19. Kesalahan

653 89 17
                                    

Hai hai ~~Lama juga aku gak muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai hai ~~
Lama juga aku gak muncul.
Belum ada pencerahan buat kelanjutan ceritanya guys 🙏
Nahh...
Selamat membaca dan jangan lupa like + komen 👋

***

Hari ini suasana hati Naora bisa dikatakan sangat baik. Sejak semalam ia sudah membuat daftar kegiatan yang harus dilakukan keesokan harinya. Dan Naora sudah melakukan hampir semua yang ia tulis di dalam daftar. Salah satunya adalah menemani Kiara ke dokter kandungan serta membeli beberapa perlengkapan bayi yang akan segera lahir dalam hitungan hari.

Setelah semua yang Naora lakukan hari ini, hanya menyisakan satu kegiatan yang belum ia penuhi. Memasak makan malam untuk Seno. Mengingat hari ini adalah hari libur dan Seno mengatakan akan menghabiskan waktunya seharian di ruang kerja, karena itulah Naora memutuskan untuk menikmati makan malam dengan suaminya.

Naora tiba di rumah tepat pukul empat sore setelah menghabiskan waktunya lebih dari 30 menit untuk berbelanja bahan-bahan dapur. Rumah tampak sepi karena mbok Asmi berpamitan untuk pulang kampung selama beberapa hari.

Setelah menutup rapat pintu rumah, Naora berjalan menuju dapur dan meletakkan beberapa bahan ke dalam kulkas. Tempat yang akan ia tuju berikutnya adalah kamar. Tubuhnya terasa lengket karena banyak beraktivitas sore ini.

Ketika hendak menaiki anak tangga, perhatian Naora tertuju pada pintu ruang kerja Seno yang sedikit terbuka. Naora mengurungkan niatnya untuk pergi ke kamar. Sebaliknya, perempuan itu berjalan menuju ruang kerja sang suami.

"Lancang. Ngapain kamu kesini?"

Langkah Naora terhenti saat mendengar suara Seno yang begitu mengintimidasi. Seketika degub jantung Naora berpacu lebih cepat. Berpikir jika kalimat bernada ketus itu ditujukan untuknya. Namun, suara lain terdengar. Suara Clarista. Kini Naora mengetahui bahwa Seno tidak sedang berbicara dengannya.

Memberanikan diri, Naora mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Clarista yang duduk di sofa dengan angkuhnya. Sementara Seno masih duduk di kursi kerjanya. Terlihat berusaha untuk tetap tenang.

"Emang gak boleh? Kamu gak lupa kan Sen? Aku juga turut andil dalam pembangunan rumah ini," ujar Clarista sembari memainkan helai rambutnya.

"Andil? Dalam hal apa sampai kamu merasa berhak melakukan apa aja di rumah ini?"

"Sen? Kamu uda lupa, apa yang aku lakuin buat bantu kamu? Aku yang pilihin perabotan di rumah ini. Aku juga yang ngedekor semuanya. Semua yang ada di rumah ini adalah hasil karyaku."

"Dan semua perabotan itu, aku yang beli. Kamu gak keluar uang sepeserpun," ujar Seno membuat Clarisra terdiam.

"Fine, kalau kamu merasa itu semua hasil karyamu sampai bikin kamu berhak buat masuk seenaknya kesini, aku akan rombak semua yang ada disini. Kamu bisa ambil semua perabotannya kalau kamu mau. Gak akan aku pungut biaya."

Akad PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang