40

964 46 10
                                    

Typo? maklum karena author keturunan dinosaurus

_____________

TING! *suara bel apartemen berbunyi.

"Biar Sena yang buka," Sena melepas celemek yang ia kenakan dan berjalan menuju pintu utama untuk mengecek siapa itu.

CEKLEK

"Sen!" gadis itu langsung ngacir kepelukan Sena. 

"Maafin aku .. kamu tau kan aku punya OCD? aku gak bisa tanpa kamu Sen, tolong maafin aku." katanya dalam pelukan itu. Sena menghela nafas panjang, ia sangat-sangat muak dengan wanita ini. 

"Lepas." Titah Sena dengan nada datar. 

"Gak! Aku gak mau lepasin sebelum kamu maafin aku dan balikan sama aku." Ungkap Nara tidak tau malu. 

"Nar, kita udah selesai .. lepasin!" titah Sena. 

"Gak mau!" dengan paksaan Sena melepas kasar lengan yang melingkar dipinggangnya itu. 

"Masih belum puas, main-main nya?" sarkas Sena. 

"Aku selalu maafin semua kesalahan kamu, aku selalu maklumin semua kebohongan kamu, bahkan aku rela nahan sakit ketika aku tau hal yang seharusnya aku gak tau! Aku berpikir kamu berubah seiring berjalannya waktu, aku berpikir apa yang kurang dari aku. Aku mencoba untuk membenahi itu, apa semua yang ku lakukan pernah nampak dimata kamu?? Enggak!" 

"Tapi aku gak bisa tanpa kamu Sen, aku gak bisa ngatasin OCD itu sendiri__"

"OCD?" kalimat Nara terpotong oleh kedatangan Mira. 

"Selama lo jadi sahabat gue, kayak nya hidup lo sehat-sehat aja. Lo??"

"OCD atau emang sasimo?"

DAMN!

Geram, Nara berniat meluncurkan tamparan untuk Mira. Namun, entah hal apa dalam dirinya yang menghentikan ayunan tangannya. 

"Kenapa berhenti?" Nara mengeraskan kepalan tangannya, menatap Mira penuh kebencian.

"Dari pada lo tambah malu, mending pergi dah .. gue mau tidur," ucap Mira enteng.

Gadis itu pergi dengan langkah jengkel. Sena menghela nafas panjang seakan ada beban berat dalam dirinya yang susah dihilangkan. Mira menoleh dan tersenyum. 

"It's okey .. lo gak pantes gamonin cewek sasimo kayak dia." Mira merangkul pundak Sena dan menepuk pelan seolah meyakinkan.
-------------------------

Sejak sepuluh menit tadi, jam  beker itu terus berdering di atas nakas. Tetapi, sang empunya belum juga terbangun. 

DRRTT

Gadis itu menggeliat kala ponsel yang tertindih oleh tangannya itu bergetar. 

"Engggh," Mira terusik dengan ponselnya yang terus bergetar dan menampilkan nama Faro disana.

"Halo? Bisa gak, nanti aja teleponnya? Masih ngantuk nih," ucapnya saat mengangkat telepon itu. 

"Nanti? Jadi, Galan akan bolos sekolah?"

Mendengar itu, Mira mengucek matanya dan melihat jam yang tertera pada ponselnya.  Seketika gadis itu membola dan langsung melempar asal ponsel yang masih terhubung dengan Faro. 

"Yaiiisshhh!! gue telaaaaaatt!"

Teriak Mira diseberang sana. Faro yang masih bisa mendengar itu hanya terkekeh lalu mematikan teleponnya. 

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang