HAPPY READING
Awan mengantarkan Arsya kerumah dengan aman dan selamat, Arsya turun dari motor Awan dan melepaskan masker dan helm yang dipakainya.
"makasih udah nganterin gue" Ucapnya.
Awan mengangguk dan tersenyum, "sama-sama makasih buat waktunya, gue pulang ya good night." Pamit Awan yang diangguki Arsya.
Awan pun segera memacu kuda besinya dengan perlahan meninggalkan halaman depan rumah Arsya.
Arsya masuk kedalam rumah dan didapat dilihatnya kakeknya tengah berkunjung kemari lagi, Arsya sudah siap jika akan dimarahi atau bahkan lebih,
toh salahnya main setelah pulang sekolah tanpa berganti pakaian dan meminta izin.
"assalamualaikum" salamnya.
4 orang dewasa yang berada diruang tamu langsung menoleh melihat ke arah pintu, "Wa'alaikumsalam".
4 orang dewasa dimana disana ada Ina mamih arsya, Kakek Tora, Nathan serta Nicho.
"abis dari mana Lo?" tanya Nathan sengit.
"gramed" jawab Arsya singkat.
"kenapa tidak izin? dan pergi bermain keluar menggunakan seragam sekolah? itu bukanlah contoh murid yang rajin" Tukas Ina.
"Bagaimana mungkin kamu bisa terpilih sebagai wakil ketua OSIS jika begini cara mu bersikap." imbuh Kakek Tora.
"Arsy capek, boleh istirahat ke kamar?" Tanya Arsya, dia benar-benar sudah lelah jika diajak berdebat kali ini.
"duduk!" titah Kakek Tora.
Arsya menghela nafas mendengar titah kakeknya, apalagi kali ini?? tidak kan mereka cukup puas membuatnya berkencan dengan tugas sekolah setiap hari.
Arsya memilih mengalah dan duduk di sofa single yang tersedia diruang tamu rumahnya.
"Pergi dengan siapa?" Tanya kakek Tora.
"dengan teman" jawab Arsya sekenanya.
"gadis atau pria?"
"cowok"
"malam-malam begini pulang habis dari Gramedia?" Tanya Kakek Tora lagi.
"saya tidak percaya kalau kamu dengan pria itu pergi ke Gramedia, apa buktinya kalau kau pergi ke Gramedia?"
Arsya membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan 3 buah buku non fiksi baru yang masih tersegel.
"pergi kekamaf dan tidur, berikan ponselmu pada Abangmu, ini adalah hukuman karna kamu tidak disiplin, 3 hari menuju sidang OSIS saya akan berikan ponselnya."
Arsya hanya diam, dia langsung merogoh saku rok nya dan memberikan hp nya pada Nathan yang tengah duduk santai melihat adiknya tengah dimarahi itu.
Nicho sedari tadi menyimak sembari berpura-pura bermain game di hp nya.
selesai dengan drama kecil tadi, Arsya langsung menuju ke kamarnya untuk mandi dan beristirahat.
dia meletakkan tas di kursi belajarnya, namun dia terduduk kembali saat melihat foto sang Papih yang masih terpajang rapi di meja belajarnya.
'Papih apa semua anak perempuan begini kehidupannya? kalau iya Arsy bakal jalanin hidup ini dengan ikhlas' Ucap Arsya dalam hati sambil terus memandang foto papihnya.
baru saja akan beranjak untuk mandi terdengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
tok tok tok
"bentarrr" jawab Arsya dari dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗦𝗔(TAHAP REVISI)
Novela Juvenil[𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝐋𝐢𝐡𝐚𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐢𝐭𝐮, 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐚𝐬𝐦𝐮, 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢𝐚𝐧𝐦𝐮. 𝐆𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐫�...