HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.Arsya sedikit melamun saat rapat OSIS berlangsung, dia memikirkan kejadian di kantin tadi, Mungkinkah Awan berselingkuh darinya?? tapi kata Awan, Nayla hanya anak teman orang tuanya.
"Sya?" Panggil biru yang kesekian kalinya.
Arsya tersadar, "Eh ya? kenapa?"
Biru mendekat dan Berbisik, "Jangan libatkan masalah percintaan Lo disini."
Arsya mengangguk paham, "maaf tadi saya sedikit melamun, ayok dilanjut Ra." Ucap Arsya pada sang sekertaris OSIS, Shakira.
"Jadi gini ka,,," Rapat berjalan sampai pukul setengah 5 sore. Arsya bersyukur karena baterai handphone nya masih dan dia bisa mengabari Nicho untuk menjemputnya, dia bertekad tidak akan menghubungi Awan sebelum Awan sendiri yang menghubungi nya.
Tak lama Nicho datang dengan pakaian santai nya menggunakan mobil, TIN TIN "Sy, Masuk." Titahnya.
Arsya masuk duduk di samping sebelah Nicho yang sedang menyetir, Tak ada pembicaraan, Arsya yang sibuk melamun sambil menatap jalanan lewat jendela disampingnya, dan juga Nicho yang fokus menyetir.
merasa canggung Nicho berdehem, "Ekhem, sya."
"hm, kenapa?" Tanya Arsya tanpa menoleh sedikitpun.
"Yang Lo liat tadi siang-"
"Gue tau, ga seharusnya Lo yang jelasin, dan gue liat semuanya bahkan saat Lo ribut sama dia."
"Sya Awan di-"
"Gue masuk duluan, Makasih." Ucap Arsya yang ternyata mereka sudah sampai di depan Garasi rumah Arsya.
Arsya masuk ke kamarnya dan duduk di kursi meja belajarnya, dia membuka buku diarinya dan menuliskan sesuatu disana.
***
Nicho berkata pada Arsya bahwa Awan akan pergi ke Jakarta untuk mewakili sekolahnya dalam perlombaan. Diposisi itu Awan sama sekali tidak dikabari oleh Awan, entahlah Arsya pun tidak tau apa yang salah. Bukankah dia yang seharusnya marah pada lelaki itu??
Namun tak ayal, Nicho tetap memberitahu nya kabar tentang Awan, meskipun Arsya tak memintanya.
"Hari ini dia berangkat, Lo ngga mau nurunin ego Lo buat ngehubungi dia duluan??" Tanya Nicho saat dirinya dan Arsya tengah duduk santai digazebo taman.
Arsya menggeleng, "Gue ngga bakal menghubungi dia sebelum dia sendiri yang ngehubungi gue." Tegasnya.
"Kalian udah hampir 2 Minggu saling diam, tau ga sih? kalau kalian kaya gini terus, kalian bakalan kalah sama ego kalian, Turunin sedikit ego Lo buat memperbaiki, gue tau mungkin Awan salah, tapi emang ngga bisa buat dibicarakan baik-baik bukannya malah menghindar kaya gini." Ucap Nicho meskipun dalam hatinya terucap kalimat lain.
Arsya terdiam menikmati semilir Angin sambil memikirkan ucapan Nicho. "Nanti gue hubungin dia."
Nicho tersenyum, "Ini baru sepupu gue." Ucapnya bangga.
Sesampainya di rumah, Arsya masuk ke kamarnya dan mengambil handphonenya untuk mengabari Awan, Arsya langsung menelepon Awan, Namun
'nomer yang anda tuju sedang sibuk.'
Arsya menghela nafas, 'mungkin emang lagi sibuk.'
tok tok tok
pintu kamarnya diketok dari luar oleh seseorang, "Sya, buka anjir."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗔𝗦𝗔(TAHAP REVISI)
Teen Fiction[𝐖𝐀𝐉𝐈𝐁 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐁𝐀𝐂𝐀] 𝐋𝐢𝐡𝐚𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐧𝐣𝐚 𝐢𝐭𝐮, 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐚𝐬𝐦𝐮, 𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢𝐚𝐧𝐦𝐮. 𝐆𝐞𝐥𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐫�...