30

1.1K 51 12
                                    

Typonya awas

_____________

Faro membanting stirnya ke kiri dan menepikan mobilnya. Hal itu ia lakukan karena Mira terus memberontak. Mira melepas seatbelt-nya dengan susah payah kemudian langsung keluar dari mobil saat Faro lengah. Tak ingin kehilangan momen, Faro segera menyusul Mira dan menghentikan langkahnya.

"Lepasin! Bapak mau nyulik saya?!" teriak Mira tepat di depan wajah Faro.

"Gak nafsu. Lagian, kalau mau dijual pun gak akan laku." Timpal Faro. Mira membola mendengar jawaban itu, bisa-bisanya.

"Dih! Lepasin, atau saya teriak!"

"Kalau gamau? Gimana?" tanya Faro santai. Tangan kanannya ia gunakan untuk menahan pergelangan Mira, sedangkan tangan kirinya tengah diam didalam saku celananya. Bahkan kekuatan Mira memberontak tak berpengaruh apapun bagi Faro.

Geram, Mira langsung menggigit lengan berbalut kemeja putih itu.

"Aakkhhssshh!! Kamu ngapain sih Mir? Kenapa gigit?" ucap Faro dongkol.

"Bodo amat!" setelah mengatakan itu, Mira hendak pergi. Seperti biasa Faro akan mencekal pergelangan tangan nya dan menariknya agar mendekat. Faro mengukung Mira dengan kedua tangannya, sedangkan sang empu terpojok pada body mobil.

"Kamu gak ngerti juga ya?" ucap Faro dengan nada penekanan. Mira dengan susah payah menelan salivanya. Mendapat kesempatan, Mira mendorong dada bidang itu agar menjauh darinya.

"Kasih saya alasan kenapa Bapak segitunya sama saya?!" tegas Mira.

"Karena saya hanya mau kamu untuk Galan, bukan untuk orang lain. Galan lebih butuh kamu dari pada orang lain,"  jelas Faro

"Galan .. atau Bapak?"

Kerongkongan Faro tercekat. Sebenarnya, dua-duanya.

"Apapun deh Pak, jangan jadiin Galan sebagai alasan .. Pak Faro jangan khawatir, saya akan segera membayar denda itu." Ujarnya. Faro mengerutkan dahinya kemudian kembali menarik Mira.

"Baiklah .. bayar denda itu tiga kali lipat, saya tunggu sampai besok, kalau tidak__" Faro menjeda kalimatnya seraya menelisik dalam wajah penuh rasa takut itu.

"--Kamu akan tau akibatnya." lanjutnya.

"Shit! Lo apain Yara!"

BRUK!

Mira cengo melihat Faro tersungkur di tanah. Mira melihat siapa pelakunya dan ternyata adalah Raka. Dia datang dengan Dion saat itu.

"Pak Raka!" Mira bingung ingin menolong siapa saat itu.

"Semua ini, gak seperti yang lo lihat Ka!" sahut Faro mencoba menjelaskan. Raka menarik kerah kemeja Faro dan melayangkan bogeman mentah pada rahang kokoh pria itu.

BUGH!

"Pak Raka, cukup!" Mira mencoba untuk menghentikan perkelahian itu. Terlihat darah segar mengalir pada ujung bibir Faro akibat bogeman mentah tadi.

"Ka! Udah!" peringat Dion mencoba untuk menghentikan perkelahian kedua sahabatnya.

"Lo harus dengerin gue, Ka!" ucap Faro.

"Jh! Gue harus denger apa dari mulut orang munafik kaya lo, huh? Gila! Gue sahabat lo yo, kenapa lo kaya gini?!"

"Ka! Lo apaan sih? Bisa berhenti gak!?" lerai Dion.

"Kita dengerin penjelasan Gio dulu! Lo harus tau faktanya!" tegas Dion.

"Fakta apa lagi? Udah jelas dia nyentuh Yara, lo lihat sendiri kan tadi, Yon?"

a NEW SHEET for the COLD CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang