02

4.1K 184 11
                                    

Nungguin ya?
Awas typonya ⚠

__________________

Sreekk

Riko meraih kerah jas putih yang dikenakan dokter yang menangani putrinya. Pria paruh baya itu menatap penuh amarah yang tersirat pada netra matanya.

"Apa rumah sakit secanggih ini tidak bisa menyelamatkan putriku?!" sentak Riko tepat didepan wajah dokter Tirta yang terlihat pasrah.

Disana terdapat Adel, wisnu juga Linda ibunda Aylin. Mereka hanya menatap Riko miris. Adel hanya bisa menenangkan Linda yang sedari tadi tak henti-hentinya menangis.

"Sudah, ini rumah sakit om." ucap Wisnu mencoba melerai. Riko menampis kasar tangan Wisnu.

"Berapa?! berapa uang yang harus ku bayar agar putriku kembali? .. katakan!" sentak nya lagi.

"Maaf Pak Riko .. prosentase keselamatan sangat kecil jika melihat kecelakaan yang menimpa putri Bapak--"

"Saya gak peduli! Dia putri saya dokter Tirta .. dia putri saya satu-satunya! Saya rela membayar berapapun harganya asal dia bisa kembali, hiks hiks." ujar Riko dengan nada menyayat hati. Bahkan Wisnu pun berlinang air mata melihat kondisi Riko saat itu.

"Maaf Pak Riko, saya dan tim sudah berusaha semaksimal mungkin. Ini sudah kehendak yang maha kuasa." mendengar jawaban itu, Riko hanya bisa menatap nanar ke depan dan harus menerima fakta bahwa putrinya telah tiada.

"Gak mungkin."

Brukk

Tak kuat menopang tubuhnya sendiri, pertahanan Riko runtuh begitu saja.

"Mass!" Linda sesenggukan memeluk suaminya yang juga hanya bisa menatap kosong.

Wisnu menarik Adel untuk menjauh.

"Kita beritahu sekarang?" tanya Wisnu, Adel sendiri tak mampu membayangkan bagaiman kedepannya jika Faro menyadari hal ini.

Wisnu mengeluarkan benda pipih itu dari saku celananya dan mencari kontak Dion disana.

"Halo Yon."

"Halo Nu, napa? Disana baik kan? Gimana kata dokter? Operasinya berjalan lancar?"

Adel dan wisnu terdiam beberapa detik sebelum Wisnu bertanya tentang keadaan Faro.

"Faro gimana Yon? Dia udah sadar?"

"Dokter bilang dia hanya cidera kepala dan ga parah, mungkin satu jam kedepan dia bakal siuman. Kenapa Nu? Disana baik kan? Lo malah nanya balik,"

"Yon, gue mau ngomong sama lo kalau___"

"..."

__________________

"Lo telpon siapa sih Yon?" tanya Raka, Dion disini hanya diam. Perlahan ia menurunkan ponselnya. Dion menatap Raka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Dia juga bergantian menatap Sinta dan Antonio yang duduk disamping brangkar Faro. Keduanya pulang ketika mendapat kabar putra dan menantunya mengalami kecelakaan.

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang