31. Awal Baru

893 94 15
                                    

It's been a long time ~Gak mau banyak ngomong deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

It's been a long time ~
Gak mau banyak ngomong deh. Karna uda keseringan lama update 🤣
Happy reading ^^

Naora memperhatikan gerak gerik Seno yang sejak tadi merapikan beberapa barang bawaan mereka di kamar. Mulai dari memasukkan pakaian kotor ke ranjang cucian, meletakkan pakaian yang masih bersih ke dalam lemari, hingga meletakkan beberapa peralatan di meja rias. Pria itu tak sadar jika sejak tadi menjadi pusat perhatian.

"Mas," panggil Naora membuat pergerakan pria itu terhenti.

"Aku pikir kamu uda tidur," ujar Seno seraya menggulung lengan kemejanya hingga siku. Ia berjalan mendekat dan berdiri di samping Naora. Memperhatikan perempuan itu dengan seksama.

"Ada yang kamu butuhin?"

Naora menggeleng pelan. Ia masih belum terbiasa dengan perubahan drastis sikap suaminya. Namun di lain sisi, Naora merasa bahagia. Ini pertama kalinya dalam hubungan mereka, Seno memperlakukannya dengan begitu hangat.

"Radit mungkin baru datang nanti malam. Jadi kamu istirahat aja dulu."

"Mas Seno mau kemana?" tanya Naora saat pria itu berbalik.

"Saya ke kantor sebentar. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa minta mbok Asmi. Ada mama sama Kiara juga di bawah," jawab Seno bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka.

"Kamu mau kemana?" tanya Aurin bingung.

"Kantor, ma." sahut Seno sembari meraih tas kerjanya.

"Loh? Istri kamu lagi sakit loh Sen. Kok kamu masih aja ngurusin kerjaan sih? Ini juga hari libur. Apa atasan kamu nggak bisa mengerti?"

"Aku cuma ke kantor sebentar, ma. Ada-"

"Ya tapi kan-"

"Nggak apa-apa kok, ma," potong Naora membuat keduanya menoleh.

"Naora."

"Biar mas Seno lanjutin pekerjaannya dulu. Aku juga mau istirahat kok," ucap perempuan itu meyakinkan.

Aurin menatap putera dan menantunya bergantian. Wanita paruh baya itu hanya bisa menggangguk pasrah.

"Yaudah."

-

"Bang Radit!" seru Naora girang. Perempuan itu berjalan tergesa-gesa mendekati kakak laki-lakinya. Membuatnya mendapat tatapan ngeri oleh seluruh anggota keluarga.

"Jangan lari, Nao," ucap Radit sembari mendekap adiknya. Naora tersenyum di balik punggung kakaknya. Ia mengurai pelukannya dan sedikit mendongak untuk melihat wajah Radit.

"Ayo duduk bang."

Radit mengangguk dan menuntun Naora duduk di salah satu sofa dan ia duduk di samping kanan Naora. Pria itu mengedarkan pandangannya sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Suami kamu mana?"

Akad PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang