12. Keluarga Besar

583 95 7
                                    

Jangan lupa like + komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa like + komen.

***

"Ehh mantu mama uda dateng!"

Aurin menyambut kedatangan Naora. Ia berjalan mendekati menantunya kemudian merangkul bahunya.

"Maaf ya ma, Naora dateng sendiri," ucap Naora merasa tak enak hati. Aurin tersenyum dan menggeleng pelan.

"Mama uda gak kaget kalo anak itu gak dateng Nao. Dia mana mau sih dateng ke acara-acara seperti ini? Kamu uda cukup," sahut Aurin dan mulai menggandeng Naora menuju beberapa anggota keluarga yang sudah berkumpul di ruang tengah.

Naora tersenyum menyapa semua pasang mata yang tertuju padanya. Ia sedikit gugup karena ini merupakan kali pertamanya bertemu dengan kerabat jauh suaminya. Bahkan banyak wajah asing yang belum Naora temui sebelumnya.

"Mbak Naora," panggil seseorang yang kini berdiri di samping Naora. Sontak, perempuan itu pun menoleh kemudian tersenyum.

"Mbak Jelita."

"Ayo duduk sini mbak," ajak Jelita menunjuk salah satu tempat yang kosong. Naora menoleh pada Aurin meminta persetujuan. Dan ketika ibu mertuanya itu mengangguk mengizinkan, Naora segera mengikuti langkah Jelita dan duduk di samping wanita hamil itu.

"Ini menantumu Rin?" tanya salah seorang wanita paruh baya yang sejak kedatangan Naora tak berhenti memperhatikannya.

"Iya Tika. Cantik kan?"

"Iya memang cantik. Pinter juga Seno milih istri."

Naora merasakan wajahnya memanas karena mendengar pujian tersebut. Ia semakin menunduk karena menjadi salah tingkah.

"Uda deh kalian. Merhatiin mbak Naora jangan kayak gitu juga dong. Kasian nih mbak Naora malu."

Jelita merangkul Naora membuat perempuan itu pun akhirnya mendongak dan tersenyum dengan wajahnya yang sudah semerah tomat.

"Katanya temen kantor Seno ya?"

Naora kembali mengalihkan pandangannya saat mendengar salah satu dari mereka kembali mengajukan pertanyaan.

"I-iya pak.."

"Panggil om aja Naora. Kita semua disini kan keluarga kamu juga. Iya nggak ma?"

"Bener. Kami disini om sama tante kamu juga Naora. Rileks aja dan jangan sungkan ya?"

Naora kembali tersenyum kemudian mengangguk. Perempuan itu dibuat takjub akan keramahan dan keakraban keluarga besar suaminya. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk merasa nyaman berada di tengah-tengah mereka. Semuanya memperlakukannya seperti anggota keluarga sebenarnya.

Akad PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang