Bagaimana rasanya menikah dengan kekasih kakakmu?
Tentu hal tak masuk akal itu tak bisa Naora jabarkan dengan kata-kata.
Dikala dirinya tengah sibuk membantu menyiapkan kamar untuk calon pengantin baru, ibunya datang dengan tergesa-gesa. Memaksanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa like + komen.
***
"Wuidiihhh... ini dia nih penganten baru. Lama gak nongol, makin kurus aja lo."
Seno melirik Ardan sekilas sebelum melanjutkan langkahnya dan duduk di sudut ruangan.
"Itu muka lusuh bener bro. Gak dapet jatah malam jum'at lo?" Goda pria lainnya, Geo yang memicu tawa dari tiga orang disana kecuali Seno.
"Serius deh Sen. Jujur gue kaget pas tau cewek yang lo nikahin itu Naora." Timpal Dira yang kemudian diangguki setuju oleh Brian.
"Lo dapet jackpot itu namanya Sen. Dapet cewek modelan Naora mah susah sekarang. Inget gak lo Dan? Naora dulu kan primadona kampus. Banyak yang deketin dia tapi gak ada yang berhasil bikin Naora baper."
"Beuhh... itu cewek bener-bener susah digapainya. Dan kata si Audy, Naora ini aslinya polos banget. Gak pernah pacaran dia. Makanya pas dimodusin, si Naora juga gak baper. Karena dia gak sadar kalo dia lagi dideketin. Polos bener kan?" Sahut Ardan kembali mengenang masa perkuliahan mereka.
Disaat keempat temannya sedang asik membicarakan sosok yang kini menyandang status sebagai istrinya, Seno hanya mendengarkan tanpa minat. Karena pikirannya tengah melayang entah kemana.
"Tapi Sen. Bukannya pacar lo Clarista ya? Kok nikahnya ama Naora? Kalian uda putus emang?"
Satu pertanyaan yang berasal dari Brian berhasil mengalihkan fokus Seno dari ponselnya.
"Nah ini nih. Lo gak ngomong apa-apa soal ini. Kita pikir lo nikahnya emang sama Clar. Lah kok pas kondangan yang berdiri di samping lo si Naora. Mana setelah itu lo gak pernah muncul di grup lagi. Di telfon juga jarang ngangkat. Sombong amat lo."
Seno menghela nafas pelan mendengar rentetan pertanyaan menuntut dari teman-temannya. Ia tatap mereka satu persatu sejenak sebelum menjawab, "Naora adeknya Clar."
Jawaban yang membuat keempat pria lainnya kontan melongo.
"Hah? Lo selingkuh gitu?"
"Selingkuh? Beneran? Wah gak nyangka gue."
"Apa gue bilang? Se kalem-kalemnya Seno, dia juga laki-laki biasa. Bisa khilaf juga."
"Trus Clarista jomblo dong sekarang? Banyak juga tuh yang ngincer cewek- em maksud gue mantan lo Sen."
Seno mengusap pelipisnya pelan. Cukup lelah hanya untuk menanggapi rentetan pertanyaan yang seolah tak ada habisnya. Ia alihkan perhatian pada arloji yang melingkar di pergelangan tangannya sebelum berucap, "Uda malem. Gue cabut."