5. Beruntung

527 96 3
                                    

Jangan lupa like + komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa like + komen.

***

Seno terdiam menatap meja makan yang telah terisi beberapa hidangan makanan. Ia alihkan pandangan pada perempuan yang kini berdiri tak jauh darinya.

"Ini apa?"

"Sarapan mas. Kemarin aku belum bisa siapin karena bangun kesiangan. Maaf." Ujar Naora memelan di akhir kalimat.

"Kapan kamu siapin ini semua?"

"Dari jam lima tadi. Dibantuin mbok Asmi."

Naora menatap Seno takut saat mendengar helaan nafas yang lolos dari bibirnya.

"Lain kali gak usah siapin sarapan. Saya gak terbiasa makan pagi." Ujarnya seraya duduk.

"Kenapa masih berdiri?" Tanya Seno menyadarkan Naora. Perempuan itu tersenyum kikuk sebelum akhirnya meraih piring kosong dan memasukkan nasi serta beberapa lauk sebelum menyerahkannya pada Seno.

Seno memperhatikan gerak gerik perempuan di hadapannya. Setelah Naora meletakkan piring di hadapannya, perempuan itu dengan cekatan menuangkan kopi untuknya.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Naora akhirnya duduk. Menyendokkan makanan untuk diri sendiri sebelum menyantapnya dalam keheningan. Perempuan itu menunduk dalam. Tak memiliki keberanian untuk menatap pria di hadapannya. Sementara Seno menyantap sarapannya pelan-pelan dengan arah pandangannya yang tak juga beralih dari Naora.


Seno berdecak saat pandangannya beralih pada jam dinding. Setelah menandaskan kopi hitam miliknya, pria itu pun bangkit.


"Mau kemana mas?" Tanya Naora bingung.

"Berangkat."

"Tapi makanannya belum ha-"

"Saya ada kegiatan lapangan dan harus segera kesana."

"Kalau gitu biar aku siapin bekal-"

"Gak perlu."

Seno beralih menatap layar ponselnya dan melakukan sebuah panggilan. Tanpa mengatakan apapun, pria itu bergegas pergi meninggalkan Naora yang menatap kepergian suaminya dalam diam.

Naora menatap piring pria itu sebelum seulas senyum tipis terbit di bibirnya. Ini adalah kali pertamanya menikmati sarapan bersama Seno. Walau bisa dikatakan jika ini merupakan sarapan yang kaku, setidaknya Naora bisa melihat jika pria itu sedikit mencoba untuk menerimanya.

Akad PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang