19

1.2K 60 4
                                    

🤸⚠️

_____________

Mira yang berjalan perlahan memojokkan Faro pada dinding di seberang. Bahkan Mira mengunci pergerakan Faro dengan kedua tangannya.

"Ingat ya pak Faro. Anda tidak bisa membayar berapapun untuk kasih sayang saya pada Galan!" Ujar Mira diselingi penekanan pada kalimatnya.

Galan hanya memandangi keduanya yang tengah memperebutkan dirinya.

"Sok jual mahal"

Kata itu berhasil keluar dari mulut Faro, membuat sang empu membelalakkan matanya.

"Yaudah, kita tanya Galan. Dia pilih siapa, saya atau bapak"

Ucapnya dibarengi tatapan bengis.

"Galan, lihat muffin!"

Wanita itu mensejajarkan posisinya dengan bocah didepannya ini.

"Galan pilih Muffin, atau papa Faro?"

Baik Mira ataupun Faro, mereka sama-sama menunggu jawaban yang keluar dari muluh bocah itu.

Sedangkan Galan, bergantian melihat ke arah Faro juga Mira. Tak berselang lama, tentu bisa ditebak Galan memilih siapa.

Mira tentunya.

"Yeaah!"

Mira bersorak sembari membalas pelukan bocah itu. Mira dan Galan sama-sama melontarkan ejekan pada Faro yang menatap jengah pada keduanya.

"Udah ya pak, saya sibuk. Permisi"

Ucapnya sembari menggendong Galan menuju lantai bawah.

"H-hei! Tunggu!"

Faro mengejar Mira sampai diperkarangan apartemen Mira. Faro meraih pergelangan tangan Mira membuat sang empu, membalikkan tubuhnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Faro, sedangkan Mira membalasnya dengan tatapan permusuhan.

"Saya mau jalan-jalan sama Galan"

"Gak bisa!"

Faro menentang kalimat Mira, membuatnya mengerutkan dahinya.

"Lah? Ngatur. Ingat ya pak Faro, saya bukan lagi pegawai bapak yang bisa bapak atur semaunya" jelas Mira kemudian hendak pergi.

Ck!

Decakan sebal itu terdengar dari mulut Faro, dengan sekali tarikan Faro mampu menghentikan langkah Mira.

Keduanya saling melempar tatap satu sama lain, berbeda halnya karena tatapan kedua netra itu menyiratkan peperangan.

"Galan ini anak saya. Jadi saya berhak melakukan apa saja, selagi itu berhubungan dengan Galan. Paham?"

Seketika pergerakan Mira terkunci oleh perkataan Faro. Nyali nya ciut, dirinya hanya bisa menelan saliva-nya kasar.

"Saya antar"

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang