jangan godain pegawai gue. Btw itu Jeffry mana dah?" tanya Wilson pada Eno sambil melihat lihat sekitar mencari keberadaan Jeffry.

"nungguin adek sepupunya yang mau kesini, tau sendiri lo bang si Mahesa masih dibawa umur malah disuruh kesini sama Jeffry. Tu anak pake acara lupa bawa tugas buat presentasi besok lagi" omel Eno yang kesal pada Jeffry yang lupa membawa tugas mereka. Wilsonpun menganggukkan kepalanya paham atas kekesalan Eno, bagaimana tidak kesal tugas mereka bertiga malah lupa dibawa oleh Jeffry yang bertugas sebagai penyunting bahan presentasinya. Beruntung bahan presentasi itu tertinggal di rumah Mahesa yang letaknya tidak jauh dari Kafe ini, sehingga Jeffry bisa menyuruh sepupunya untuk mengantarkan.

****

"Lama banget sih lo Sa" Omel Jeffry saat melihat motor sport yang dikendarai adik sepupunya Mahesa berhenti didepan dia.

"Yaelah bang udah dibantuin juga masih aja ngomel" jawab Mahesa tidak terima dan langsung menyerahkan barang yang ditunggu abangnya ini.

"Thanks bro, besok gue traktir Mixue lu. Hehe dah sono pulang lu, dah malem bocil dilarang berkeliaran" usir Jeffry lalu hendak akan memasuki Kafe lagi, tangannya dicegat Mahesa.

"Bang ikut ya, males dirumah. Bokap Nyokap keluar kota lagi" rengek Mahesa pada Jeffry.

Jeffry yang merasa kasihan pun hanya mengganggukkan kepala sebagai jawaban dan dia mengisyaratkan Mahesa untuk memarkirkan motornya terlebih dahulu baru menyusul dia masuk ke Kafe tersebut.

Saat ini Mahesa mengikuti kemana arah abangnya ini memasuki ke salah satu sudut di Kafe ini. Mahesa sangat mengenal siapa teman-teman abangnya dan bahkan pemilik Kafe inipun dia kenal. Bang Wilson adalah kakak sepupu Reza, sehingga dia sudah sangat mengenal dengan baik.

"Selamat datang di Kafe gue Cil" Salam Wilson lalu merangkul pundak Mahesa, Mahesa yang mendapat sambutan hangat pun juga balas memeluk Wilson.

"Gue udah gede kali bang pake dipanggil Cil" balas Mahesa, setelah itu dia menyalami Eno dan beberapa pemain band yang dia kenal disana.

"Jangan sering-sering kemari Cil, ntar ketahuan bokap lu, kita bertiga yang ditonjok bapak Agung" Jeffry yang mendengar ucapan Eno pun hanya ketawa sambil memukul pelan belakang kepala sahabatnya itu.

"Udeh udeh jangan pada gangguin adek gue, dia disini mau refreshing bukan malah di roasting kalian"

Ketika mereka tengah sibuk bercanda dan mengobrol, dari sudut Kafe yang lain tepatnya di depan panggung, sedang ada si cantik sedang meregangkan perasaan nervous nya.

****

"Selamat malam semuanya, untuk mengawali malam hari ini yang kayaknya kebetulan sedang hujan deras ya, saya akan menyanyikan sebuah lagu berjudul Hujan"

Jalanan abu-abu yang hampa terasa terlalu kosong
Aku membuka jendela dalam perasaan kesedihan
Rintik hujan turun di atas kedua telapak tanganku
Penuh dengan rasa kesepian yang tumpah ke dalam hatiku

ME, LOVE AND FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang