HAPPY READING
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️
☁️3 hari berikutnya setelah kabar meninggalnya ibunda Awan, Awan kembali melakukan aktifitasnya.
HAnya saja, hari-harinya kini menjadi lebih kosong.
Arsya sudah pulang dari RS kemarin, kondisinya membaik begitu juga lukanya yang sudah sembuh pula.
Kini mereka semua Awan dkk serta Arsya dkk tengah duduk dikantin sekolah, kabarnya Saras tengah diSkors selama 2 Minggu ini.
Arsya terlihat sedikit cangung mendapati Awan yang diam sedari tadi,Meskipun Nicho dan Gema beberapa kali berceloteh dan bercanda.
Awan menghela nafas, ia menoleh dan melihat Arsya yang tengah memperhatikannya, "Sya?" Tanyanya.
"Ah iya kenapa?" Tanya Arsya.
Awan menggeleng sambil tertunduk.
"Emm guys, gue sama Awan izin sebentar, masih ada waktu sebelum bel kan?" Pamit Arsya pada teman-temannya.
Nicho terkejut dan menatap Arsya seolah mereka berbicara lewat tatapan mata mereka itu.
"Ouh iya, mau kemana sya?" Tanya Fira.
"Taman belakang sebentar, ayok Wan." Ajak Arsya pada Awan.
Awan yang ditarik Arsya hanya pasrah dan mengikuti Arsya berjalan menuju Taman belakang.
Arsya duduk dibangku yang sudah disediakan ditaman tersebut, lalu dia menepuk Sisi bangku lainnya yang kosong meminta Awan duduk disampingnya.
Awan menurut, "Kenapa?" Tanyanya.
"Gue? gue gapapa." Jawab Arsya.
"Gue tau rasanya pasti kosong kan?" Ucap Arsya tiba-tiba.
Awan diam menunggu Arsya melanjutkan Ucapannya.
"Gue pernah diposisi lu, gue juga tau gue seharusnya ngga ngomong ini tapi gue harus." Lanjut Arsya.
"Wan,,, ditinggal sama orang yang paling lu sayangi pasti lu ngerasa dunia ini ngga adil, right?" Tanya Arsya.
Awan mengangguk mengiyakan.
"Lu tau penyebab Tante meninggal karena apa? gue ngga bermaksud, coba cari tahu kalau semisal itu sedikit janggal." Ujar Arsya menyarankan.
"Maksud lu Bunda gue dibunuh?" Tanya Awan tak percaya.
"lu bilang beliau meninggal karna jatuh kepentok Kulkas kan? coba lu pikir secara logis masuk akal ngga?" Tanya Arsya lagi.
"Dulu waktu Papih meninggal juga gue mikirnya gitu, Papih meninggal karna kecelakaan yang bener-bener ngga disengaja, tapi belakangan ini aku nemuin hal-hal yang sedikit mengganjal."
"Gue ngga bermaksud sangkut pautnya meninggalnya Papih gue sama Bunda lu, cuma gue rasa itu sedikit Aneh." Lanjutnya
Awan diam merenungi Ucapan Arsya, Sepertinya memang sedikit janggal tapi apa yang sebenarnya terjadi?
"Gausah difikirin, nanti lu malah sakit gegara mikirin konspirasi gue hhhe." Kekeh Arsya.
Awan tersenyum maklum, "Gue boleh Tidur dipangkuan lu?" Tanya Awan.
Arsya sedikit terkejut, namun dia mengiyakan dengan tersenyum dan mengangguk.
Baru saja Awan akan tidur diPaha Arsya,
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗦𝗔(TAHAP REVISI)
Teen Fiction[𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝐋𝐢𝐡𝐚𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐢𝐭𝐮, 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐚𝐬𝐦𝐮, 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢𝐚𝐧𝐦𝐮. 𝐆𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐫�...