Jangan lupa like + komen.
***
Setelah memakan waktu yang cukup lama di dalam kamar mandi, Naora memutuskan untuk keluar. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah mbok Asmi yang setia berdiri di depan pintu.
"Bagaimana non?" tanya wanita paruh baya itu.
Naora hanya diam. Lidahnya terasa kelu untuk mengolah kata. Tenggorokannya seakan tercekat yang membuatnya tak mampu bersuara. Ia menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan.
"Mbok," panggil perempuan itu terdengar rendah. Ia beranikan diri membalas tatapan mbok Asmi.
"Selain mbok, apa ada orang lain yang tau kalau mbok beli testpack?"
Mbok Asmi menggeleng cepat. Wanita paruh baya itu menjawab, "Cuma mbok sama mbak yang jaga apotik yang tau non."
"Pak Ujang?"
"Mbok ke apotik jalan kaki. Nggak minta anter pak Ujang."
Naora menghela napas lega.
"Kenapa non?" tanya mbok Asmi bingung.
"Mbok, aku boleh minta tolong?" Naora menatap mbok Asmi penuh harap. Walau tak mengerti dengan apa yang dimaksud majikannya, wanita paruh baya itu hanya mengangguk mengiyakan.
Dengan ragu, Naora memperlihatkan hasil testpack miliknya. Mbok Asmi memperhatikannya dengan seksama kemudian berseru, "HAMIL!"
"Ssstt mbok!" tegur Naora yang membuat mbok Asmi menutup mulutnya.
"I-ini.. garisnya ada dua non," bisik mbok Asmi.
"Aku tau mbok. Aku juga tau maksudnya apa," sahut Naora kembali menghela napas lesu.
"Karena itu aku mau minta tolong sama mbok."
"Minta tolong apa non?"
Naora terdiam sejenak. Menatap wanita paruh baya di hadapannya dengan ragu.
"Tolong... untuk sementara ini tolong mbok rahasiakan soal kehamilanku."
Ada kerutan di kening mbok Asmi yang muncul setelah mendengar permintaan Naora.
"Aku nggak mau ada orang lain yang tau. Kalau aku hamil."
"Ta-tapi kenapa non?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akad Pernikahan
FanficBagaimana rasanya menikah dengan kekasih kakakmu? Tentu hal tak masuk akal itu tak bisa Naora jabarkan dengan kata-kata. Dikala dirinya tengah sibuk membantu menyiapkan kamar untuk calon pengantin baru, ibunya datang dengan tergesa-gesa. Memaksanya...